Chapter 135 - 135. Ketegasan Ludius untuk Zain

Ludius membawa Silvia kembali ke Resort dalam keadaan tidur. Didepan kamar sudah ada pelayan yang siap menerima perintah "Kalian bantulah istriku untuk berganti pakaian. Bajunya sudah kupersiapkan, ada di atas meja rias. Aku akan menunggu di ruang depan". Perintah Ludius pada pelayan Resort. Dia membaringkan Silvia di ranjang dan meninggalkannya bersama pelayan agar mereka mengganti pakaian Silvia. Sebelum keluar Ludius mengambil tas berisi satu set pakaian, ponsel dan laptopnya untuk dibawa keruang depan.

"Baik Tuan, sesuai perintah anda". Pintu kamar ditutup.

Diruang depan Ludius menaruh tasnya dan mengambil perlengkapan mandi. Di kamar lain Ludius masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah seperempat jam, Ludius memakai setelan jas kasual dengan model slim fit keluar dari kamar dan kembali keruang depan untuk mengambil ponsel dan mengecek E-mail yang ada di Laptopnya. Hal pertama yang dia lihat adalah E-mail dari Longshang mengenai detail keadaan yang terjadi baru-baru ini di Perusahaan.

Ludius, Keadaan kantor saat ini sedang memanas. Pasalnya para Dewan Direksi menentang Kakakmu menjadi Pemegang Saham di Perusahaan Jiang yang baru saja kamu dapatkan. Selain karena Saham di Jiang, Sepertinya para Dewan Direksi mulai resah karena kepergianmu. Mereka khawatir harga Saham turun akibat kepergianmu yang tidak di ketahui publik, kasus ini sama seperti waktu kamu menghilang selama 2 tahun. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?.

???? Longshang secepatnya aku akan kembali. Mengenai keadaan Perusahaan seharusnya kamu bisa mengatasi hal sepele seperti ini. Biarkan para Dewan Direksi berfikir sesuka mereka, kamu klarifikasi pada Media bahwa aku sedang menjalani bulan madu dan selidiki media mana yang memberitakan tentangku. Sisanya kamu biar berjalan apa adanya.

Setelah mengirim E-mail, Ludius menelfon Zain untuk menanyakan kesepakatan mereka.

"Ada apa Tuan Lu menelfonku?. Apa ini ada hubungannya dengan penyelidikan Keluarga inti Al Farezi?".

"Benar, Aku butuh secepatnya hasil dari pencarianmu. Aku sudah tidak ada banyak waktu di Negara ini, setelah kembali dari Pulau ini aku akan langsung terbang ke China".

"Aku sudah menemukan apa yang kamu minta, Aku akan mengirimkan secepatnya ke Wangchu. Tuan Lu kamu yakin membiarkanku menjadi pengawal pribadinya? Kamu tidak takut kah kalau aku merebutnya dari sisimu?".

"Hey Zain, jangan samakan aku denganmu yang mudah melepaskan namun pada akhirnya penuh penyesalan. Jika kamu memang mampu, silahkan saja rebut Silvia kembali dari sisiku, Aku hanya mengingatkanmu untuk tidak menyesal nantinya. Karena setelah mencobanya, kamu akan tahu perbedaan antara kamu dan aku dalam hal mencintai dan kesetiaan".

"Pria playboy sepertimu berbicara tentang kesetiaan?. Aku harap Tuan Lu tidak lengah, karena aku pasti akan menemukan celah untuk merebut Silvia kembali dari tanganmu".

"Lakukan sesukamu. Karena urusan kita telah selesai, sepertinya tidak ada yang perlu dibahas lagi. Aku tunggu laporannya darimu".

Tut.. Tut.. Tut..

Ludius memutus panggilannya, Ludius hampir termakan perkataan Zain karena, hingga membuatnya menggenggam erat ponselnya karena geram. "Zain.. Kamu terang-terangan menyatakan perang padaku?. Tapi aku Ludius tidak akan tinggal diam dan membiarkanmu mengambil celah untuk masuk kedalam hati Silvia kembali".

Pelayan keluar dari kamar Silvia dan berjalan kearah Ludius untuk memberi laporan. "Tuan, kami telah selesai mengganti pakaian Nyonya. Adakah hal lain yang Tuan inginkan?". Tanya Pelayan.

"Tidak perlu, kalian boleh pergi". Kedua pelayan membungkukkan badan lalu pergi.

