Chapter 403 - 403. Merawat Longshang

#Rumah Sakit kota Shanghai.

Di ruang perawatan VVIP Longshang sudah terbaring 4 hari lamanya paska pertempuran di area Nanjiang. Peluru yang menembus bagian punggung, membuat Longshang memasuki masa kritis dan sempat mengalami koma selama 1 hari. Beruntung si penghianat yang tidak lain adalah Linzy Abigail datang karena ajakan Silvia dan mau menemani serta merawat Longshang di saat semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka.

Di ruang VVIP Linzy tengah menyandarkan kepalanya di ujung kasur samping Longshang dengan mata tertutup. Ia tengah tertidur lelap setelah beberapa hari terjaga demi menemani Longshang sampai pria itu sadar.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 petang. Longshang yang tengah tertidur perlahan membuka matanya, mengedarkan pandangannya dan masih mendapati Linzy ada di sampingnya.

'Apakah beberapa hari ini kamu menunggu dan menemaniku, Linzy?'. Batin Longshang,

Sudut wajahnya tersenyum mengetahui Linzy masih memperhatikannya. Dengan perlahan Longshang mengusap-usap kepala Linzy sambil menyampirkan rambut yang menutupi wajah cantik orang yang di cintainya.

"Terima kasih Zy, beberapa hari ini  kamu mau menungguku di saat semua orang sedang sibuk dengan kehudupan mereka. Aku benar-benar bersyukur mengenal wanita senakal kamu yang berani menerobos kemari hanya untuk menemaniku."

Longshang tahu, pasti tidak mudah bagi Linzy untuk bisa menemuinya setelah identitas Linzy berubah menjadi pengkhianat. Hanya saja ia masih belum tahu, siapa yang membawa Linzy kemari dan membungkam orang-orang dari Naga Imperial yang sedang mengawasinya??

"Apakah itu Silvia?". Pikir Longshang, karena hanya Silvia yang bisa memberikan perintah setinggi ini, dan hanya Silvia orang yang mau mengerti keadaan orang lain.

Tangan kanan Longshang memegang erat tangan Linzy, seakan enggan untuk melepasnya kembali. Meski hal ini mungkiin akan menjadi bumerang baginya dan memutuskan ikatan persaudaraan dengan Ludius yang jelas-jelas menjadi korban dari pengkhianatan Linzy.

Merasa ada tangan yang menggenggamnya erat, Linzy perlahan bangun dari tidurnya. Ia mengangkat kepalanya dan membuka matanya. Begitu ia melihat bahwa Longshang sudah membuka matanya, binar kebahagiaan serta senyum manis terukir di sudut bibirnya.

"Longshang, kamu sudah sadar?", Tanya Linzy, ia langsung menyambar tubuh Longshang dan memperhatikan serta mengecek seluruh anggota tubuh Longshang dengan seksama. "katakan, apa ada yang sakit. Apa perlu ku panggilkan Dokter?". Tanya Linzy kembali dengan antusias.

Betapa bahagianya melihat keadaan Longshang yang sudah membuka matanya. Saking bahagianya sudut mata Linzy sampai basah karena bahagia. "Jahat! Kamu jahat Longshang. Mengapa kamu bisa mengabaikan kondisimu sampai seperti ini? apa kau tidak tahu bagaimana khawatirnya aku ketika mengetahui keadaanmu." Omel Linzy,

Senyum tipis terukir di sudut bibir Longshang. Ia tidak menduga reaksi Linzy bakal sampai seperti ini. apa ini yang di manakan kekhawatirarn?

"Maafkan aku Zy, aku tahu aku salah karena tidak menjaga kondisiku dengan baik hingga membuatmu khawatir." Longshang menggapai sudut mata Linzy dan menghapus air mata dengan ujung jemarinya,

"Kamu tidak salah, seharusnya akulah yang harus di salahkan. Karena aku adalah penyebab kamu terluka. Jika saja aku tidak menunjjukkan letak dimana laboratorium itu berada, mungkin orang itu tidak akan melakukan penyerangan di area Nanjiang dan kamu tidak akan sampai terluka. Hiks.. salahkan saja aku, Longshang.." ujar Linzy, ia menarik tangan Longshang dan memukul-mukul diri sendiri sebagai rasa penyesalan.

