Chapter 131 BAB 130

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sementara itu di rumah sakit, Bu Ani sedang duduk di sebuah kursi samping tempat tidur Rena. Ia menyuapi Rena dengan bubur yang dibagikan oleh perawat barusan tadi. Meskipun Rena selalu membangkang dan melawannya, tapi Bu Ani akan selalu menyayangi Rena. Bagaimanapun Rena adalah anaknya.

“Kenapa bisa seperti ini Ren?” tanya Bu Ani pada Rena. Rena melirik ibunya dengan kesal.

“Ibu masih peduli sama Rena?” tanya Rena pada Bu Ani dengan ketus.

“Tentu saja. Kamu anak ibu satu – satunya, Rena,” jawab Bu Ani dengan sabar.

“Lalu kenapa Ibu tidak mendukung Rena?” tanya Rena lagi menaikkan nada suaranya.

“Ibu akan mendukung kamu, asal itu mengarah ke dalam hal kebaikan. Ibu harap kamu tidak mengganggu majikan baru ibu, Rena,” balas Bu Ani. Rena pun cemberut dan tidak bicara lagi pada ibunya.

Malam hari Ricko sudah berbaring di atas tempat tidur dan bersandar pada sandaran tempat tidur sambil membaca buku yang ia beli tadi siang. Intan sedang menggosok gigi dan mencuci muka di dalam kamar mandi.

Saat Intan keluar dari dalam kamar mandi, Ricko melihat Intan memakai piyama yang biasa dipakai Intan sebelum tidur. Ricko pun melambaikan tangannya pada Intan dan menepuk tempat tidur di sampingnya supaya Intan duduk di sampingnya.

“Ada apa Mas?” tanya Intan pada Ricko setelah duduk di tepi tempat tidur.

“Kenapa tidak memakai lingeria yang kita beli tadi siang?” tanya Ricko sambil membelai rambut Intan dan menyisipkan anak rambut yang berantakan ke telinganya.

“Kan kalau baru beli harus dicuci dulu Mas. Apa lagi itu ada di patung, pasti kotor karena banyak debu yang menempel. Nanti aku gatal – gatal,” jawab Intan menjelaskan.

“Oh iya kamu benar, aku sudah tidak sabar melihatmu memakainya,” ujar Ricko sambil menciumi leher Intan.

“Hentikan, itu membuatku geli Mas!” seru Intan sambil mendorong dada Ricko yang mendekat padanya. Ricko pun memeluk pinggang Intan lalu membaringkannya di tempat tidur. Intan tersenyum sambil menatap mata Rikco. Intan tahu ada gairah di sana.

“Aku mencintaimu,” ucap Ricko di depan wajah Intan sambil tersenyum.

“Aku juga Mas,” balas Intan ikut tersenyum juga.

Ricko pun mencium bibir Intan hingga akhirnya percintaan pun terjadi.

Keesokan harinya Ricko bangun pagi – pagi sekali lalu mandi dan berganti pakaian. Setelah itu ia mengambil kopernya yang ada di atas almari lalu membuka almari dan mengambil beberapa pakaian lalu memasukkannya ke dalam koper. Ia akan terbang ke Singapura hari ini setelah mendapat kabar bahwa Pak Bambang sudah bisa pulang ke Indonesia.

Intan membuka matanya lalu melihat Ricko yang sudah berpakaian rapi sedang mengemasi pakaiannya. Intan pun terkejut dan segera duduk sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya.

“Mas Ricko mau ke mana?” tanya Intan ingin tahu.

“Singapura. Aku akan menjemut papa,” balas Ricko tanpa mengalihkan pandangannya dan tetap mengemasi barangnya.

“Aku ikut Mas,” rengek Intan sambil menurunkan kakinya ke lantai.

“Jangan, kamu sedang hamil. Nanti kamu mabok lagi,” balas Ricko khawatir kalau Intan muntah – muntah lagi, itu akan mengurangi berat badannya yang akan memengaruhi nutrisi ke anaknya. Intan pun cemberut karena Ricko tidak mengajaknya. Ricko yang melihat Intan cemberut segera menghampirinya.

“Aku akan segera kembali, jangan ngambek ya? demi anak kita,” ujar Ricko ambil merapikan rambut Intan. Intan pun mengangguk mengerti.

Setelah itu Intan mandi dan berganti pakaian lalu turun bersama Ricko untuk sarapan pagi. Setelah sarapan, Intan mengantar Ricko sampai di halaman rumah karena taksi yang dipesan Ricko secara online sudah datang.

“Hati – hati Mas, jaga dirimu baik – baik,” ujar Intan pada Ricko dengan sedih.

“Iya, kamu juga jaga diri dan anak kita. Aku mencintamu,” balas Ricko lalu mengecup kening Intan dan memeluknya dengan erat. Intan pun membalas pelukan Ricko lebih erat, entah kenapa Intan merasa tidak ingin Ricko pergi.

Saat taksi melaju menjauh dari rumah, Intan menyaksikan kepergian Ricko sambil menitikkan air matanya.

“Mas, aku harap kamu baik – baik saja dan pulang dengan selamat,” gumam Intan sebelum masuk ke dalam rumah.