Chapter 22 - 22. Party Bag 1

Mobil milik Hanson telah sampai didepan gedung, Hanson turun mengulurkan tangannya membantu Silvia keluar dari mobil. Hanson datang memakai setelan jas dengan model Single Breasted berwarna Hitam di padukan  dengan rompi dan Dasi yang selaras, sehingga terlihat lebih Press body. Dia menggandeng Silvia masuk melewati Red karpet, Disana sudah terlihat ramai oleh para tamu.

"Tuan, apa tidak apa-apa Tuan datang bersamaku kemari? Sepertinya yang datang ke pesta ini adalah orang-orang penting.." Bisik Silvia, Dia terlihat canggung dan kikuk saat memasuki ruangan Pesta.

"Tenanglah Silvia, ini hanya pesta biasa. Kamu berpikiran seperti itu karena kamu kurang percaya diri. Percayalah.. Malam ini kamu terlihat sangat cantik. Jadi, jangan lagi mengatakan kalau kamu tidak pantas berada di pesta ini". Hanson menggandeng Silvia menemui Tuan rumah dari pesta malam ini. Tampak seorang pria sedang bercakap dengan seseorang, Hanson dan Silvia menghampiri mereka.

"Selamat Malam Tuan Kavindra, Bagaimana kabar anda..? Saya ucapkan Terima kasih Tuan telah mengundang saya".

"Tuan Hanson, kabarku baik. Sudah seharusnya saya mengundang anda, Semua wanita disini menantikan kedatangan Tuan. Tapi sepertinya Anda sudah memiliki pasangan. Apa Tuan Hanson tidak ingin mengenalkan pasangan Tuan pada saya?" Kavindra berbalik memandang Silvia, Senyumnya terlihat begitu menawan hingga membuat Semua wanita yang hadir memperhatikan nya.

"Kenalkan Dia Silvia, salah satu mahasiswi di Universitas tempat saya mengajar. Silvia, Kenalkan dia Tuan Kavindra pemilik dari Perusahaan Shine Entertaiment. Beliau lah yang melahirkan Artis-artis berbakat dalam dunia perfilm"

"Hallo Tuan Kavindra, Senang berkenalan dengan anda" menjabat tangan Kavindra seraya tersenyum anggun.

"Nona Silvia, anda begitu anggun. Tidak salah Tuan Hanson memilih anda sebagai pasangannya". Kavindra memuji dengan gayanya yang melankolis, membuat orang yang berada di dekat nya terasa lebih akrab.

Saat Mereka sedang berbincang-bincang, datang seseorang yang menyela pembicaraan mereka.

"Selamat malam Tuan Kavindra, Senang bisa menghadiri undangan anda"

Terdengar suara orang yang menyapa dari arah belakang Silvia. Silvia seketika memiliki perasaan yang tidak enak pasal suara itu 'Mengapa suara itu terdengar tidak asing?. Apa jangan-jangan… Ya Tuhan, ko bisa sih..'. Silvia menggigit bibirnya cemas. Suara itu semakin mendekat, dan kini seseorang berdiri tepat di samping Silvia.

"Selamat malam Tuan Lu.. Terima kasih Tuan Lu sudah datang menghadiri party ini. Dimana pasangan Tuan Lu, Tidak biasanya Tuan Lu menghadiri party tanpa adanya pasangan" Pertanyaan Kavindra membuat Ludius memandang ke arah Silvia. Dia melihat Silvia dengan tatapan mematikan,

"Ah.. kebetulan pasangan saya datang agak terlambat karena sebuah urusan..".Memandang ke arah Hanson. "Oh..  Tuan Hans juga ada disini. Siapa pasangan yang anda bawa Tuan Hans?" Ludius berbicara seolah tidak mengenal Silvia, namun Jelas-jelas tatapan nya mengatakan   __Kau harus menjelaskan apa yang terjadi.

Sungguh tatapan yang menakutkan, walau Ludius bersikap seolah tidak mengenal tapi pandangannya mengatakan sebaliknya. Bagaimana caranya agar bisa keluar dari situasi ini?. Silvia sekarang seperti terjebak diantara serigala liar!.

Silvia lebih memilih diam untuk menghindari pertanyaan yang membuatnya terjebak lebih jauh lagi.

Hanson tersenyum seringai melihat kedatangan Ludius. Hanson sengaja menggandeng Silvia erat didepan Ludius yang mengatakan tidak mengenal Silvia.