"Berhenti Zy, apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu pikir aku senang kamu melakukan hal ini?". cegat Longshang. Ia menghentikan kelakukan Linzy yang memukul dirinya sendiri sebagai rasa penyesalan.

"Lalu aku harus bagaimana Longshang, aku telah bersalah padamu hingga menyebabkan kondisimu sampai seperti ini. Apa kau tahu, bagaimana aku memperlakukan kalian di belakang. Aku memang tidak pantas di maafkan." Linzy terlalu malu untuk berhadapan dengan Longshang. Kesalahannya memang terlalu fatal hingga menyebabkan Longshang terluka.

"Sudahlah, jangan sesali hal yang sudah terjadi." Longshang mencubit pipi tembem Linzy. "Yang lalu biarlah berlalu. Lagi pula kamu sudah ada disini, itu sudah cukup bagiku."

Perkataan Longshang begitu menenangkan, seperti nama dan karakternya yang selalu tenang di depan semua orang. Linzy seperti sedang melihat Longshangnya yang dulu, yang selalu ada di setiap kesehariannya meski tanpa berbicara dan hanya memperhatikan dari kejauhan, tapi di balik itu Longshang sangat perhatian.

"Permisi Tuan dan Nona.. Maaf saya menyela pembicaraan kalian. Sekarang adalah saatnya untuk menyeka tubuh Tuan Longshang." Seru seorang suster yang berada di ujung pintu masuk ruang VVIP.

Suster tersebut masuk dengan membawa peralatan untuk membersihkan tubuh Longshang dan meletakkannya di bawah ranjang. Ia tersenyum ramah pada Linzy sambil menaruh handuk dan lainnya.

"Nona, sebelumnya saya minta maaf, saya akan menyeka tubuh Tuan Longshang. Jadi.. untuk sementara, apakah Nona bisa keluar sebentar?". Tanya Suster ramah.

Linzy melirik tajam ke arah Longshang, ia mensungutkan bibir merahnya. Terlihat sekali ia sangat   jengkel mengetahui bahwa akan ada wanita yang akan melihat bentuk tubuh Longshang bahkan menyentuhnya.

Mendapat lirikan tajam Linzy, Longshang tahu bahwa wanitanya sedang cemburu. Longshang sejenak terkekeh melihat tingkah Linzy. Ia mencoba menahan tawanya dna membalas lirikan Linzy hanya dengan anggukan.

"Ternyata kamu masih bisa cemburu, Zy.." gumam Longshang.

Longshang mengangkat tangannya memberi isyarat pada suster tersebut untuk keluar. "Sus, kau bisa keluar. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Tidak perlu merepotkanmu." Ujar Longshang.

"Tapi Tuan.. kondisi anda masih belum membaik. Apa saya ada melakukan kesalahan hingga membuat anda tidak mau saya rawat?". Sepertinya suster tersebut cukup kecewa melihat Longshang menolak dirinya yang menawarkan diri untuk membersihkan tubuhnya.

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun, Sus.." Sela Linzy, ia yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara.

Baginya yang tidak rela tubuh Longshang harus di lihat dan di raba oleh wanita lain langsung menyela dan memberanikan diri untuk mengambil alih pekerjaan suster tersebut. "Biarkan saya yang mengurus semua kebutuhan dan merawat Longshang. Tidak perlu merepotkan Nona suster yang di timpakan banyak pekerjaan di rumah sakit." Linzy berkata dengan senyum sinis.

"Baiklah jika itu keinginan Tuan dan Nona. Kalau begitu saya serahkan semua kebutuhan Tuan Longshang pada anda Nona. Saya permisi.." Suster tersebut meninggalkan ruang VVIP dengan menggertakkan giginya, terlihat sekali ia sangat kesal pada Linzy yang mengambil kesempatannya untuk semakin dekat dengan tangan kanan Ludius.

"Kau puas Longshang, mendapat perhatian dari banyak suster cantik disini!". Tanya Linzy menyudutkan Longshang begitu suster tersebut meninggalkan ruang VVIP.

"Jadi.. kamu cemburu Zy?". Tanya Longshang terang-terangan.

"Cemburu! Aku! Pada suster itu! Hnng.. kamu terlalu memandang tinggi dirimu Longshang.." sergah Linzy.

"Kamu masih tidak ingin mengakuinya Zy? Apa perlu aku mati sekali lagi agar kamu tahu, bahwa aku sangat menanti sebuah kata darimu.."