Chapter 57 Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Riko meninggalkan kediaman Atmaja dengan suasana hati yang kacau. Awalnya dia ingin tetap menikah dengan Siska, mengingat perjuangan mereka dalam mempertahankan hubungan selama ini.

Akan tetapi setelah kejadian beberapa hari ini, dia menjadi ragu. Apakah setelah menikah semuanya akan baik - baik saja?

sedangkan sebelum menikah saja Siska tidak memberikan kepercayaan penuh terhadapnya.

Dia meminta bantuan orang lain untuk mengawasinya.

Ditengan kebingungannya dia menghubungi orang lain.

" Apa kita bisa bertemu?

Aku sangat membutuhkanmu saat ini? "

" Baiklah "

Riko bergegas menemui seseorang yang dirasa dapat memberikan ketenangan padanya saat ini.

Sesampainya dirumah Nadia dia langsung mengetuk pintu dan tampaklah dari balik pintu, seorang gadis cantik yang tersenyum lembut dengan balutan dress pendek selutut.

" Hai "

Riko menyapa terlebih dahulu dan meraih pinggang gadis itu untuk dipeluknya.

" Hai sayang. Masuklah dulu! "

Nadia mempersilahkan Riko masuk dan mereka menuju ruang tamu.

" Bukankah kamu bilang hari ini ada pertemuan yang penting?

Bagaimana kamu bisa datang kesini? "

Nadia duduk disamping Riko dan berbicara dengan manja

" Iya, tapi aku tidak menghadiri acaranya sampai selesai. Bahkan aku menyesal datang kesana! "

Wajah Riko seketika berubah murung

" Ada apa sebenarnya?

kenapa kamu terlihat sedih? "

Riko hanya diam tidak menjawab perkataan Nadia.

" Sudahlah kalau kamu tidak ingin membicarakannya.

Jangan sedih lagi lebih baik kita nikmati kebersamaan kita saja"

Ucap Nadia dengan senyum genitnya.

Riko pun kemudian tersenyum.

" Apa kamu sudah makan?

Biar aku maskkan sesuatu untukmu "

Riko menggelengkan kepala sebagai jawaban. Dan Nadia pun bergegas kedapur untuk memasak

Riko terpesona melihat kecantikan Nadia saat memasak, diapun menghampiri Nadia dan memeluknya dari belakang, mencium bagian leher gadis itu. Nadia yang awalnya terkejut kemudian tersenyum kepada Riko

" Berhentilah menggangguku, biarkan aku selesaikan masakan ini dulu untukmu. Kamu bilang belum makan dan lapar? "

" Aku memang lapar, tapi aku tidak ingin makan masakanmu. Aku hanya ingin memakanmu "

Riko mematikan lagi kompor dan menggendong Nadia kekamar tidur.

Nadia hanya tersenyum dengan melingkarkan tangan dileher Riko.

Mereka melepaskan ciuman dengan penuh keintiman dan berakhir dengan Riko yang melepaskan setiap helai pakaian mereka.

Menikmati setiap inci dari tubuh sang gadis. Melepaskan hasratnya sebagai laki - laki.

Mereka berdua kelelahan dan Riko memeluk Nadia yang berbaring disampingnya.

" Bagaimana dengan pernikahanmu, apa kamu akan tetap melangsungkan pernikahan dengan tunanganmu itu "

Nadia bertanya dengan memandang menatap Riko.

" Entahlah, aku tidak ingin pernikahan ini terjadi. Tapi ayah dan ibu sangat ingin aku menikahi salah satu gadis dari keluarga itu "

Riko berbicara dengan memejamkan mata dan suara yang lemah

" Tapi aku tidak akan pernah membiarkan pernikahan itu terjadi, kamu akan bertekuk lutut dihadapanku " Pikir Nadia disertai senyum licik

Mereka berduapun akhirnya tertidur karena kelelahan setelah aktivitas mereka.

=========

Siska baru kembali dari rumah sakit, pergelangan tangannya terlihat diperban.

" Ibu,, apa yang harus kita lakukan?

apakah Riko masih mau menikah denganku?

Gina menjebakku bu, aku tidak bermaksud memata - matai Riko "

Siska berbicara berdua dengan sang ibu. Mencari solusi dari hubungannya

" Kamu tenang saja, keluarga Riko tetap ingin kamu jadi menantunya. Jadi pernikahan akan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana semula "

Riska mengusap bahu sang anak untuk menenangkan

" Tapi bu Riko sepertinya marah padaku.

Ini semua salah Gina!

Awas saja perempuan jang itu, pasti akan kubalas dia. Kalau perlu akan kulenyapkan dia dari muka bumi ini "

Emosi Siska memuncak mengingat Gina yang dibela oleh Yudha

" Kamu jangan gegabah Siska, ini akibat kecerobohanmu menggunakan kekerasan kepada Gina dihadapan Yudha "

" Kamu harus lebih berhati - hati dalam mengambil langkah selanjutnya. Jangan biarkan kamu terjebak lagi oleh perangkap Gina! "

" Baik bu, aku mengerti dan aku akan lebih waspada dalam menghadapi Gina. Gina yang sekarang lebih berani dan juga licik . Kita tidak bisa sembarangan dalam bertindak "

Kedua ibu dan anak itu saling berpandangan memancarkan kilatan kelicikan dimatanya