Chapter 73 Mimpi buruk Gina

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Yudha telah selesai membahas masalah kerja samanya dengan Andika. Dia sedang menunggu Gina kembali. Melihat Gina telah keluar dari toilet, Yudha memperhatikan istrinya dari kejauhan sedang berjalan keluar dari toilet menuju ke arahnya. Dia mengernyitkan dahi. merasa ada sesuatu yang aneh dengan istrinya.

Dia bangkit dari duduknya dan dengan cepat menghampiri Gina. Gina berusaha tersenyum melihat Yudha yang mendekatinya , namun senyumannya terlihat getir dan sedih. Badannya gemetar namun berusaha tetap tenang dan kuat.

" Ada apa?

Apa kamu sakit? "

Suaranya begitu lembut, wajahnya terlihat begitu khawatir. Gina menatapnya dengan lekat dan berusaha tersenyum. " Aku tidak apa - apa "

Senyum dan kata - katanya membuat Yudha memicingkan mata. Gina melingkarkan tangannya pada tangan Yudha, tersenyum dan dengan lembut berkata " Mari kita pulang! "

Yudha menganggukkan kepala dan tersenyum.

Mereka berjalan menghampiri meja Andika.

" Kami permisi dulu pak Andika, yang lainnya akan kita bahas dirapat selanjutnya! "

" Baiklah, terima kasih Tuan Yudha! "

Mereka saling berjabat tangan kemudian Yudha dan Gina berjalan meninggalkan restoran diikuti Hendri dibelakang mereka.

Siska tersenyum sinis melihat Yudha dan Gina meninggalkan restoran.

" Lihat saja Gina, akan kubuat tuan Yudha juga membenci mu dan meninggalkan mu " Gumamnya

Gina terus memegang tangan Yudha. Pegangannya begitu kuat dan tangannya terus gemetar seperti ketakutan. Yudha mulai merasa cemas dan khawatir. Dia menoleh kesamping, melihat istrinya yang wajahnya begitu pucat

" Apa kamu benar baik - baik saja sayang, tanganmu berkeringat dingin "

" Aku tidak apa. Aku ingin pulang "

Suaranya terdengar sendu, membuat Yudha merasa sedih mendengarnya

" Baiklah kita pulang. Hendri Jalan! "

" Baik tuan! "

Sepanjang perjalanan, Gina terus menyandarkan kepalanya dibahu Yudha. Yudha sesekali menatap wajah istrinya yang ternyata sedang menutup mata, namun terlihat ada kegusaran diwajahnya, Gina terus mengernyitkan dahi dalam tidurnya.

Mereka telah tiba dirumah. Hendri membukakan pintu mobil untuk tuan dan nyonyanya.

" Kamu bisa langsung pulang "

" Iya tuan "

Yudha yang tak tega membangunkan istrinya yang sedang tidur, lantas menggendong Gina masuk kedalam Rumah. Menuju kamar mereka dilantai atas. Membaringkan Gina ditempat tidur dengan perlahan supaya tidak membangunkannya , menyelimutinya dan tak lupa mencium keningnya dengan lembut.

Yudha hendak meninggalkannya ke ruang kerja, namun langkahnya terhenti mendengar suara Gina. Dia menoleh, melihat Gina yang tengah gelisah dan mengigau

" Jangan tinggalkan aku,,, ku mohon,,, keluarkan aku dari sini. Aku tidak Gila. Nenek,,, tante,,,, jangan tinggalkan aku sendiri disini. Aku tidak gila. Ayah,,, kakek,,, tolong aku. Keluarkan aku dari sini. Hiks Hiks Hiks... "

Air mata menetes disela kedua matanya yang tertutup rapat. Membasahi bantal dengan sarung berwarna biru terang. Dia terus menggelengkan kepalanya, tangannya mencengkeram selimut yang menutupi badannya dengan begitu kuat, hingga kukunya terlihat berwarna putih.

Yudha bergegas mendekatinya, menggenggam tangannya dan berusaha melepaskan cengkeraman tangannya yang kuat agar tidak melukai dirinya sendiri karena kuku yang tertancap. Hatinya sakit melihat Gina yang terus mengigau disertai keringat dingin.

" Sayang bangun, buka mata mu. Itu hanya mimpi buruk "

Yudha menggoyangkan tubuh Gina tapi tetap tidak berhasil

Yudha mengambil handuk kecil untuk menghapus keringatnya. Gina masih belum bisa tenang dalam tidurnya. Yudha memutuskan naik ketempat tidur, menyibakkan selimut dan mendekap Gina dengat erat dipelukannya. Gina terus terisak dalam tidurnya

" Bangunlah, kumohon,,, buka mata mu,,!!

Tanpa terasa air mata Yudha pun ikut menetes. Dipeluknya Gina lebih erat.

Setelah beberapa lama akhirnya Gina membuka mata dan berbalik memeluk Yudha dengan erat. Dia masih terisak dan bicara disela isak tangisnya

" Aku tidak mau masuk rumah sakit jiwa lagi, aku takut berada disana. Disana begitu gelap,, Tidak ada seorang pun yang mempercayaiku,, aku sungguh tidak gila,, mereka memasukan ku kedalam rumah sakit Jiwa. Ku mohon kamu jangan tinggalkan aku! "

Hati Yudha bagaikan tersayat mendengar perkataannya.

" Ya Tuhan, apa yang sudah dia alami sebenarnya?

Kesedihan macam apa yang mereka berikan, hingga dia mengalami trauma seperti ini?

aku akan membuat mereka membayarnya bahkan 1000 x lipat. Hingga mereka berfikir lebih baik mati daripada tetap hidup! "

pikirnya dan kilatan kemarahan dan kebencian terpancar di mata Yudha.

Dia memeluk, menundukkan kepala dan mencium pucuk kepala istrinya.

" Aku tidak akan pernah meninggalkan mu sendiri. Kamu tenang saja, karena sekarang ada aku disampingmu. Tidak akan ku biarkan orang lain melukai dan menyakitimu kedepannya. Aku akan mendukungmu apapun yang kamu lakukan. Dan aku akan membalas semua perbuatan mereka padamu "