"Tuan Lu, kalau anda tidak mengenalnya. Perkenalkan Dia Nona Silvia Zhu. Dia salah satu mahasiswi di Universitas tempat saya mengajar". Hanson mendekati Ludius serta menjabat tangannya, dia sengaja mendekatkan wajahnya ke telinga Ludius untuk membisikkan sesuatu.

"Tuan Lu, wanita mu ada bersamaku. Ingatlah akan permainan yang sedang kita mainkan. Kamu saat ini kalah 1-0 dariku" Bisik Hanson di telinga Ludius.

"Silahkan nikmati kemenanganmu kali ini Tuan Hans, Aku memang sedang berbaik hati memberimu umpan untuk menikmatinya sesaat. Jika tiba saatnya, dia pasti akan kembali dengan sendirinya kepadaku" Ludius membalas tantangan Hanson beserta bunganya.

Hanson dan Ludius saling menatap, Mereka seperti dua musuh yang bertemu di medan perang. Terlihat raut kesal di wajah Hanson mendengar Perkataan Ludius. Disaat situasi memanas, Seorang wanita datang menghampiri Ludius dengan nada manja nya.

"Sayang.. maaf yah, aku datang terlambat". Tanpa aba-aba menggandeng Ludius. "Tuan Kavindra Selamat malam, Saya Laurent  Senang bisa berkenalan dengan anda" menjabat tangan Kavindra. Ludius memilih terdiam di dekati oleh Laurent. Dia kembali ke dirinya yang bersifat dingin tanpa ekspresi.

"Nona Laurent, bukankah Nona sedang debut film terbaru? Saya banyak mendengar tentang anda dalam dunia perfilm. Senang bisa bertemu anda disini".

Lama Mereka saling berbicara, Silvia merasa seperti nyamuk yang hinggap di tempat yang ramai. Tidak terlihat dan seperti parasit. Silvia yang di acuhkan merasa tidak nyaman dengan keadaannya. Terlebih lagi melihat Ludius yang dengan sengaja memamerkan memesraannya.

"Tuan Kavindra, sepertinya saya dan Hans akan menemui teman kami yang kebetulan juga datang kemari". Memandang ke arah Ludius. "Tuan Lu, silahkan anda lanjutkan pembicaraan anda dengan Tuan Kavindra, Senang bisa berkenalan dengan anda". Silvia menggandeng Hanson menjauhi Ludius.

Disaat yang sama Li Thian justru datang bersama Xing'er, mereka mungkin belum melihat kedatangan Silvia. Buru-buru Silvia pergi dari acara untuk menghindari mereka.

"Tuan Hans, Aku akan pergi ke toilet sebentar. Silahkan Tuan lanjutkan perbincangan Tuan dengan tamu yang lain". ucap Silvia memberi alasan dengan senyumnya.

"Berhati-hati lah, kamu adalah pasangan ku. Kembalilah secepatnya".

***

Silvia pergi menuju balkon di gedung untuk mencari udara segar, Dia merasa sesak selama ada didalam pesta. Perasaan sedikit terganggu melihat kedekatan Ludius dengan wanita lain.

'Mengapa aku seperti ini. Aku hanyalah mainannya, Dia bebas bermain dengan wanita mana saja. Aku selalu mencoba membencinya, Tapi mengapa justru terasa sakit?. Ada apa sebenarnya dengan perasaan ku ini?'.

Silvia mengambil nafas dalam-dalam, Dia mencoba menikmati udara malam yang begitu sejuk di tengah-tengah riuh nya party yang sedang berlangsung.

"Gadis kecil, apa kamu sedang memikirkan ku?". Sapa seseorang yang datang menghampiri Silvia.

"Ada apa Tuan menemui ku, bukankah kamu sedang bersama wanita baru lagi? Apakah kamu tidak takut dia akan marah padamu?" Ucap Silvia tanpa melihat ke arahnya.

"Aku tidak menganggapnya wanita ku. Dia hanya wanita yang tidak tahu diri mencoba mendekati ku". Menarik Silvia ke pelukannya. "Hanya kamulah satu-satunya wanita ku".

"Lagi-lagi seperti ini.. Apa sebenarnya maumu Ludius? mengapa kamu selalu mempermainkan ku?! Cepat Lepaskan aku…. " Silvia mencoba memberontak, dia menatap wajah tampan Ludius, matanya berkaca-kaca begitu juga dengan hatinya  terluka.

"Siapa yang mempermainkan siapa? Kamu berani bermain di belakangku. Bukankah kamu tahu aku paling tidak suka dibohongi, Dan kamu terang-terangan membohongi aku. Gadis kecil.. apa kamu lupa akan status mu?"