Chapter 107 BAB 106

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Setelah menangis Intan merasa kepalanya pusing. Kepalanya tiba – tiba terasa sangat berat. Ia memegangi kepalanya dan menggigit bibir bawahnya berusaha bangkit hendak naik ke tempat tidur. Tapi matanya tiba – tiba gelap dan merasa tidak ada tenaga. Tidak berapa lama ia pun jatuh pingsan di lantai.r

r

Sementara itu Ricko di ruang fitnesnya merasa kelelahan dan berhenti mengayuh sepeda statisnya. Nafasnya memburu dan keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Ia turun dari sepeda statisnya dan keluar dari ruang fitnesnya hendak pergi ke dapur karena merasa haus.r

r

Ketika ia melewati kamarnya yang pintunya terbuka, ia melihat Intan tergeletak di lantai tidak sadarkan diri. Ia segera masuk ke dalam kamarnya dan menghampiri Intan. Setelah itu ia mengangkat tubuh Intan dan membaringkannya di tempat tidur.r

r

Setelah itu ia mengeluarkan ponsel di sakunya dan menelepon dokter Amanda. Tapi sayangnya yang menerima telponnya adalah asistennya yang mengatakan bahwa dokter Amanda sedang melakukan operasi di ruang operasi.r

r

Ricko pun segera membuka almari lalu mengambil kaos dan memakainya. Setelah itu ia menggendong tubuh Intan keluar dari dalam kamar dan menuruni tangga. Ia ke garasi membuka pintu mobilnya dengan sudah payah dan membaringkan tubuh Intan di kursi belakang. Ketika hendak masuk ke kursi kemudi, ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Ia pun keluar melalui pintu garasi dan melihat Romi di teras rumahnya.r

r

“Rom cepat ke sini!” Panggil Ricko sambil melambaikan tangannya. Romi pun menghampiri Ricko yang terlihat panik dan kelelahan.r

r

“Ada apa Rick?” Tanya Romi heran.r

r

“Intan pingsan. Bantu aku membawanya ke rumah sakit.” Ujar Ricko lalu masuk ke dalam garasi di mana mobilnya berada. Romi pun mengikutinya. r

r

Romi membuka pintu belakang mobil Ricko dan hendak masuk. Tiba - tiba Ricko menahan pundaknya. r

r

“Kamu mau ngapain?” Tanya Ricko pada Romi.r

r

“Tentu saja membantumu membawa Intan ke rumah sakit Rick.” Jawab Romi tanpa dosa.r

r

“Dia istri siapa?” Tanya Ricko gemas dengan Romi.r

r

“Istrimu. Lalu kenapa?” Ujar Romi tidak paham.r

r

“Kamu yang mengemudi mobilnyalah Rom. Aku yang menemani Intan di belakang.” Balas Ricko lalu masuk ke dalam mobil di mana Intan berbaring. Romi pun mengerti dan segera masuk ke kursi kemudi lalu menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil itu ke rumah sakit.r

r

Di dalam mobil Ricko memeluk Intan dan menyandarkan kepala Intan di dadanya. Ia membelai wajah Intan dan menyeka keringatnya. Romi memperhatikannya dari kaca di depannya.r

r

‘Pemandangan apa ini? Aaaah nasib jomblo jadi iri deh.’ Batin Romi.r

r

“Kenapa Intan tiba – tiba pingsan Rick?” Tanya Romi dalam perjalanan menuju rumah sakit.r

r

“Aku juga tidak tahu. Aku menemukannya sudah tergeletak di lantai.” Jawab Ricko.r

r

“Oh kirain habis kamu ajak main. Hahaha.” Balas Romi dan tertawa. r

r

“Kenapa kamu berpikir seperti itu? Dasar otak porno.” Balas Ricko sewot.r

r

“Aku melihatmu ngos – ngosan dan sangat berkeringat.” Jawab Romi tersenyum nakal.r

r

“Aku habis berolahraga. Jangan banyak bicara. Kemudi yang benar dan jangan melihat ke belakang lagi.” Balas Ricko.r

r

Setelah sampai di rumah sakit, Ricko segera mengangkat tubuh Intan keluar dari dalam mobilnya lalu membawanya masuk ke dalam UGD. Selagi menunggu Intan di periksa, Ricko menunggu di luar UGD dan duduk di sebuah kursi. Sedangkan Romi memarkirkan mobil Ricko di tempat parkir rumah sakit.