Chapter 40 - 40. Keinginan Julian untuk Merawat Silvia

Malam Hari Di Kota Jakarta, Indonesia.

Malam ini begitu asing bagi Silvia, setelah 2tahun lamanya meninggalkan Indonesia, Dia kini kembali merasakan makan malam bersama keluarga. Semua telah berkumpul di meja makan tidak terkecuali Julian.

Julian yang sedari tadi terdiam memikirkan sesuatu akhirnya angkat bicara. "Bibi.. ada yang ingin aku sampaikan pada Bibi dan semuanya. Aku ingin meminta izin pada Bibi untuk membantu perawatan dan terapi untuk Silvia. Dalam beberapa hari kedepan, Ayah memintaku segera kembali ke keluarga inti untuk meneruskan bisnis Al-Farezi Grup. Jika Bibi berkenan, biarkan aku membawa Silvia kembali ke keluarga inti".

Ibu Silvia yang sedang makan mendengar perkataan Julian langsung menghentikan makannya. "Julian, Keluarga Bibi sudah lama meninggalkan keluarga inti. Sepertinya kurang tepat jika tiba-tiba kembali tanpa persetujuan mereka. Lagi pula Bibi sudah menikmati hidup sederhana seperti ini selama bertahun-tahun. Tapi.. Bibi senang mendengar akhirnya kamu meneruskan bisnis keluarga, Bibi bangga padamu".

"Aku mohon Bibi.. Aku benar-benar ingin menjaga dan merawat Silvia hingga dia sembuh. Aku harap Bibi memikirkan kembali permohonanku ini".

Julian memohon penuh harap pada Ibu Yuliana, ia benar-benar ingin merawat Silvia dengan sepenuh hatinya dan mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi.

Suasana di meja makan menjadi tegang, Ling Ling yang tidak mengetahui apapun ikut terdiam. Silvia yang melihat Ibunya terlihat cemas akhirnya berbicara "Kak Julian, Aku berterima kasih karena Kak Julian mau membantu penyembuhan ku. Tapi aku baru saja bertemu ibu, jadi maaf Kak.. Aku tidak bisa ikut Kakak kembali ke Keluarga inti".

"Silvia, jika itu keinginanmu maka aku tidak bisa memaksa. Tapi aku akan tetap merawat dan menjagamu walau dari jauh". Perkataan Julian penuh makna, membuat Silvia sedikit terganggu dengan perkataannya.

Di malam hari, Ling Ling meminta tidur bersama Silvia. Waktu sudah menunjukkan tengah malam, namun Ling Ling masih sibuk dengan ponselnya.

"Silvia, ada berita penting…!". Perkataan Ling Ling yang sangat singkat itu mampu membuat Silvia terbangun dari tidurnya.

"Sil.. Aku dapat kabar ini dari Bryan, ternyata Ludius mati-matian mencari mu setelah terakhir kali kamu meninggalkannya Mall. Dia tampak frustasi, bahkan sampai mabuk berat di bar. Silvia.. apa kamu masih berfikir kalau Ludius hanya mempermainkan mu?!" Pertanyaan Ling Ling membuat Silvia tersadar diri diamnya.

"Aku tidak tahu, Tapi fakta didepan mata waktu itu membuatku lelah. Ling Ling.. apa aku tidak berhak menentukan kebahagiaan ku?" Silvia membalas bertanya,

"Kamu berhak bahagia, tapi apakah menjauh dari Ludius benar-benar membuatmu bahagia? Aku tahu saat ini kamu sedang kecewa, tapi membohongi perasaan sendiri bukankah lebih menyakitkan?"

Apakah aku memang belum bisa melupakannya, Tapi sejak kapan aku jadi begitu mencintainya?.

Pertanyaan singgah begitu saja di fikiran Silvia, Dia semakin bimbang dan gelisah. Perasaan yang bergejolak ini membuat nya merasa seperti kehilangan sesuatu. Tapi apa itu Silvia tidak menyadarinya.

***

Malam hari Shanghai China.

Ludius yang masih setengah sadar karena terlalu banyak minum akhirnya diantar WangChu pulang kerumah.

Setibanya dirumah, WangChu mengantar Ludius ke kamarnya. Masih terlihat wajah frustasi Ludius yang memikirkan Silvia. Bibi Yun yang menunggu kepulangan Ludius secepatnya membawakan baju ganti dan minuman hangat.

"Tuan WangChu, terima kasih sudah mengantar Tuan Lu pulang dengan selamat. Bibi khawatir melihat kondisi Tuan Lu yang sedang tidak stabil".

Setelah mengantar Ludius WangChu langsung pergi. Di kamar Ludius, Bibi Yun dengan cekatan nya mengganti baju dan membersihkan wajah Ludius yang terlihat kusam dan muram.

