Chapter 284 - 284. Menghadiri resepsi Pernikahan Rekan Bisnis

"Pfft.. hahaha..". seketika tawa Ludius meledak menyeruak hingga keseluruh ruangan. "Gini lo Sayang, kamu itu wanita spesial yang Tuhan berikan padaku. Seorang Ludius Lu tidak butuh wanita dengan wajah cantik bertaburan bedak dan gincu tebal, yang Ludius Lu butuhkan hanya Silvia Zhuan seorang. Apakah kamu tidak mengerti juga Sayang?".

"Uhm.. terima kasih karena suamiku mau menerima Silvia apa adanya bukan ada apanya". Silvia mencium pipi suaminya yang lembut meski sering mendapat pukulan ataupun serangan saat bertarung. Wajah orang kaya memang beda yah rasanya...?. "Udah ah.. yuk berangkat, sudah terlambat nih..".

Ludius menggandeng tangan istrinya yang sudah siap dengan tas kecilnya keluar dari dalam ruangan yang ada di resort. Untuk menyelaraskan jas tuxedo hitam suaminya, Silvia memakai long dress berwarna biru laut khas dirinya yang sederhana namun elegan.

Di depan resort sudah di siapkan mobil fortuner hitam beserta sopirnya yang berdiri di depan mobil untuk mengantar sepangan suami istri tersebut. "Tuan dan Nyonya, saya di tunjuk untuk mengantar anda berdua". Kata pak Sopir, ia membukakan pintu samping penumpang.

Dengan gagahnya Ludius memegang tangan istrinya membantunya masuk ke dalam mobil. Tanpa banyak bertanya sang sopir membawa laju mobil ke tempat resepsi Pernikahan berada.

Di dalam mobil meski suasana tenang tanpa ada yang berbicara, namun satu hal membuat Silvia jengkel bukan main yaitu tangan nakal suaminya yang kadang usil bermain di sekitar area sensitifnya. Dengan perasaan jengkel Silvia berusaha tenang dan diam menahan rasa geli sedikit memerah rona di wajahnya.

"Jangan main-main Ludius! Kita sedang ada di jalan..". kata Silvia memperingatkan, ia menoleh ke arah suaminya dengan mendelikkan matanya dan tangannya menghentikan pergerakan liar suaminya.

"Stth.. Sayang, apakah kamu tidak bisa berbicara pelan?". Balas Ludius dengan jari telunjuknya menutupi mulutnya.

Seketika Silvia mengerutkan keningnya. 'Pria ini.. bagaimana bisa berbuat salah dan berbalik memperingatkanku kalau aku salah!. Ah.. sudahlah, kalau tidak usil bukan Ludius namanya.. Ya Tuhan.. semoga anak kami nantinya tidak Engkau turunkan sifat nakal suami hamba.. amiin..'. batin Silvia sembari mendesah pelan.

Pak sopir yang sedari tadi anteng duduk mengemudi di depan begitu mendengar suara celetukan kecil langsung melihat ke arah kaca spion sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Pasangan muda jaman sekarang ada saja kelakuannya..". gumam sang sopir dengan bahasa korea keseharian.

***

Setelah menempuh perjalanan dari dari resort dalam waktu 15 menit akhirnya sampai juga di tempat resepsi Pernikahan tuan Kim Lion dengan Nana Khalila yang di laksanakan di tempat terbuka dengan konsep modern.

Pak sopir menghentikan laju kendaraannya tidak jauh dari pintu utama masuk. Dia keluar membukakan pintu samping penumpang. Ludius seperti biasa memegang tangan kanan Silvia dan membantu istrinya turun,

"Ayo sayang..",

"Uhm Suamiku..", Silvia menautkan tangannya ke lengan suaminya dan berjalan beriringan masuk ke acara resepsi.

Sepertinya acara resepsi sudah berjalan dan sudah banyak tamu yang berdatangan. Di beberapa langkah Silvia dan Ludius, mereka melihat pasangan yang baru saja meresmikan pernikahan tempo hari di Indonesia, Kim Lion dengan Nana Khalila.

