Chapter 84 Menjelang gala diner 2

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina dan Yudha sedang menuju bandara untuk menjemput kakek dan ibu Gina yang akan datang siang ini. Tidak berselang lama setelah mereka tiba di bandara, yang ditunggu pun akhirnya datang.

" Siang bu, kek. Bagaimana dengan perjalanan kalian?

Apakah ada kendala? "

Yudha menyapa mereka kemudian menatap kearah mereka bergantian

" Hmn, Berkat jet pribadimu kami tidak memiliki kendala sama sekali selama perjalanan hahaha"

Ucap sang kakek disertai tawa terbahak

" Kakek benar, perjalanan kami sangat lancar. Terimakasih nak Yudha"

Sahut Gadis

" Tidak usah sesungkan itu padaku. Kita sekarang kan sudah jadi keluarga "

Yudha memberika senyum mautnya.

" Sudahlah, kita teruskan perbincangannya dirumah saja. Kakek, ibu. kita langsung pergi ke rumah utama Kusuma ya. Kakek Wijaya dan nenek Julia sudah menunggu kalian berdua"

Gina memotong obrolan mereka. kemudian mereka pergi dari sana menuju rumah utama Kusuma.

Setelah melewati perjalanan kira - kira 1 jam dari bandara. Mereka tiba di rumah utama keluarga Kusuma. Kakek dan nenek Yudha sudah menunggu dan menyambutnya di depan rumah.

" Dirga, Gadis akhirnya kita bisa bertemu lagi. Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya? Bagaimana kabar kalian? "

Nenek Julia menyapa mereka, kemudian memeluk Gadis

" Tentu saja kabar kami sangat baik?

Bagaimana dengan kalian? "

Kakek Dirga menyalami nenek Julia kemudian memeluk kakek Wijaya

" Tentu aku baik. Mari kita berbincang didalam! "

Setelah melerai pelukan dengan kakek Dirga, Kakek Wijaya mengajak semuanya masuk dan duduk berbincang diruang keluarga.

" Ku kira kalian tidak akan setuju untuk hadir dalam acara gala diner itu? "

Kakek Wijaya memulai percakapan mereka

" Sebenarnya aku malas menghadiri pesta seperti itu, apa lagi jika harus berurusan dengan wartawan. Aku benar - benar tidak suka. Tapi kalau untuk mengumumkan Gina sebagai pewaris ku, tentu aku akan menyetujuinya. Ini sudah lama aku tunggu, Gina selalu saja bilang tidak siap. Sekarang ada Yudha disampingnya, dia tidak punya alasan lagi. Aku yakin kalau dia bisa membantu Gina mengelola perusahaan kami. Ditambah lagi dengan kerja sama kita untuk membangun cabang bisnis disini, akan lebih cepat membuat Gina belajar . Kurasa akan saling menguntungkan bagi perusahaan kita juga "

Terang kakek Dirga sambil mengesap teh yang disajikan nenek Julia

" Kamu benar, kolaborasi perusahaan kita tentu akan menguntungkan untuk kedua belah pihak. Ditambah lagi mereka berdua sekarang suami istri. Tentu perusahaan kita akan merajai dunia bisnis "

Kakek Wijaya bericara dengan senyum bangga penuh keyakinan

" Kalian hanya memikirkan perusahaan dan pekerjaan saja. Bagaimana mereka bisa punya keturunan jika selalu disibukkan dengan urusan bisnis, hah? "

Nenek julia bicara sengan nada ketus

" Tentu mereka bisa membagi waktu antara bisnis dan rumah tangga mereka. Benar kan? "

Kakek Wijaya bicara dengan begitu tenang dan itu mendapatkan balasan tatapan yang tajam dari sang istri, nenek Julia

" Sudah - sudah, kami akan pergi ke hotel untuk melihat persiapan gala diner besok. Kalian beristirahatlah! "

Yudha kemudian menggandeng Gina pergi meninggalkan obrolan teman lama itu

Dikediaman Atmaja semua sedang berkumpul membahas tentang gala diner. Orang tua Riko juga ada disana

" Apa kalian akan hadir dalam gala diner yang diadakan keluarga Kusuma?

Ku dengar acara itu dibuat semeriah mungkin. Dan banyak tamu dari kalangan atas yang diundang. bahkan pebisnis dari luar negeri pun akan hadir dalam acara itu? "

Tanya ayah Riko kepada keluarga Atmaja

" Tentu saja kami akan hadir. Ini kesempatan bagus untuk membangun relasi baru dalam bisnis. Jika kita bisa membangun relasi baru, kemungkinan perusahaan kita bisa lepas dari krisis dan terhindar dari kebangkrutan "

Arin bicara dengan tenang

" Tapi itu keluarga Kusuma, dan Yudha pasti tidak membiarkan kita mendapatkan relasi baru dengan mudah "

Riska berkata dengan ragu - ragu dan menundukkan kepala

" Kita akan membawa ayahmu. Gina tidak mungkin membiarkan Yudha melakukan apa - apa terhadap kakeknya "

Mata Arin memancarkan kelicikan

" Semoga saja itu benar nek. karena jika dilihat - lihat kak Gina yang sekarang itu telah berbeda jauh dari kak Gina yang dulu kita kenal "

Kata Siska dengan suara pelan

" Kalian tenang saja selama ada kakek tua Atmaja, Gina tidak akan bisa melakukan apa - apa pada kita "

Arin berkata dengan penuh keyakinan