Chapter 388 - 388.

'Arrrgh... hatiku, mengapa bisa seperti ini? Rasanya seperti saat pertama kali bertemu saja.' Batin Silvia, ia memegang dada dengan kedua tangannya. Menahannya agar jangan sampai terdengar oleh Ludius.

"Pftt.. dasar istri tsundere, rindu saja masih bisa beralasan. Kalau kangen, mengapa tidak mengatakannya saja.." gumam Ludius.

Teringat masih memakai kemeja berlumuran darah, ia lebih memilih untuk melepaskan Silvia untuk sementara. "Sayang, aku akan mandi sebentar. Jangan lupa untuk sentuhan malamnya.." goda Ludius yang sudah ada di depan lemari mengambil pakaian bersih dan handuknya.

Perkataan Ludius rupanya masih di dengar jelas oleh Silvia, terlihat dari selimutnya yang bergerak menaik di tarik semakin dalam. Dalam bayangan Ludius, ia sedang membayangkan seperti apa kiranya wajah imut dan menggemaskan istrinya ketika sedang menahan malu di depannya.

'Berhentilah mengkhayalkan istrimu Ludius, lebih baik kau mandi dan beristirahat. Aku akan melepaskanmu, marmut kecil.'

-

Waktu telah berjalan 20 menit lamanya, dan sekarang jarum jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi. Ludius baru saja keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan handuk kimono putih dengan rambut hitamnya yang masih basah, menghampiri Silvia yang terbungkus rapat selimut tebal.

Tidak ingin berlama-lama memandang istri pemalunya, Ludius ikut membaringkan diri di sisi istrinya dengan posisi menyamping mendekap tubuh hangat istrinya. "Selamat malam Sayang, semoga kamu selalu bermimpi indah. Tidurlah dengan nyenyak, aku ingin kamu besok terbangun dan kita akan pergi berlibur menghambiskan waktu untuk bersama." Ia mencium kepala Silvia, dengan tangan sesekali mengusap-usap perut istrinya yang sudah tidak rata lagi.

"Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, Sayang. Tidak peduli apapun dan bagaimanapun keadaan kita di masa depan. Aku sebagai suamimu takkan pernah melepaskanmu. Ini adalah janjiku padamu, Sayang. Aku harap kamu juga mempercayaiku dan cinta kita."

Malam ini berakhir dengan perkataan Ludius yang membuat Silvia tidak bisa mengatakan apapun. Hatinya malam ini sudah di penuhi dengan perasaan terharu juga takut. Setiap kalimat yang keluar dari mulut Ludius selalu penuh  makna, dan mengandung sebuah arti yang kadang membuat Silvia selalu menebak apa yang sedang ada di dalam pikiran suaminya.

'Aku juga mencintaimu, suamiku. Tidak pedulli apapun yang terjadi di masa depan, cobaan apa yang akan menimpa keluarga kecil kita, aku akan selalu berada di sisimu, mendukungmu dengan segala apa adanya diriku. Tuhan menciptakan hati untuk saling mengisi dan mengerti, aku akan selalu mengingat ini dalam setiap derup napasku. Hingga dunia tahu bahwa cinta dan kasih sayang kita abadi, sampai maut memisahkan kita..' hati Silvia berbicara dengan sudut matanya basah mewakili perasaan di hatinya.

***

#Keesokan harinya..

Pagi ini Ludius sudah terbangun lebih awal dari istrinya, ia sengaja sepagi ini pergi ke ruang kerja untuk menelpon Azell dan memberitahukan anaknya bahwa ia ingin mengajak Azell untuk pergi bersama mereka.

Duduk di depan meja kerja, dengan tubuh masih berbalut handuk kimono ia mengabaikan penampilannya dan langsung menghubungi Azell dengan binar bahagia layaknya seorang Ayah.

Drrt.. drrt..

["Hallo Ludius, untuk apa kau sepagi ini menghubungi putraku?"]

["Mengapa kau yang mengangkat teleponnya, dimana Azell? Ingat Shu, Azell juga Putraku. Kau tidak berhak untuk melarang kami bertemu!"]

["Oh, jadi kamu masih menganggap Azell putramu. Aku kita kau akan menelantarkannya setelah istri kesayanganmu itu hamil!"]

