Chapter 221 - 221. Di hadang 2 Mobil Pick Up

Ketika Zain melangkah semakin dekat ke arah mobil, ia serta merta menundukkan setengah badannya di depan Silvia. "Maaf karena beberapa hari tidak ini datang mengawalmu". Kata Zain penuh penyesalan.

"Apa yang kau bicarakan Zain, kamu bebas melakukan apapun yang kau inginkan. Mengawalku bukanlah sebuah kewajiban juga".

"Terima kasih atas pengertianmu, tapi ini adalah tugasku. Lain kali aku tidak akan mengabaikannya". Balas Zain,

"Berbicara mengenai tugas sepertinya kau harus ikut dengan kami. Ada hal penting juga yang sebaiknya kau mengetahuinya". Sela Ludius di tengah pembicaraan Silvia dengan Zain.

"Silvia, aku harap kau tidak terlibat masalah serius kali ini". Ungkap Zain lirih di depan Silvia dengan tatapan hangat.

"Zain, terima kasih sampai saat ini kau terus memperdulikanku. Tapi aku sudah memiliki Ludius yang akan melindungiku, aku harap kau bisa melepaskan dan melupakan semuanya dan menjalani kehidupan barumu".

Lagi-lagi Silvia mengatakan hal yang membuat Zain terluka, meski begitu ia belum juga mau melepaskan perasaannya. 'Meski setiap perkataanmu menyakitkan, tapi aku belum menyerah pada perasaanku', batin Zain.

"Baik, aku akan mengikuti mobil kalian". Zain berbalik arah dan kembali kemobilnya.

Emilia yang melihat dan mendengar hal ini dari balik pintu mobil langsung tersentak kaget, ia tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini.

'Jadi.. Wanita yang selama ini Zain fikirkan dan membuatnya memilih menjadi penjaga dan pengawal wanita bersuami adalah Silvia? Tapi bagaimana bisa itu Silvia?!'. Batin Emilia putus asa, tanpa sadar air matanya menetes dari pelupuk matanya.

Di luar pintu, Silvia membuka pintu kembali dan masuk kedalam lalu duduk di kursi penumpang. Ia yang tak sengaja melihat wajah Emilia yang basah mengerutkan keningnya. 'Ada apa dengan Emilia? '.

"Putri Emilia, apakah anda baik-baik saja? Sepertinya kondisi anda sedang tidak baik". Tanya Silvia memastikan.

Buru-buru Emilia menghapus air matanya yang sedikit basah. Segera ia mengembangkan senyumnya di depan Silvia. "Ini bukan apa-apa hanya sedikit perih, mungkin karena kurang tidur tadi malam". Balas Emilia beralasan.

Mobil mulai bergerak dengan Ludius sebagai pengemudinya. Selagi dalam perjalanan menuju Restaurant Ludius melontarkan beberapa pertanyaan. "Putri Emilia, bisa kau jelaskan situasi saat ini? ".

"Tuan Lu, seperti yang di tulis Kakak saya. Ini masih berhubungan erat dengan anda".

"Apa maksudmu Putri Emilia? ". Ludius belum memahami arah pembicaraan mereka,

"Dari hasil penyelidikan Kakak Richard, Penguasa dunia bawah Eropa timur yaitu Dark Phantom tengah melakukan penelitian serta mengembangkan senjata tempur berbasis kecerdasan buatan. Human Machine Destruction atau dengan Istilah HMD 103 ini diciptakan dengan cara mengcopy isi otak manusia yang baru saja kehilangan kesadaran dengan alat khusus".

"Jadi maksud Putri Emilia secara tidak langsung Dark Phantom tengah mengumpulkan jenius di seluruh Dunia untuk penelitian mereka. Karena semakin tinggi IQ otak manusia pasti akan mempengaruhi hasil dari penelitian". Kata Ludius mengemukakan pendapat,

"Benar Tuan Lu, tapi dari terakhir kali Kakak saya mencari tahu informasi tentang penelitian tersebut, sepertinya pengembangan dari HMD 103 terhambat oleh suatu hal. Dan hal itu mungkin berhubungan dengan harta karun keluarga Lu".

Mendengar perkataan Emilia, Ludius sempat terkejut. Namun ia segera menenangkan diri dan mencoba memahami situasi. "Bagaimana Putri Emilia bisa mengetahui harta karun Keluarga Lu? ".

"Rumor tentang hal ini sudah ramai di perbincangkan di dunia bawah, terutama di Eropa utara. Kakak saya memang tidak mengetahui apa yang orang Dunia bawah incar dari Tuan Lu. Tapi Kakak saya berniat menawarkan kerjasama dengan Tuan Lu. Dan masih ada 1 rumor penting selain ini, rumor kali ini masih simpang siur tapi memiliki efek yang dapat menggoyahkan kestabilan sebuah Negara".

Ludius semakin mengeratkan kemudinya, ia punya firasat tidak baik akan hal ini. "Katakan, rumor apa yang tengah simpang siur di dunia bawah? ".

"Dikatakan bahwa seorang Ilmuwan dari Rusia yang berusia lebih dari 80 tahun berada di tangan Black Emperor. Mereka sedang meneliti sebuah zat kimia yang dapat melebur menjadi partikel-partikel kecil di dalam tubuh manusia dan partikel tersebut mengincar otak manusia. Dan dampak dari partikel tersebut adalah mampu mengendalikan fikiran manusia dari sebuah sistem perintah tidak langsung. Mendengar hal ini saja membuatku merinding". Kata Emilia menjelaskan, ia melipat kedua tangannya membayangkan jika kedua Organisasi tersebut mengembangkan penelitian mereka. Apa yang akan terjadi pada Dunia nantinya??.

Di tengah pembahasan mereka, mobil yang dikemudikan Ludius tiba-tiba mendadak berhenti, membuat Silvia dan Emilia tersentak kaget dan hampir terbentur dinding mobil.

"Sayang apa kau terluka?". Tanya Ludius, ia menoleh kebelakang melihat kondisi Silvia dan Emilia.

"Aku baik-baik saja". Balas Silvia, ia sedikit terkejut dan hampir terbentur karena kehilangan keseimbangan.

Begitu pula dengan Emilia yang memang sedang dalam kondisi santai. "Saya juga baik-baik saja Tuan Lu. Tapi mengapa anda menghentikan laju mobil mendadak? ". Tanya Emilia, ia melihat ke sekeliling mobil memastikan

"Sepertinya kita kedatangan tamu tak di undang ". Ujar Ludius. Ia mengambil 2 pistol jenis revolver di dalam laci mobil. "Maaf telah menempatkan kalian dalam bahaya".

"Ini bukan salah Tuan Lu, ada kemungkinan mereka juga mengincarku. Kendati beberapa hari ini saya juga di mengalami beberapa kejadian yang hampir mengancam nyawa saya. Seharusnya saya yang meminta maaf".