"Silvia, jangan pergi.. Maafkan aku..". Gumam Ludius

"Tuan Lu.. Bahkan dalam tidurmu Tuan mengigau menyebut nama Nona. Tuan sudah Bibi anggap sebagai putra Bibi. Jadi Bibi tahu apa yang Tuan rasakan saat ini. Apapun yang terjadi Bibi akan selalu mendukungmu?" Bibi Yun membelai rambut Ludius.

Keesokan harinya, Ludius terbangun dan mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Saat dia mengingat semuanya, dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi pun dia masih memikirkan Silvia.

Setelah selesai mandi, Ludius mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

???? "LongShang cari tahu mengenai keluarga Silvia yang berada di Indonesia. Karena kepergianku sedikit memakan waktu, Cari tahu Perusahaan di Indonesia yang bisa kita ajak kerjasama. Aku ingin detailnya Siang ini. Ohya.. kabarkan kepada Sekretaris Tuan Zhuan, aku ingin membuat Temu janji secepatnya".

Setelah selesai menelfon LongShang, dia memakai kemeja nya dan bergegas turun untuk sarapan.

Dibawah Bibi Yun sudah menyiapkan banyak sarapan. Ludius mulai menyantap sarapan nya sendirian, Ludius kembali teringat Silvia (Sayang.. Biasanya kamu selalu berdebat denganku bila kita sedang sarapan di meja makan. Dan sekarang kamu tidak ada, ternyata begini rasanya. Hampa..!!). Ludius

"Bi Yun, tolong kemasi beberapa baju kemeja ku dan berkas-berkas yang LongShang antarkan. Aku akan pergi ke Indonesia beberapa hari untuk urusan Bisnis".

***

Seharian penuh Ludius disibukkan dengan berbagai pekerjaan, temu janji dengan Tuan Zhuan dan setumpuk berkas mengenai kerjasama dengan beberapa Perusahaan yang berada di Indonesia.

Tidak terasa sore telah tiba, Pesawat pribadi milik Ludius sudah menunggunya di bandara. Karena LongShang tidak bisa menemani Ludius, Dia mengutus seorang Sekretaris sementara untuk menemani Ludius selama di Indonesia.

"Ludius, Dia Nona Mu Lan. Dia yang akan menjadi sekretarismu selama kau ada di Indonesia".

"Terserah aku tidak peduli..! Kau tahu sendiri kan, aku paling tidak suka jika ada pegawai yang mengusik privasi ku. Jadi kau harus ingatkan padanya untuk tidak ikut campur".

Ludius dan Mu Lan masuk kedalam pesawat. Perjalanan mereka memakan waktu sekitar 4.5 jam. Di perjalanan Ludius sibuk dengan Laptopnya untuk melihat laporan dari LongShang mengenai Silvia dan Perusahaan yang akan menandatangani kontrak kerjasama dengannya.

"Tuan Lu.. Jadwal ada besok adalah menemuinya Klien baru untuk kontrak kerjasama pembangunan Apartemen di daerah Jakarta Pusat. Mengenai detail Tuan LongShang sudah mengirim data nya pada anda".

"Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 5jam. Jadi Istirahatlah..!". Ludius berbicara tanpa melihat Mu Lan yang terkesima dengan sikapnya.

// // //

Jakarta, Indonesia.

Setelah menempuh perjalanan selama 5jam lamanya, Pesawat akhirnya mendarat di bandara. Disana sudah disiapkan mobil untuk mengantar Ludius dan Mu Lan menuju apartement mereka.

Di tengah perjalanan Mu Lan yang memperhatikan Ludius, mulai memberi perhatian lebih "Tuan Lu.. Anda belum makan sejak tadi, apa kita akan berhenti di Restaurant untuk makan malam?"

"Pak Sopir, jika melihat Restaurant tolong berhenti..!" Ucap Ludius, Dia kembali ke gayanya yang biasa, dingin tidak peduli dengan hal lain dan sedikit bicara.

Mobil berhenti di sebuah Restaurant yang cukup elegan, Ludius turun tanpa memperdulikan hal di sekitar nya.

Para pelayan berjejer rapi menyambut kedatangan Ludius "Selamat Datang Tuan dan Nona, Mari saya antar ke meja anda".

Ludius tidak sengaja memandang ke arah samping, Tiba-tiba saja dia melihat seseorang.

"Silvia..!!!" Gumam nya, Seketika Ludius berlari keluar menuju orang yang dia lihat mirip seperti Silvia. Karena sebuah Truk besar yang menghalanginya menyebrang jalan. Dia kehilangan jejak Silvia.

Saat Ludius berjalan menuju mejanya, entah itu halusinasi atau memang nyata Dia melihat seseorang mirip Silvia bersama seorang Pria keluar dari sebuah Mall yang tidak jauh dari Restaurant.

"Aku yakin.. wanita berkursi roda tadi itu Silvia. Tapi siapa Pria yang membawanya?!".