Chapter 44 BAB 44

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Intan menyiapkan piring, susu dan kopi di meja makan untuk sarapan mereka. Ia memanasi kembali kuah soto yang mulai dingin di atas kompor. Ricko menunggunya di meja makan.

"Mas Ricko nggak kerja?" Tanya Intan sambil menaruh piring nasi di depan Ricko.

"Enggak. Biar nanti Romi kesini mengantar berkas." Jawab Ricko sambil menyeruput kopinya.

Setelah sarapan Intan kembali ke kamar Ricko membereskan barang - barangnya yang di pindahkan Ricko dari kamarnya yang di bawa. Ricko memangku laptopnya di sofa membuka dan membalas email dari sekretarisnya.

Intan memasukkan pakaiannya ke dalam almari Ricko. Menata bedaknya di meja dan juga buku - bukunya. Saat sebuah buku terbalik, sebuah benda jatuh dari dalam buku itu dan terlempar ke dekat kaki Ricko. Ricko pun mengambilnya.

"Apa ini?" Tanya Ricko dengan tegas saat mengambil pil KB yang pernah di beli Intan waktu itu.

"Itu... itu hanya vitamin. Ya vitamin..." Jawab Intan bohong.

"Kamu kira aku bodoh? Sampai - sampai pil KB kamu bilang vitamin?" Ucap Ricko dengan marah lalu berdiri di depan Intan.

"Maafin aku Mas... aku tidak bermaksud membodohimu. Hanya ..."

"Sudah berapa lama kamu meminumnya?" Tanya Ricko memotong kata - kata Intan.

"Belum sama sekali." Jawab Intan jujur.

"Kenapa kamu membeli ini Hah?" Tanya Ricko geram dengan kelakuan Intan yang tidak berdiskusi dulu dengannya. Tiba - tiba menggunakan KB tanpa persetujuannya. Ricko pun membuka pil itu lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Aku takut hamil Mas. Aku belum siap punya anak." Balas Intan hampir menangis.

"Kamu harus hamil. Kamu tidak boleh KB. Dalam waktu 3 bulan kalau kamu tidak hamil juga aku akan membawamu periksa ke rumah sakit." Ujar Ricko lalu mengambil laptopnya membawanya keluar kamar meninggalkan Intan sendirian di kamarnya.

Ricko masuk ke ruang kerjanya dan mengunci pintunya. Ia sangat geram dengan kelakuan istri kecilnya itu. Di sentuh nggak mau, hamil nggak mau juga. Lalu buat apa menikah? Ricko sudah terlanjur menikahinya jadi Ricko harus melaksanakan hak dan kewajiban tugasnya sebagai suami. Ia tidak mungkin menceraikan Intan dan menikah dengan wanita lain. Jadi ia menyentuh Intan dengan paksa dan akan menghamilinya juga. Tidak berapa lama bel rumah berbunyi Ricko dan Intan keluar ruangan bersamaan.

"Aku saja. Jangan keluar kamar!" ucap Ricko pada Intan. Intan pun mengangguk mengerti karena memang leher dan dadanya penuh dengan .

Ricko membuka pintu ruang tamu dan tampaklah Romi sedang berdiri disana. Ricko mengajaknya masuk ke dalam ruang kerjanya. Romi celingak celinguk berharap bisa melihat Intan di rumah Ricko.

"Rick aku haus. Apa tamu mu ini tidak di kasih minum?" Tanya Romi pada Ricko.

"Sebentar aku ambilkan." Jawab Ricko lalu keluar ruang kerja dan turun ke dapur mengambilkan air putih untuk Romi.

"Kemana Intan? Kenapa kamu sendiri yang mengambil minum?" Tanya Romi ingin tahu.

"Dia sakit." Jawab Ricko singkat.

"Sakit apa? Aku harus menjenguknya." Tanya Romi penasaran.

"Hey nggak usah sok perhatian sama istriku. Dia tidak apa - apa. Hanya butuh istirahat saja." Jawab Ricko mulai geram dengan kelakuan Romi yang mengejar - ngejar istrinya.

"Mana buktinya kalo kalian sudah menikah?" Tanya Romi masih tidak percaya. Ricko pun duduk di kursi kerjanya, membuka laci di mejanya dan mengambil surat nikahnya lalu memberikannya pada Romi.

"Ini asli?" Tanya Romi meragukan keaslian surat nikah Ricko di tangannya.

"Yaiyalah. Ngapain juga aku bikin surat nikah palsu." Jawab Ricko sewot.

"Gimana bisa kamu nikah sama anak SMA?" Tanya Romi ingin tahu.

"Dipaksa nikah sama papa. Intan itu anak temannya papa." Jawab Ricko sambil membaca dokumennya.

"Beruntung banget kamu Rick dapat daun muda. Udah anu belum?" Tanya Romi makin penasaran.

"Sudah. Rasanya muantab banget Rom." Jawab Ricko bikin Romi iri.

"Yaelah tega bener kamu Rick. Intan masih sekolah gitu kamu tidurin juga." Balas Romi.

"Kan dia istriku. Terserah aku mau ngapain dia." Jawab Ricko enteng.

Romi pun kecewa dengan kenyataan bahwa kini Intan memang istrinya Ricko. Tadinya ia berharap banget bisa dapetin Intan yang katanya sepupu Ricko. Setelah mendapatkan tanda tangan Ricko, Romi kembali ke perusahaan.