Chapter 175 - 175. Zain dengan gadis yang terluka

Di ruang depan Zain baru saja menelfon Dokter untuk memeriksa keadaan Silvia. Meski Zain diam, ia masihlah orang yang mencintai Silvia. Bohong kalau Zain tidak khawatir.

Drrrt.. Drrrt..

Terdengar dering telefon dari ponsel milik Zain. Ia secepatnya mengambil ponsel itu dan melihat dari siapa panggilan itu berasal. Seketika Zain kaget melihat terdapat panggilan masuk dari Markas SSIA.

[ "Zain, Bagaimana kabarmu! Apakah kau masih mengingat suaraku?".]

["Komandan, tidak perlu basa basi. Ada hal apa yang membuat Komandan tertinggi di Kemiliteran menelfonku?".]

[ "Kau sudah lebih dari 1 bulan tidak memberiku laporan. Apak kau masih ingat tugasmu disana?".]

["Aku tidak akan pernah lupa dengan tugasku, secepatnya aku akan memberi laporan resmi pada atasan".]

["Dengar, tinggalkan China! Pergilah ke Inggris untuk menyelidiki sesuatu".]

["Maaf Komandan, saya tidak bisa. Tugas saya di China belum tertuntaskan, bagaimana bisa Komandan menyuruh saya meninggalkannya begitu saja?".]

[ "Kau pandai membuat alasan! Tapi tujuanmu ke Inggris masih ada hubungannya dengan tujuanmu saat ini. Organisasi yang baru-baru ini mencuat ke permukaan berasal dari Inggris, dan mereka masih ada hubungan erat dengan Black Emperor. Semua Aliansi dan Serikat tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Meski tangan kanan Tuan Ludius baru-baru ini memberi serangan pada orang-orang yang terlibat dengan perdagangan senjata dan Narkoba. Tapi pusat mereka belumlah runtuh".]

["Tapi aku benar-benar tidak bisa, Silahkan Komandan memilih anggota yang lain!" ]

["Tunggu..! Kau yakin tidak ingin ke Inggris?" ]

[ "Aku yakin. Sudah cukup!"]

[ "Tapi bagaimana kalau aku mengatakan dalam waktu dekat Nyonyamu akan terbang ke Inggris?".]

[ "Apa maksudmu?" ]

[ "Tidak ada yang perlu kukatakan untuk saat ini. Akan ku pastikan dalam waktu dekat kau terbang ke Inggris!!". ]

Telefon terputus begitu saja. Zain yang baru saja mendengar kata NYONYA! Sedikit mengusik fikirannya.

"Apa sebenarnya yang di rencanakan Komandan! Mengapa dia memastikan aku harus terbang ke Inggris. Nyonya..! Apa yang di maksud Komandan adalah Silvia?. Tapi untuk apa Silvia ke Inggris?".

Pertanyaan seketika menumpuk dikepala Zain, hingga dia tidak menyadari suara ketukan pintu yang terus berdentum hingga menyita perhatian semua pelayan yang ada didekatnya.

"Tuan Zain, Dokter yang anda hubungi telah tiba". Kata pelayan memberitahu.

Zain masih terdiam, ia sepertinya tidak mendengar apa yang dikatakan pelayan padanya.

"Tuan Zain.. Apakah anda baik-baik saja?". Tanya pelayan kembali.

"Ohya… Temani Dokter ke atas untuk memeriksa kondisi Silvia. Maaf aku tidak mendengar barusan".

"Baik Tuan".

Zain secepatnya pergi keluar untuk kembali ke rumahnya yang tidak jauh dari Mansion Ludius. "Aku harus secepatnya mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Silvia harus di targetkan ke Inggris? Komandan pasti telah mengetahui sesuatu".

Dengan keadaan masih basah kuyup Zain memilih berjalan kaki menerjang hujan yang cukup lebat untuk sampai ke rumahnya yang tidak jauh dari Mansion Ludius.

Langkah gemercik hujan lambat laun semakin keras, hujan yang turun semakin lebat hingga jarak pandang Zain hanya berkisar beberapa meter didepannya.

"Tidak tahu akan ada tragedi apa… Tapi aku memiliki firasat tidak baik soal ini". Desis Zain.

Braaak!!!

Langkah Zain terhenti mana kala mendengar suara suara benturan yang cukup keras meski di tengah lebatnya hujan. Ia mempercepat langkahnya bahkan sempat lari untuk sampai ke lokasi kejadian.

Tidak jauh dari rumah yang ditinggali Zain, terdapat sebuah kecelakaan tunggal. Sebuah mobil mewah menabrak pohon besar dan keluar asap di bagian mesin mobil.

Zain yang melihat langsung datang dan memperhatikan keadaan sekitar. Ia mengintip dari balik jendela dan melihat ada seorang wanita yang mengeluarkan banyak darah dari balik keningnya. Zain mencoba membuka pintu depan, namun pintu dalam keadaan terkunci. Ia akhirnya mencari benda berat untuk memecahkan kaca mobil agar bisa membuka pintunya dari dalam.

Beberapa saat Zain mencari, ia menemukan sebuah batang besi yang cukup berat dan memukul kaca pintu mobil sekeras-kerasnya.

Prankk!!

Kaca mobil akhirnya pecah, tangan Zain masuk dan mencoba meraih pembuka pintu yang ada di bagian dalam pintu mobil. Sisa pecahan kaca yang masih tertinggal di pintu menggores lengan Zain. Meski

"Akhirnya terbuka juga, hei.. Bertahanlah!!".

Terlihat wanita dengan wajah asing seperti bukan dari China, Zain dikejutkan dengan pin lambang sebuah Kerajaan di bagian dada membuat Zain berasumsi wanita yang ada didepannya memiliki latar belakang yang tidak biasa. Zain mengecek nadi dan nafasnya. "Ini pasti bukan kecelakaan biasa, seseorang pasti sudah memanipulasi mobil yang di bawanya. Syukurlah dia masih bernafas".

Zain mengangkat wanita yang terluka dan mengeluarkannya dari mobil. Dengan langkah cepat ia membawa wanita tadi ke rumahnya yang jaraknya tidak jauh dari lokasi kejadian. Darah dari kepala wanita itu membasahi pakaian Zain.

"Bi.. Bi.. Buka pintunya!!". Panggil Zain pada Bibi yang menjadi pelayan di rumahnya.

Pintu terbuka, pelayan yang biasa Zain panggil dengan Bibi An kaget melihat wanita yang ada dalam

gendongan Zain mengeluarkan banyak darah. "Silahkan Tuan, saya akan menyiapkan pakaian dan P3k segera untuk Nona ini".

"Bi An tutup pintunya, jangan sampai orang lain tahu tentang hal ini". Zain masuk membawa wanita itu kedalam kamar tamu yang letaknya tidak jauh dari pintu utama.