Ludius masih duduk di ruang depan dengan Laptop di tangannya mulai sibuk dengan beberapa berkas Perusahaan yang di kirim Longshang padanya. "Dalam tiga hari ini aku harus memanfaatkan waktu sebisa mungkin untuk menjalani hari-hari dengan Silvia dan menguak apa yang terjadi sebenarnya pada Keluarga inti Al Farezi. Aku tidak akan tenang meninggalkan Ibu Mertua disini dengan masalah yang sempat memanas tempo hari".

Drrt… Drrt..

Ponsel Ludius kembali bergetar, kali ini ada telefon dari Longshang.

"Ada apalagi kamu menghubungiku Longshang?. Bukankah kamu tahu aku sedang menghabiskan waktu bersama istriku?".

"Maafkan aku Ludius, tapi ini berita penting dari mata-mata kita yang berada di Black Emperor. Dia mengatakan akhir-akhir ini Rossman Nero telah mempersiapkan anak buahnya dalam jumlah besar. Kemungkinan Rossman telah tahu kunci untuk membuka segel laboratorium berada di Cincin yang di pakai Silvia".

"Rossman Nero, tidak kusangka dia akan secepat ini mengambil tindakan. Cincin yang asli sudah berada di tanganku dan yang ada dijari Silvia saat ini adalah palsu. Mereka hanya mengetahui bahwa cincin itu ada di tangan Silvia. Kemungkinan besar orang yang di incar pertama kali untuk bisa menguasai Laboratorium adalah Silvia. Haissth.. Jika sebelumnya aku tahu ada hal tersembunyi di balik cincin mendiang Ibuku, aku tidak akan memberikannya pada Silvia".

"Apa yang akan kamu lakukan sebagai seorang suami dan Ketua Naga Imperial Ludius?".

"Tidak ada waktu lagi, Segera persiapkan semua anak buahmu dan Wangchu serta perintahkan sebagian mereka untuk mengamankan Laboratorium itu secara tersembunyi. Untuk keamanan Silvia aku sudah meminta seseorang menjadi pengawal pribadinya. Segera siapkan pesawat, aku akan terbang kembali ke China besok sore".

"Baik, Aku akan segera mempersiapkan semuanya". Telefon terputus.

Setelah menerima telefon dari Longshang dia merasa tertekan dan emosinya memuncak begitu saja. "Maafkan aku Silvia, sepertinya aku tidak bisa menjaga janjiku padamu. Aku akan sekali lagi bermain dengan nyawa seseorang, Apakah keputusanku kali ini masih bisa di maafkan? ". Gumamnya.

"Apa yang kamu fikirkan Tuan Lu, Mengapa kamu begitu resah?". Silvia tiba-tiba datang dan duduk disamping Ludius.

"Kamu sudah bangun Sayang?. Jika aku mengingkari janjiku dan bermain dengan nyawa seseorang lagi, Apakah kali ini kamu akan memaafkanku?".

Pertanyaan yang begitu sulit bagi Silvia, tapi dalam hatinya memiliki keyakinan bahwa Ludius tidak akan mengambil keputusan tanpa mempertimbangkannya.

"Apakah ini mengenai Laboratorium dan Tuan Rossman yang akan mengambilnya paksa?. Ini memang keputusan sulit, mengorbankan anak buahmu untuk menyelamatkan berjuta nyawa memang terlihat egois. Tapi kita hanya manusia biasa yang tidak bisa menyelamatkan semua nyawa walau kita ingin, dan pilihan terakhir yang bisa kita lakukan hanya memilih diantara dua kemungkinan. Jika berperang bersama dengan anak buahmu dapat menyelamatkan banyak nyawa orang tak berdosa, aku rasa mereka akan dengan senang hati mengikuti langkahmu. Kamu hanya perku berdiri tegak untuk membimbing mereka agar tidak kehilangan tujuan dalam berperang".

Perkataan Silvia seperti air hujan yang menyirami yanah yang gersang. Hati Ludius seketika menjadi sejuk disaat emosinya memuncak.

"Sayang, terima kasih kamu selalu membimbingku disaat aku hampir putus asa dan kehilangan arah. Jika tidak ada kamu, mungkin aku akan berbuat egois seperti dulu tanpa memperdulikan berapa nyawa yang akan gugur nantinya".

"Tentu saja aku harus melakukannya, karena aku adalah istri dari Ketua Mafia Naga Imperial". Jawab Silvia dengan senyuman.

"Bisa saja kamu menjawabnya. Aku pasti akan berjuang tanpa membuatmu kehilangan kepercayaanmu padaku". Ludius mengusap kepala Silvia dan mencium keningnya.