Chapter 747 - Aku Hanya Bahagia Karena Kau Adalah Milikku Dan Di Sini Untuk Bersamaku

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Apakah kamu menyukainya?

Su Qianci mendengar pertanyaan ini dan tertawa, matanya memerah.

Apakah kamu menyukainya?

Siapa yang tidak mungkin menyukainya? Siapa yang tidak menyukai ulang tahun seperti ini? Tanpa sebuah jawaban, Su Qianci melompat dan bergegas menuju ke pelukan suaminya.

Li Sicheng menjadi lengah, tetapi posturnya masih stabil seperti sebuah gunung, tanpa getaran. Dengan satu tangan, pria itu merengkuh Su Qianci ke dalam pelukannya. Li Sicheng menunduk menatap istrinya sambil tersenyum.

Su Qianci menaikkan matanya, menepuk-nepuk, dan meninju dada suaminya. Dia memejamkan matanya, membiarkan air matanya menetes dan berteriak keras, "Kamu b*jingan!"

Li Sicheng tidak melawan, dan dia membiarkan istrinya memukuli dirinya tanpa mengatakan apa pun.

Su Qianci melayangkan beberapa pukulan, dan air matanya menetes semakin deras. Akhirnya, dia melemparkan dirinya langsung ke dalam pelukan suaminya dan meledak dalam tangis. "Kupikir kamu sedang berselingkuh. Aku ketakutan setengah mati!"

Li Sicheng tersenyum dan memeluk istrinya. Dia berkata dengan suara pelan, "Kamu tidak percaya diri. Bagaimana bisa ada yang lebih baik daripada dirimu?"

Su Qianci bahkan menangis semakin keras, memeluk pinggang suaminya dengan kedua belah tangannya, menangis seperti seorang anak kecil. Dia memukul-mukul punggung Li Sicheng dan berseru, "Kenapa kamu berbohong padaku? Itu sangat menakutkan. Kamu bersekongkol dengan Yihan. Kamu tahu kalau aku percaya pada Yihan. Kamu … ber*ngsek!"

Li Sicheng memeluk Su Qianci, dengan iba menghapus air mata istrinya, tetapi tidak bisa menahan senyumnya. Dia berbisik, "Jangan menangis."

"Kamu pembohong!"

"Ya, aku pembohong," bisik Li Sicheng, mengusap air mata dari wajah istrinya. "Jangan menangis, oke? Kamu harus menjadi pengantin wanita nanti. Bagaimana jika kamu menjadi jelek karena kamu menangis?"

Su Qianci merasa sangat takut sehingga dirinya segera berhenti menangis dan mengerjapkan matanya pada suaminya.

Li Sicheng menatap istrinya dengan tatapan yang dalam dan tersenyum dengan lembut. Keningnya menempel ke kening Su Qianci. Pria itu menundukkan kepalanya dan mencium istrinya. "Jangan menangis."

Su Qianci mendengus, dan hatinya penuh dengan kejengkelan. Hanya Tuhan yang mengetahui bagaimana suasana hatinya beberapa hari ini … bahkan lebih buruk daripada ketika Li Sicheng belum kembali. Su Qianci benar-benar berpikir suaminya tidak menginginkan dirinya. Dia benar-benar berpikir Li Sicheng berselingkuh! Ketika memikirkan hal ini, tenggorokan Su Qianci sekali lagi tercekat, seraya dia memeluk suaminya dan terisak-isak.

Li Sicheng mengerutkan keningnya ketika melihat istrinya menangis, langsung memeluk Su Qianci, dan mengisap bibirnya yang terbuka. Su Qianci tiba-tiba dicium, dan isak tangisnya tiba-tiba berhenti. Li Sicheng memeluk istrinya. Ciuman ringan itu perlahan-lahan menjadi semakin dalam. Tangan Li Sicheng dengan perlahan naik ke pundak Su Qianci dan mengambil gaun pengantin itu dari tangan istrinya, dengan perlahan dan lembut.

Su Qianci merespons dengan patuhnya, dan keduanya berciuman dengan penuh gairah. Di bawah siraman cahaya perak yang melimpah dan kupu-kupu berwarna-warni, mereka terlihat seperti dalam negeri dongeng dan berada nun jauh di sana. Terdengar suara sorak-sorai dan siulan bergema di sekitar mereka. Su Qianci terkejut dan dengan cepat mendorong suaminya.

Senyum di wajah Li Sicheng semakin dalam. Pria itu dengan perlahan-lahan mengulurkan dan melambaikan tangannya. Tiba-tiba, pemandangan di sekitarnya berubah secara signifikan dengan mereka berdua sebagai pusatnya. Beberapa wanita berlari ke samping Su Qianci, dan dia mengenali mereka dengan seketika. Salah satunya adalah Cheng You.

Dan tepat di belakang Cheng You, bukankah itu Sunny yang mendandani dirinya ketika di Maladewa dulu? Lampu di sekitar mereka telah berubah secara dramatis, dan musiknya terdengar semakin keras. Musik yang diputar di tempat itu adalah lagu "Aku Mencintaimu" yang paling klasik.

Aku di sini untukmu.

Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.

Aku hanya bahagia karena kau adalah milikku dan di sini untuk bersamaku.

Aku mencintaimu.

….

Aku di sini untukmu. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.

Aku hanya bahagia bahwa kau adalah milikku dan di sini untuk bersamaku.

Aku mencintaimu.