Chapter 70 BAB 70

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sesampainya Ricko dan rombongan di bandara Singapura, ambulans sudah menanti mereka. Ricko sudah mempersiapkan segalanya sebelum berangkat ke Singapura melalui koneksinya.

Sesampainya di rumah sakit Pak Bambang di periksa secara menyeluruh. Setelah itu dokter dari Indonesia membicarakan tentang keadaan Pak Bambang selama di rawat di Indonesia kepada dokter yang akan merawat Pak Bambang di Singapura.

Selama Pak Bambang di periksa Ricko duduk di kursi ruang tunggu sambil membuka email dari Lia dan Romi.

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578129436520.jpg-original600webp?sign=950cb92dee568e075df3163df014c4c6&t=5e72b600)

Ia juga sesekali memandangi foto Intan yang sedang berfoto bersamanya beberapa minggu lalu. Ia tersenyum sambil memandangi foto itu.

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578129436517.jpg-original600webp?sign=27e495ed358ec2d759601a26e68fce15&t=5e72b600)

Sementara itu Bu Sofi dan pembantunya langsung menuju apartement yang di sewa Ricko.

Sore hari setelah pulang bekerja, Romi mampir ke rumah Ricko dengan membawa martabak manis. Ia mengira karena Ricko pergi ke Singapura, maka Intan akan tinggal di rumah sendirian. Ia tidak tahu kalau Intan di pulangkan Ricko ke rumah orang tuanya.

Saat ia sampai di depan gerbang, gerbang itu terkunci. Ia memencet bel beberapa kali tapi tidak ada satu orang pun yang muncul.

"Apa ia sedang keluar?" Gumam Romi lalu pergi meninggalkan rumah Ricko.

Sesampainya di rumah, Romi menaruh martabak manis di atas meja makan yang kebetulan ada Vina sedang mengambil air minum di dapur.

"Waaaah... tumben pulang bawa makanan?" Ujar Vina senang sambil membuka pembungkus martabak manis.

"Kalo mau makan aja. Jangan berisik." Ucap Romi jutek lalu naik ke atas menuju kamarnya.

"Kakak kenapa sich jutek amat?" Ujar Vina sambi memakan martabak manis yang hampir dingin.

Di dalam kamarnya Romi duduk di tepi ranjang sambil mengacak - acak rambutnya.

"Aaarrrggghhh! Aku ini kenapa? Kenapa aku nyamperin Intan ke rumah Ricko? Jelas - jelas dia dan Ricko sudah menikah. Aku siapa? Bahkan dia tidak pernah menganggapku spesial di hatinya." Gumam Romi di dalam kamarnya. Sejatinya Romi sudah menyukai Intan sejak pertama bertemu di perusahaan waktu itu. Apalagi Intan mengaku sebagai sepupu Ricko, Romi semakin bersemangat untuk mendapatkannya. Ketika Ricko mengatakan kalau Intan adalah istrinya, Romi benar - benar menganggap Ricko hanya bercanda. Ketika mengetahui Ricko dan Intan ternyata sudah menikah secara hukum yang ia lihat melalui buku nikah yang di perlihatkan Ricko, hatinya hancur. Ia benar - benar tidak percaya Ricko akan menikahi anak yang masih sekolah secara sembunyi - sembunyi. Selama ini Ricko tidak pernah cerita apapun tentang Intan sebelumnya. Yang Ricko ceritakan hanya masalah perusahaan dan Rossa.

Setelah itu Romi berdiri lalu masuk ke dalam kamar mandinya dan menyalakan shower. Ia mengguyur tubuhnya dengan air dingin untuk menjernihkan pikirannya.

Malam hari ketika Ricko hendak tidur. Ia mengecek keadaan rumahnya dengan ponselnya. Karena di rumahnya tidak ada orang, Ricko mengawasi rumahnya melalui CCTV yang ia sambungkan dengan internet sehingga ia bisa mengawasi rumahnya di manapun ia berada termasuk di Singapura.

Ia melihat seseorang di depan gerbang rumahnya. Ricko pun penasaran sehingga ia memperbesar tampilan rekaman CCTV di layar ponselnya. Ia terkejut saat melihat wajah Romi di ponselnya.

"Ada apa Romi ke rumah? Bukankah dia sudah tahu aku ke Singapura? Tadi siang kita juga sudah bertukar e-mail beberapa kali. Apa dia ke rumah mau nyamperin Intan? Sialan kamu Rom! Di saat aku tidak ada kamu mendekati Intan. Untung Intan aku pulangkan ke rumah orang tuanya!" Gumam Ricko dengan geram.

Akhirnya malam ini Ricko tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia memikirkan apa yang akan di lakukan Romi pada istrinya. Ia tidak menyangka sahabat yang ia percaya selama ini akan menikungnya.