Chapter 203 - 203. Tidak akan Melepaskanmu 17+

"Tidak perlu.. Kita akan makan bersama, aku akan memanggil koki restoran terbaik untuk membawakan makan siang kemari". Ludius menarik lengan Silvia dan membawanya ke sofa yang ada di sudut ruangan. Ia mendudukan Silvia di ujung sofa dengan di apit sofa dan dirinya yang bersandar di bahu Silvia.

Ia teringat Asistennya yang dapat diandalkan, Ludius mengambil ponselnya dan menelfon Longshang yang jelas akan mengadakan rapat siang ini.

DRRT..

DRRT..

[ "Ludius ada apa kau memanggilku?" ]. Tanya Longshang yang terdengar marah.

["Pesankan aku makan siang untuk Silvia yang sedang hamil".] Kata Ludius santai.

Seketika amarah Longshang meledak.

["LUDIUS..!! Kau tahu aku akan rapat mengenai kerjasama dengan para Dewan Direksi sebentar lagi dan kau..! Pesan saja sendiri!!".]

TUT..

TUT..

TUT..

Longshang seketika memutus panggilan secara sepihak.

"Longshang sialan! Dia memutus panggilanku begitu saja. Dia pikir dia siapa?". Gerutu Ludius,

"Tuan Lu, Longshang seperti itu karena kau itu BOSS yang menyebalkan. Bayangkan saja dia sibuk dengan semua pekerjaan kantor dan kamu masih saja mengganggunya". Kata Silvia asal bicara.

Ludius yang bersandar di pundak Silvia membenarkan posisi duduknya dan mengalihkan paksa wajah Silvia.

"Sayang.. Mulutmu masih saja pedas seperti dulu, apa perlu aku lumat sekali lagi agar kamu berhenti mengatakan perkataan pedasmu?". Katanya dengan kedipan mata yang memikat.

"Perhatikan tatapan matamu Suamiku, awas kalau kamu tunjukkan itu pada wanita lain!!". Ujar Silvia serius.

Ludius mencubit pipi Silvia yang entah sedang ngambek atau cemburu, yang jelas Silvia menjadi over protektif dari biasanya. "Kalau begitu bisakah istriku layani suamimu ini, mungkin akan aku pertimbangkan untuk tidak melirik wanita lain". Balas Ludius jahil.

"Oh.. Apakah Tuan Lu sedang mengancamku, apakah masih belum puas dengan jitakan di kepala?". Tanya Silvia meninggikan suaranya tidak kalah usilnya.

"Coba saja.. ". Perkataan Ludius memancing kekesalan Silvia.

"Ludius awas kau yah.. Jangan kabur..!". Perasaan kesal yang terpancing membuat Silvia mencoba menarik tubuh Ludius dan memeluknya erat dengan alasan untuk menjitak kepalanya.

Ludius yang melihat silvia kesal langsung beranjak mundur dari sisi Silvia dan kabur. "Sayang.. Tega sekali kamu mau menjitakku sampai 2 kali". Dengan jahilnya ia terus menggoda Silvia yang mengejarnya sepanjang luasnya ruang rawat VVIP.

"Habis kamu senang sekali di layani 2 suster cantik, pake komporin Istri segala lagi! Memangnya aku wanita lemah lembut yang akan diam begitu saja melihat suami main mata!". Silvia terus mengejar Ludius, kekesalannya tidak berhenti sampai di situ, beberapa perabotan yang tersusun rapih ijut menjadi sasaran empuk Silvia yang emosi dan menjadi jatuh berantakan.

BRAKK..

PRANK..

Ludius yang melihat kondisi Silvia yang mulai terengah kembali duduk di sofa dan menyerah. "Baiklah aku menyerah". Katanya dengan wajah memelas, Ia duduk kembali di sofa dengan tatapan jahilnya. Seperti sudah memiliki rencana Ludius melepas jasnya dan menyampirkannya kembali di sofa. Ia duduk diam menunggu Istrinya menghampirinya yang masih terlihat jengkel.

Silvia yang mendekat berniat untuk menjitak kepala Ludius justru tubuhnya ditarik hingga jatuh dalam pangkuan Ludius. "Kiss me baby.. Bibir merahmu benar-benar menggodaku". Katanya dengan tatapan mata yang liar.

WARNING..!!! MATURE SCENE 18+

Lagi-lagi Ludius mencuri ciuman Silvia, ia mencumbu bibir lembab Silvia yang merah merona, mengulum lebih dalam dan mengisap kuat bibir merahnya. Tidak hanya itu, tangan kanannya yang liar menjelajah ke dalam Dress Silvia hingga menyentuh bagian yang terintim. Ia meremas perlahan dan sejenak terasa berkedut membuat Ludius mengembangkan senyumnya.

"Argh... " Silvia mengerang mendapati tangan Ludius sudah menyentuh bagian paling sensitif dari dirinya.

"Keluarkan semua hasratmu sayang, jangan kamu tahan. Biarkan aku menjamu mu untuk membuatmu merasa nyaman". Bisik Ludius,

"Arrgh.. Ugh.. Tap.. Tapi ini masih siang Tuanku". Desah Silvia dengan suara racau.

Dari bibir turun ke leher yang memiliki aroma wangi khas. Ia mengecup dan menggigit liar leher serta bagian belahan dada yang terlihat begitu kencang dan lembut. Perasaan gairah yang lama Ludius tahan seketika mencuat membuatnya semakin liar.

"Sayang, ayo kita pindah ke ranjang". Katanya lembut.

"..."

Ludius yang tidak menunggu sahutan Silvia mengangkatnya, ia membawanya ke ranjang dan membaringkannya. Ia meredupkan lampu hingga terlihat gelap dengan sedikit pencahayaan.

"Suamiku, apakah ini tidak apa-apa? Kau baru saja selesai operasi". Sela Silvia yang terlihat khawatir. Ia melihat jelas wajah suaminya yang bernafsu liar bagai singa yang menemukan buruannya.

"Ssst… Jangan katakan apapun Sayang, cukup nikmati saja jamuan suamimu ini". Katanya, ia melepas satu persatu kancing kemejanya.

Terlihat jelas tubuh yang begitu putih berotot dengan dada bidang dan perut yang membentuk kotak-kotak padat. Ia melepas kemejanya dan melemparnya ke sofa. Tidak hanya itu, Ludius juga melepas celana panjangnya dan melemparnya ke sofa hingga menyisakan sebuah celana dalam.

Sejenak Silvia terperangah, tubuh atletis yang dimiliki Ludius spontan menarik perhatian Silvia. 'Mau seberapa sering dan lama ku memandang tubuhnya, tetap saja aku masih merasa tidak puas. Arrgh.. Mengapa aku tertular keliaran suamiku?'.

Ludius mengecup kening Silvia sebelum ia menaiki tubuh Istrinya yang terlentang pasrah dengan apa yang akan diperbuat suaminya.

Ludius menurunkan sedikit tubuhnya, ia mengangkat tubuh Silvia hingga membenamkan kepala Silvia di samping lehernya. Dengan jarak begitu dekat Ludius dapat merasakan dengan jelas derup nafas Istrinya.

"..."