Chapter 79 Hari menjelang pernikahan

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
" Tuan Kusuma, aku mendengar kalau kamu sudah menetapkan sebuah gala diner tanpa sepengetahuan ku?

Bagaimana bisa kamu tidak memberitahukan itu padaku? "

Gina berbicara dengan nada lembut dan manja dengan melingkarkan kedua tangannya dileher Yudha dan tangan Yudha memegangi pinggang Gina

" Nyonyaku, sebenarnya aku ingin membuatkan sebuah kejutan untuk mu, tapi sepertinya itu tidak berhasil, karena kamu sudah mengetahuinya "

suara Yudha terdengar lembut disertai senyuman yang begitu memukau

" Sebenarnya apa yang kamu rencanakan di pesta itu. kenapa hanya berselang beberapa hari dari pernikahan Siska dan Riko? "

Gina memicingkan mata dan bernada menyelidik

"Tidak ada, aku hanya ingin membuat pengumuman atas pernikahan kita dan memberi tahu semua orang siapa kamu sebenarnya. Mereka akan sangat terkejut mengetahuinya "

Ada sebuah senyuman licik yang tersungging di bibirnya disertai tatapan mata yang membuat orang merinding.

" Aku yakin itu akan jadi berita yang besar bagi negara ini dan jadi kejutan yang begitu menggemparkan untuk mereka "

" Tentu saja sayang. Cup

Jangan lupa memberi tahu kakek dan ibu untuk bersiap datang kemari saat gala diner"

Percakapan diakhiri dengan sebuah kecupan dikening Gina dan anggukan kepala gadis itu

" Tapi tuan, bolehkan aku meminta sesuatu padamu sekarang? "

" Apapun untukmu nyonya "

" Bisakah kamu membawa ku keluar untuk makan? Aku merasa sedikit lapar tuan "

" Tentu saja. Ayo jalan "

Yudha tersenyum dan menggandeng Gina keluar dari rumah menuju ke sebuah restoran.

Mereka terlihat begitu mesra, begitu serasi hingga semua tak berhenti memandang mereka dan membicarakan mereka berdua.

" Aku sungguh iri melihat tuan Yudha dan Gina, mereka sungguh serasi. Begitu mengagumkan "

" Benar, yang pria begitu tampan dan gagah dan yang wanita begitu anggun dan cantik. Sungguh pasangan yang serasi "

" Mereka berdua selalu membuatku iri "

" Mereka adalah pasangan yang luar biasa "

Setiap ada kekaguman, pasti juga ada yang merasa iri kepada mereka dan berusaha untuk bisa memiliki

" Ku dengar Gina itu pernah punya tunangan, tapi dia malah menikahi pria lain. Dasar wanita perayu. Dia sama sekali tidak cocok dengan tuan Yudha "

Sandra berkata dengan sinis kepada temannya

" Tapi San Gina itu juga salah satu putri dari keluarga terpandang di kota ini. Dia putri dari keluarga Atmaja "

" Hah, keluarga itu bahkan tidak ada apa - apanya dibanding keluargaku "

Teman - temannya hanya menggelengkan kepala mendengar kata-kata temannya

=========

Keluarga Atmaja tengah disibukan dengan persiapan acara pernikahan begitu pun keluarga Riko

" Kita harus mengundang semua bangsawan dari kota ini, aku mau pesta yang meriah untuk Siska "

Riska begitu antusias saat berbicara kepada Arin.

" Persiapan sudah hampir semua selesai. Aku tidak mau ada kekurangan dalam acara ini " Kqta Arin tenang

" Tenang saja bu, aku sudah mengatir semuanya "

Riska menjawab dengan senyum

Sementara di keluarga Riko

" Riko, kamu akan menikah tapi kenapa wajah mu murung seperti itu "

Ibu Riko memperhatikan wajah putranya yang terlihat sedih

" Bu, apakah aku harus menikah dengan Siska? Sejujurnya aku sudah merasa kecewa setelah pesta pertunangan kami waktu itu "

Riko menundukkan kepala dan berkata dengan ragu-ragu

" Kamu yang memilihnya dulu, padahal kami merencanakan pertunangan mu dengan Gina. Dan sekarang kamu ingin membatalkan pernikahan?

Kamu tidak bisa membatalkannya, karena hanya keluarga Atmaja yang bisa membantu kenangan perusahaan kita "

Ibu Riko berkata dengan lembut sambil mengelus pundak putranya

" Tapi bu,,,, aku,,, "

Sebelum Riko selesai berbicara ibunya sudah memotong perkataannya

" Sudahlah Riko jangan dipikirkan lagi. Kamu pernah sangat mencintainya, ibu yakin kamu bisa memperbaiki hubungan diantara kalian berdua "

" Baiklah bu, aku mengerti "

Riko menyudahi pembicaraan dengan ibunya. dan pergi meninggalkannya untuk mencari ketenangan. Tentu saja itu Nadia..

" Halo Nadia. aku akan ke tempatmu sekarang, aku merasa bosan dirumah. Dan aku hanya akan tenang dan nyaman saat bersama denganmu "

wajah Riko yang murung seketika berubah cerah setelah mendengar suara Nadia

" Tentu saja, aku akan menunggumu "

Setelah itu Nadia menutup panggilan teleponnya