Chapter 37 Kediaman Sanjaya

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Mereka menikmati makan malam dengan suasana hangat sambil berbincang.

Gina menyendokkan nasi dan juga lauk untuk Yudha.

Selesai makan Dirga mengajak yudha bermain catur dirunag keluarga

"Kenapa kamu menikahi cucuku tanpa memberi tahu kami?"

Dirga mulai mengintrogasi Yudha sambil menjalankan catur

"Maaf kek, semua terjadi begitu cepat sehingga kami tidak sempat memberi tahu kakek dan ibu"

Yudha tetap menjaga ketenangannya saat berbicara

"Sudah berapa lama kalian menikah?

bahkan akupun tau pernikahan kalian dari Julia. Mungkin jika dia tidak memberi tahuku akan ini, aku tidak akan pernah tahu"

Nada suara Dirga terdengar tegas dan penuh kekecewaan

"Kakek,, ini bukan salah Yudha, aku yg ingin cepat-cepat menikah"

Gina ikut bergabung sambil membawa minuman juga cemilan

"Meskipun ini keinginanmu, apa salahnya memberi tahu kami"

Dirga ingin memberi pelajaran kepada anak muda ini karena menikahi cucunya tanpa sepengetahuannya. Dalam hatinya dia senang mereka menikah. Karena itu juga merupakan keinginannya.

"Sudahlah yah, biarkan saja mereka menentukan masa depan mereka. Kita doakan saja yg terbaik untuk mereka berdua"

Gadis tersenyum membela putri dan menantunya

"O iya kek, aku memiliki hadiah untuk kakek dan ibu"

Gina meminta pembantu membawa hadiah dari bagasi mobil. Itu adalah Guci dan lukisan serta beberapa vitamin yg dibelinya tempo hari di mall setelah menikah.

"Aku tahu kakek pasti menyukai guci antik ini. Lukisan ini juga dari pelukis yg terkenal kan bu, bisa jadi koleksi ibu untuk di galeri"

Dirga dan gadis tersenyum mendapat hadiah itu

"Terima kasih, selera dan pengetahuan mu memang bagus" Sang kakek memuji setelah melihat hadiah yg diberikan Gina

"Benar"

Gadis juga tersenyum dan memuji Gina

"Apa kalian sudah merencanakan pesta pernihakan?"

"Belum bu, tapi nenek bilang dia dan kakek akan mengurunya"

Yudha berkata dengan tenang sambil menyeruput minumannya

"Baiklah, nanti kami akan mengunjungi kakek dan nenekmu untuk membahas ini"

Gadis menimpali perkataan Yudha

"Sudah malam, aku akan kekamar untuk beristirahat, sebaiknya kalian juga pergi istirahat"

Sang kakek berdiri meninggalkan ruang keluarga diikuti yang lainnya

Gina sedang duduk diranjang sambil menggunakan laptopnya. Sedangkan Yudha berdiri melihat buku-buku di kamar Gina

"Aku tidak tahu kalau kamu begitu memiliki minat mengenai bisnis. Kamu suka sekali membaca buku bisnis?"

Tanya Yudha sambil membuka dan membolak balik buku Gina

"Aku memang suka membaca tentang buku bisnis, karena dari dulu kakek selalu mengajariku tentang bisnis sebelum nanti aku memegang kendali perusahaan kakek"

"Tapi aku tidak ingin jadi pemimpin perusahaan kakek, ya setidaknya untuk sekarang ini. Aku masih menikmati pekerjaanku"

Yudha meletakkan buku itu kembali keatas rak dan berjalan kesisi Gina. Dia mengambil komputernya dan meletakkannya di meja samping tempat tidur.

Dia menyibakkan selimut dan duduk disebelah Gina. Melingkarkan tangannya disekitar pinggang Gina dan menjadikan bahunya sandaran untuk kepala sang istri.

"Aku tidak akan melarang mu melakukan apapun. Selama kamu senang aku akan mendukungmu. Entah kamu memilih tetap bekerja diperusaan ku, perusahaan keluarga Atmaja, ataupun mengambil alih perusahaan kakek. Aku akan selalu berada disampingmu"

Yudha berkata dengan lembut dan mengecup puncak kepala sang istri

"Terima kasih karena bersedia mendukungku. Tapi aku masih belum memberi pelajaran pada Arin, Riska dan Siska. Mereka begitu serakah, apakah dengan mengambil perusahaan itu mereka akan menderita?"

"Bagaimana menurutmu?"

Gina mendongakkan kepala dan menatap mata sang pria

"Mereka tidak akan mudah menyerah, kita akan mengambil semua yang mereka punya dan menendang mereka kejalanan"

Kata Yudha dengan senyun liciknya.