["Sudah ku bilang, jaga mulutmu! Aku akan kesana untuk menjemput Azell. Awas kalau kau sengaja menyusahkan ku, Shu! Aku takkan mengampunimu."]

Ludius menutup teleponnya, sepagi ini dia sudah di buat geram oleh Shashuang, entah apa yang merasuki Shashuang hingga berubah menjadi wanita yang seperti sekarang ini. Begitu pemarah, ambisius dan selalu memikirkan hal licik yang membuat Ludius tidak bisa melepaskan pengawasannya pada Shashuang.

Tidak ingin menuggu lama, ia bergegas keluar ruang kerja untuk mengganti pakaiannya dan menjemput Azell sebelum Silvia terbangun. Di depan jalan ruang ruang tamu yang menghubungkan dengan ruang makan, Bibi Yun melihat Ludius terburu-buru menyapanya.

"Tuan Lu, sepagi ini anda akan pergi kemana? Bagaimana jika Nyonya tanya tentang kepergian anda?". Seru Bibi Yun yang sedang berjalan menuju ke arah Ludius.

"Aku akan pergi menjemput Azell, sebentar lagi akan ada seseorang yang mengantarkan gaun unutk Nyonya. jika sudah bangun, berikan gaun itu pada  Nyonya, katakan pada Nyonya untuk bersiap-siap dan memakai gaunnya. Karena aku ada kejutan untuknya." Balas Ludius, ia meneruskan langkahnya sambil membenarkan jasnya.

"Baik Tuan, pesan anda akan saya sampaikan.." kata Bibi Yun sambil menundukkan sedikit badannya, mengantar Ludius yang sudah pergi menuju ke depan Mansion.

Dengan mengenakan setelan jas hitam seperti ciri khasnya, Ludius keluar dari Mansion menuju bagasi dan memasuki mobil Bucati sharon hitam, yang memasuki daftar jajaran mobil termahal miliknya.

Terpaksa Ludius harus memusiumkan mobil ferrary Luxury miliknya paska kejadian tadi malam yang menyebabkan mobil tersayangnya rusak parah. Butuh beberapa waktu jika ingin di perbaiki.

'Aku harap kamu menyukai gaun dan sepatu yang aku pesankan, Sayang.. hari ini akan menjadi waktu kita. Aku pastikan tidak ada orang lain yang akan mengganggunya.' Batin Ludius dengan mengembangkan senyumnya.

Mobil Bugati Sharon melesat keluar dari Mansion Lu menuju daerah kawasan Perumahan Elit, Jiaxing. Disanalah Shashuang dan Azell tinggal. Cukup jauh dari Shanghai dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan.

Entah apa yang sudah di lakukan Shashuang pada Azell setelah mendapat telepon darinya. Mungkin saja Shashuang akan mempersulit Ludius untuk membawa Azell pergi. "Aku heran, mengapa dulu aku bisa memiliki sedikit perasaan pada Shashuang di tengah banyaknya wanita yang berada di sampingku?". Gumam Ludius, tangan kirinya menyangka kepalanya di saat koondisinya sedang menyetir di jalan.

Mengendarai mobil sport dengan kecepatan tinggi membuat Ludius hanya menghabiskan waktu ¾ jam untuk sampai di Perumahan Elit yang di diami Shashuang. Karena Ludius tidak ingin berurusan dengan Shashuang, ia memilih memakirkan mobilnya sedikit jauh dari luar pintu gerbangnya.

Mobil sudah di parkirkan di pinggir jalan, Ludius keluar dan berjalan menuju ke mansion Shashuang. Namun langkahnya terhenti oleh penjaga gerbang yang sudah berdiri di depannya. "Tunggu Tuan, Nyonya sedang tidak ingin di ganggu!". Cegat penjaga gerbang.

Ludius melirik ke arah penjaga gerbang dengan sorot matanya yang tajam, "Aku adalah Ayah dari anak Shashuang, kau tidak berhak menghentikanku. Minggir!". Sentak Ludius. Ia melanjutkan langkahnya hingga kini berdiri di depan pintu.

Setibanya di depan pintu, tanpa senjaga Ludius mencuri dengar pembicaraan Shashuang dengan seseorang yang membuatnya terkejut dan mengepalkan tangan. "Shashuang! Apakah kau ingin bermain-main denganku!". Gumam Ludius dengan geram.