Chapter 148 BAB 146

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Karena hari Minggu, Dina merasa bosan apabila hanya tinggal di rumah saja, ia pun mengirim pesan pada sahabatnya si Rena untuk nongkrong di café.

Dina : Nongkrong yuk?

Rena : Enggak bisa, kamu tahu kan aku baru saja kecelakaan?

Dina : Oh iya, kalau begitu, aku ke rumahmu saja ya?

Rena : Okey.

Setelah berkirim pesan dengan Rena, Dina pun bersiap – siap untuk berangkat ke rumah Rena. Saat akan keluar dari pintu rumah, mamanya Dina menyapanya.

“Mau ke mana sayang?” tanya mamanya Dina.

“Ke rumah Rena, Ma,” jawab Dina setelah berbalik badan karena dipanggil mamanya.

“Kamu enggak bawa mobil?” tanya mamanya Dina.

“Pakai motor saja Ma, lebih cepat sampainya,” jawab Dina sambil tersenyum. Setelah itu ia melesat ke rumah Rena menggunakan motor matic kesayangannya.

Setelah kepergian Dina, adik Dina keluar dari dalam kamarnya. Ia menuruni tangga hendak menonton televisi bersama mamanya.

“Kak Dina ke mana Ma?” tanya adik Dina.

“Katanya mau ke rumah Rena, Dit,” jawab mamanya Dina yang ternyata juga mamanya Adit.

“Oh Kak Rena, kemarin Adit dengar Kak Rena habis kecelakaan ya Ma?” tanya Adit pada mamanya.

“Iya, karena itu Kakakmu mau menjenguknya, kemarin pulang dari Singapura dia belum sempat menjenguk Rena,” balas mamanya.

Adit pun mengerti, karena kemarin Dina ke Singapura untuk menjemput Adit yang liburan ke rumah tantenya yang tinggal di Singapura.

Sesampainya Dina di rumah Rena, ia segera masuk seperti biasanya. Di rumah itu Rena tinggal sendiri karena ibunya tinggal di rumah Ricko, sedangkan ayahnya sudah meninggal sejak Rena masih kecil. Saat Dina masuk, ia melihat Rena sedang duduk di depan televisi.

“Bagaimana keadaan kamu sekarang?” tanya Dina pada Rena.

“Sudah lebih baik Din, makasih ya udah datang,” jawab Rena.

“Kita kan sahabat, kenapa kamu ngucapin makasih segala coba? Nih aku beliin buah, jangan lupa di makan biar cepat sehat,” balas Dina sambil duduk di samping Rena.

“Eh kemarin kan aku ke Singapura jemput adikku si Adit, aku ketemu sama cowok ganteng dan dewasa banget, terus aku dikasih nomor ponsel dia loh?” ujar Dina tiba – tiba pada Rena.

“Ah yang bener? Mau dong?” pinta Rena ingin mengenal laki – laki itu juga.

“Jangan, ini cowok incaranku. Jangan macam – macam Rena sayang…” balas Dina lalu tersenyum.

“Aku juga punya incaran, dia majikan ibuku, orangnya juga tampan dan kaya, tapi sayangnya sudah punya istri,” ucap Rena dengan cemberut.

“Hahaha, jangan bilang kalau kamu mau jadi pelakor?” tanya Dina pada Rena.

“Ya… siapa tahu dia jodohku yang kini sedang ditikung, hahaha,” jawab Rena dengan pedenya.

Akhirnya mereka pun berbincang – bincang dan bertukar cerita tentang laki – laki tampan yang ternyata adalah laki – laki yang sama yaitu Ricko.

Rumah Ricko

Kini Ricko, Intan, Melly, Vina, dan Rita sedang makan siang bersama di meja makan. Tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya, yang terdengar hanyalah bunyi dentingan sendok, garpu, dan piring. Tidak berapa lama Ricko bersin – bersin yang membuatnya tersedak. Intan terkejut lalu memberikan minum pada Ricko dan mengusap punggung Ricko. Ketiga teman Intan menyaksikan betapa perhatiannya Intan pada suaminya, mereka pun jadi salah tingkah dan merasa malu sendiri. Sehingga mereka segera menyelesaikan makannya supaya bisa segera pulang.

“Mas, kamu kenapa?” tanya Intan khawatir pada Ricko karena ia tersedak sampai wajahnya memerah.

“Tiba – tiba aku ingin bersin saat makan, sepertinya ada yang membicarakanku dibelakangku,” jawab Ricko sambil mengusap bibirnya dengan tisu.

Setelah makan, Vina, Melly, dan Rita pamit pulang dari rumah Ricko. Intan pun mengantar mereka sampai di teras rumah. Setelah teman – temannya pulang, Intan masuk ke dalam rumah dan melihat Ricko sedang duduk di sofa ruang keluarga, Intan pun duduk di sampingnya.

“Ini adalah brosur dan formulir untuk masuk kuliah, kamu bisa baca – baca dulu sebelum mengisi formulirnya,” ujar Ricko sambil menyerahkan formulir dan brosur pada Intan. Intan pun menerimanya lalu membacanya, sedangkan Ricko membaringkan tubuhnya di sofa itu lalu menaruh kepalanya pada paha Intan. Intan pun membelai rambut Ricko sambil tersenyum.

Author mohon maaf apabila ada keterlambatan update untuk beberapa hari ke depan, karena ada sesuatu hal yang harus saya urus di dunia nyata, sehingga saya tidak bisa update secepatnya. Saya harap para pembaca sekalian membaca catatan kecil ini dan bisa memakluminya.

Bagi yang sering mengeluh lupa alur cerita, kalian bisa membaca ulang mulai dari bab 1 ya Kakak, sekalian like bab yang belum di like. Itu adalah cara yang sangat efektif supaya kalian tidak lupa dengan alur ceritanya. Terima kasih. ????????