"Sayang, kita sapa mereka dulu yuk..". ajak Silvia, padahal dia baru saja ngambek sekarang dengan lembutnya memanggil Ludius dengan sebutan sayang,

Karena sadar sedang berada di acara orang lain, Ludius dengan sabarnya menahan diri untuk tidak terlalu menggoda istrinya yang sudah menggemaskan didepan mata.

"Tuan Kim Lion, selamat atas pernikahanmu. Akhirnya anda melepas masa lajang juga..". ucap Ludis seraya mengulurkan tangannya dan memeluk hangat Lion sambil berbisik dengan senyum ramahnya. "Tuan Kim, sepertinya kita memiliki kesamaan.. yaitu sama-sama tergila-gila dengan gadis Indonesia yang menyembunyikan kecantikan kecantikan di balik kesederhanaannya".

Lion tersenyum mendengar bisikan Ludius "Tuan Lu, anda memeang cerdas! Dan tebakan anda memang tidak pernah salah". Bisik lion lagi.

Ludius pun langsung melepas pelukannya dan tersenyum menatap Lion yang baru saja membisiki sesuatu pada dirinya.

"Terima kasih sudah berkenan hadir di pesta saya ini. Tadinya saya cemas dan berfikir kalau anda tidak akan datangkarena saya tahu bagaimana sibuknya Tuan Ludius itu. Tapi dengan anda disini membuat saya merasa tersanjung, dan selamat datang di Pulau Jeju. Semoga anda dan istri anda bisa menikmati liburan disini..".

"Tuan Kim, kita adalah rekan bisnis yang sudah lama menjalin hubungan kerja. Sesibuk apapun saya, saya akan mengusahakan hadir jika itu undangan dari Tuan Kim terhormat. Dan maafkan atas keterlambatan saya, karena saya tidak bisa menahan kenakalan istri saya.." kata Ludius seraya melirik Silvia dengan senyum nakalnya.

Mereka yang mendengar langsung terkekeh dan tentunya raut wajah Silvia yang pemalu langsung berubah kesal melihat tampang suaminya.

'Apakah urat malumu sudah putus suamiku.. berani sekali kamu mengatakan hal itu di depan orang lain', geram Silvia seraya mendengus kesal sembari mencubit pinggang suami usilnya,

"Augh.. Sayang, mengapa kamu mencubitku?", Ludius mendekatkan wajahnya di telinga istrinya. "Kalau ingin bermain bukankah masih ada malam nanti..!". bisik Ludius dengan sedikit rintihan kesakitan.

"Suamiku..", ancam Silvia dengan melirik tajam suaminya, dan untuk kesekian kalinya seorang Silvia di buat kesal karena keusilan dan kenakalan suaminya,

Demi menutupi rasa malu yang di ciptakan suami nakalnya, Silvia langsung memalingkan pandangannya dan menatap Nana yang juga senyum-senyum sedari tadi.

Sedangkan Ludius hanya bisa tersenyum melihat gelagat kesal istrinya yang sudah menunjukkan kekesalan sejak dalam mobil. Memikirkannya saja sudah membuat Ludius ingin memberi pelajaran lebih kepada istri tsunderenya itu. Karena mereka baru saja datang, Ludius melanjutkan obrolannya dengan Tuan Kim.

Dirasa kenakalan suaminya mereda, Silvia menyapa Nana dahulu dengan mengucapkan selamat. "Selamat ya.. atas pernikahan anda Nyonya Kim. Dan saya doakan semoga anda cepat sembuh. Saya Silvia istri dari Ludius Lu, mendengar dari suami saya katanya anda orang Indonesia. Wah.. sepertinya kita masih satu rumpun nyonya kim..". kata Silvia dengan suara khasnya yang lembut jika di depan orang dengan sedikit membungkuk untuk memeluk Nana dan mencium pipi kanan dan kirinya.

Nana langsung tersenyum dan langsung tersenyum membalas pelukan hangat Silvia, dari pelukan itu Nana merasakan aura positif yang terpancar dari balik kehangatan seorang Silvia.

"Amiin.. Terima kasih atas doanya, senang bisa bertemu dengan orang sesama dari Indonesia. Dan dengan doa yang sama saya ucapkan untuk anda dan Tuan Ludius..", ucap Nana dengan ramah.

"Amiin..", sahut Silvia dengan senyum hangat menatap Nana.