Chapter 61 BAB 61

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Setelah dokter memeriksa Pak Bambang, Ricko di perbolehkan menemui Pak Bambang di ruang ICU.

"Papa kenapa?" Tanya Ricko pada papanya dengan penuh kekhawatiran. Pak Bambang memandang Ricko dengan mata sayu.

"Papa harus semangat! Apa papa tidak mau melihat cucu papa? Intan hamil sekarang. Papa harus kuat supaya bisa menggendong dan bermain dengan cucu papa!" Ujar Ricko memberikan semangat pada papanya.

"Iya. Papa akan berusaha Rick. Papa ingin melihat cucu papa." Balas Pak Bambang lirih dengan nafas yang berat.

Setelah berbincang - bincang sebentar dengan papanya, Ricko keluar dari ruangan karena papanya di anjurkan untuk beristirahat.

"Gimana keadaan papa Mas?" Tanya Intan saat melihat Ricko keluar dari ruangan ICU.

"Sudah sadar dan sudah lebih baik. Besok akan di pindahkan ke ruang perawatan." Jawab Ricko sambil duduk di samping Intan.

"Kamu nggak kerja Rick?" Tanya Bu Sofi.

"Nanti agak siangan aja Ma, sekalian bawa Intan pulang." Jawab Ricko.

"Kamu tadi bicara apa saja sama papamu?" Tanya Bu Sofi lagi.

"Memberinya semangat. Dokter mengatakan bahwa kita harus memberinya semangat. Jadi aku mengatakan kalau Intan sedang hamil supaya papa tidak menyerah dan lebih bersemangat untuk menjalani hidupnya." Jawab Ricko dengan entengnya.

"Apa - apaan kamu Mas? Aku kan nggak hamil?" Bantah Intan.

"Aku terpaksa berbohong demi kesembuhan papa. Sekarang aku hanya bisa berusaha membuatmu hamil." Balas Ricko santai.

"Mama istirahat dulu saja di ruang perawatan papa biar di temani Intan. Aku akan berjaga - jaga disini" ujar Ricko pada mamanya. Bu Sofi pun menuruti kata - kata Ricko karena ia memang merasa sangat lelah. Ia pun pergi ke ruangan perawatan Pak Bambang biasanya di temani Intan.

Siang hari Ricko mengajak Intan keluar dari rumah sakit karena ia harus bekerja. Ricko mengajak Intan ke rumah orang tuanya. Ini pertama kalinya Intan kerumah Pak Bambang. Rumahnya lebih besar dari rumah Ricko. Di depan ada satpam penjaganya.

Ricko mengajaknya masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya di lantai atas.

"Kamu istirahat saja di sini. Nanti setelah pekerjaanku beres aku jemput. Kalau butuh apa - apa minta sama pembantu di bawah." Ujar Ricko sebelum pergi meninggalkan Intan.

"Iya Mas. Ini rumah siapa Mas?" Tanya Intan yang memang tidak pernah ke rumah Pak Bambang sebelumnya.

"Ini rumah papa. Kamu belum pernah kesini sebelumnya?" Tanya Ricko balik. Intan menggeleng.

"Ya sudah aku pergi dulu." Ujar Ricko sambil mengulurkan tangannya. Intan pun mencium punggung tangan suaminya itu.

Ricko sengaja membawa Intan pergi dari rumah sakit supaya Intan tidak terkontaminasi penyakit. Ia tidak mau Intan sakit karena ia sedang mempersiapkan diri untuk kehamilan Intan. Ia tidak ingin mengecewakan papanya. Sebelum kebohongannya di ketahui papanya, ia ingin Intan sudah hamil yang sesungguhnya.

Ricko juga tidak mau membawa Intan ke perusahaan karena itu membuatnya tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja. Sehingga ia meninggalkan Intan di rumah orang tuanya yang kebetulan lokasinya dekat dengan perusahaan. Ricko tidak pernah mampir ke rumah itu karena orang tuanya berada di rumah sakit dan adiknya kuliah di luar kota.

Ketika sampai di lantai bawah Ricko memanggil kedua pembantunya. Ia memerintahkan pembantu satunya untuk menemani mamanya di rumah sakit. Sedangkan pembantu satunya untuk siap siaga apabila Intan membutuhkan sesuatu.