Chapter 753 - Tidak Mandi, Tidak Ada Ciuman

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
"Aku sangat sibuk di sana, dan kamu melarikan diri setelah bersenang-senang, pemalas kecil." Ketika mengatakan itu, Li Sicheng sudah melepas jasnya dan melepaskan dasi di lehernya.

Su Qianci meletakkan ponselnya di samping, duduk bersilang kaki di tempat tidur mengenakan sebuah jubah mandi, memperhatikan suaminya sambil tersenyum. "Sayang."

"Ya?" Li Sicheng menoleh dan menanggalkan pakaiannya.

"Sayang."

"Ya."

"Sayang."

Li Sicheng berhenti menjawab kali ini. Sambil membuka kancing manset-nya sendiri, dia berjalan menghampiri ke samping tempat tidur, dan menatap istrinya dengan sebuah tatapan yang dalam.

Pipi Su Qianci merona merah. Dia tiba-tiba menutupi wajahnya dan jatuh ke tempat tidur.

Li Sicheng merasa bingung dan geli pada saat yang bersamaan. Dengan cepat menghampiri, Li Sicheng menduduki tubuh istrinya, berbisik, "Apa yang sedang kamu tertawakan?"

Su Qianci melepaskan tangan suaminya dan berkata dengan wajah memerah, berkata, "Apakah aku cantik?"

Li Sicheng mendengar ini dan merasa sedikit geli. Dia dengan sengaja berkata, "Tidak."

Su Qianci merasa kesal, merengut, dan menendang pria itu. "Pergi sana."

Li Sicheng tersenyum di bagian bawah matanya dan mencondongkan tubuh ke arah Su Qianci. Dia berkata dengan suara rendah, "Bahkan jika kamu tidak cantik, aku terpesona oleh dirimu. Jika kamu lebih cantik, apa jadinya aku?" Lalu Li Sicheng mendekat dan ingin mencium istrinya.

Hati Su Qianci terasa sangat manis seolah-olah hatinya penuh dengan madu, tetapi ketika Li Sicheng hendak mencium dirinya, dia menoleh dan mendorong suaminya. "Kamu bau alkohol. Mandi sana."

"Setelah sebuah ciuman." Lalu Li Sicheng menangkap wajah istrinya.

Su Qianci menghindarinya lagi dan mengulurkan tangan untuk menahan wajah suaminya. "Tidak mandi, tidak ada ciuman."

Li Sicheng menghela napas. Dia merasa enggan, tetapi akhirnya bangkit berdiri dan berkata, "Oke."

Ketika melihat pria itu bangkit dengan perlahan, Su Qianci menurunkan tangannya.

Tapi Li Sicheng tiba-tiba menindih istrinya dan mencuri sebuah ciuman sebelum dirinya bangkit berdiri, merasa puas.

Su Qianci menyeka wajahnya dan mendengus, berbaring tengkurap. Tapi hatinya diam-diam terombang-ambing. Tiba-tiba ponselnya berdering, Su Qianci menjawabnya. Itu adalah Luo Zhan.

[Z]: Di mana Lu Yihan?

[Qian Qian Su Ci]: Aku tidak tahu, mungkin di kamarnya, 709, periksalah.

[Z]: Oke

….

Sambil mencari nomor kamar yang diberikan Su Qianci padanya, Luo Zhan entah kenapa merasa gugup. Detak jantungnya seperti guntur, bergemuruh tanpa henti. Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak berani pergi. Tapi … selalu harus ada seseorang yang menjelaskan terlebih dahulu. Karena insiden itu disebabkan olehnya. Itu harus … diselesaikan, kan?

Di kamar 709, Luo Zhan menekan bel pintu dan dengan sengaja menutupi lubang intipnya.

Benar saja, orang yang berada di dalam tidak bisa melihat ke luar, dan dia bertanya, "Siapa itu?" Itu benar-benar suara Lu Yihan.

Berada jauh dari Lu Yihan selama beberapa hari, Luo Zhan benar-benar merasa bahwa dirinya merindukan suara itu. "Ini aku."

Di dalam kamar, suasananya hening, dan kemudian Lu Yihan membuka pintu. Sepertinya dia baru saja mandi. Setengah mabuk, rambutnya setengah basah dan sedikit berantakan. Lu Yihan mengenakan jubah mandi dan tidak menyapa Luo Zhan setelah membukakan pintu. Dia berbalik dan kembali ke tempat tidur.

Luo Zhan tentu saja berjalan masuk dan menutup pintunya. "Lu Yihan."

"Ya."

"Lu Yihan."

"Apa?" Suara Lu Yihan terdengar sedikit tidak sabar, sembari mengambil sebuah bantal dan menutupi wajahnya.

Luo Zhan merasa sedikit bingung. Dia berjalan mendekat, duduk di tempat tidurnya dan berkata, "Kapan kau akan kembali ke China?"

"Besok." Lu Yihan mengangkat bantal itu. "Lusa adalah hari ulang tahun anak-anak. Li Sicheng mengatakan bahwa dia akan merayakannya bersama dengan kakeknya. Bukankah sang kapten berada di rumah tua? Aku bisa kembali dan mendapatkan penerbangan gratis."