Chapter 15 BAB 15

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Intan berusaha keras agar airmatanya tidak jatuh. Setelah menghabiskan makanannya, ia mencuci piring lalu masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. Ia mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Di dalam kamar mandi Intan mengguyur tubuhnya sambil menangis.

"Udah umur 18 tahun masih aja nggak boleh pacaran. Bapak sama Mas Ricko sama aja! " Gumam Intan.

Selesai mandi Intan membelit handuk di dadanya dan keluar dari dalam kamar mandi. Ia menyisir rambutnya lalu menguncirnya ke atas. Karena terlalu lama menangis rasa kantuk pun datang. Ia merebahkan dirinya di ranjang dan akhirnya tertidur.

Ricko tidak tahu dan tidak mengerti kalau Intan menangis karena bentakannya. Setelah makan tadi ia kembali ke kamarnya di lantai atas lalu mandi. Setelah mandi ia menyalakan laptop di kamarnya lalu melihat file - file pekerjaanya. Karena terlalu fokus Ricko tidak menyadari kalau sekarang sudah jam 7 malam. Karena tadi hanya makan somay sekarang Ricko mulai merasa lapar lagi. Ia segera keluar kamarnya dan turun berharap Intan sudah memasak seperti biasanya. Namun ia tidak menemukan Intan di dapur. Di meja makan pun tidak ada makanan sama sekali. Kini ia menghampiri kamar Intan.

"Ntan... Intan... kamu nggak masak?" Tanya Ricko sambil mengetuk pintu kamar Intan. Namun tidak ada sahutan dari Intan. Ricko pun membuka pintu kamar Intan yang ternyata tidak di kunci. Ricko masuk dan melihat Intan tidur di ranjang hanya menggunakan handuk yang membelit di dadanya dan hampir melorot.

"Ini pingsan apa tidur sich?" Gumam Ricko. Ia pun mengguncang tubuh Intan.

"Ntan... Intan..." Panggil Ricko.

"Mmmmmm...." Gumam Intan dan menggeliat lalu membuka matanya.

"Kenapa kamu nggak pake baju?" Tanya Ricko penasaran. Intan pun melihat tubuhnya dan melihat ia hanya memakai handuk yang hampir melorot.

"AAAAA.... KELUAR!" Teriak Intan lalu berdiri mendorong Ricko keluar kamarnya.

"Ntan aku lapar. Kamu nggak masak?" Tanya Ricko saat di dorong Intan.

"Sebentar aku ganti baju dulu." jawab Intan sambil mendorong Ricko.

"Aku tunggu di meja makan ya?" Ucap Ricko.

"Iya!" Balas Intan.

Tidak berapa lama Intan keluar dan menuju dapur. Ketika akan membuka kulkas Ricko mencegahnya.

"Mata kamu kenapa?" Tanya Ricko yang melihat mata Intan bengkak.

"Nggak kenapa - napa." Jawab Intan singkat lalu memalingkan wajahnya dari Ricko.

"Kamu nangis? Kenapa?" Tanya Ricko sambil memegang dagu Intan dan mengarahkan wajah Intan ke arahnya. Intan pun menepis tangan Ricko dan akan beranjak pergi namun tangannya di pegang Ricko.

"Kenapa? Kamu nggak betah di sini?" Tanya Ricko lagi. Intan tidak menjawabnya. Tiba - tiba tubuhnya bergetar. Ia menangis lagi. Ricko pun memeluk tubuhnya.

"Jangan menangis. Kalo nggak mau cerita ya sudah. Nggakpapa. Nggak usah masak. Aku keluar dulu beli nasi goreng ya..." Ujar Ricko sambil melepas pelukannya dan menuju kamarnya mengambil jaket dan kunci motor.

"Ikut..." ucap Intan saat Ricko akan pergi. Ia takut di rumah sendirian.

"Ambil jaketmu!" Perintah Ricko sambil mengeluarkan motornya. Intan pun bergegas ke kamarnya mengambil jaket dan memakainya lalu keluar ke arah Ricko. Ricko memasang helm di kepala Intan. Setelah itu Ricko membonceng Intan ke arah jalan raya mencari tukang nasi goreng di pinggir jalan. Setelah memarkirkan motornya Ricko memesan 2 bungkus nasi goreng.