Chapter 122 - Percaya Diri

Name:Nuansa Author:Sihansiregar
"Ok, aku akan jujur padamu," ujar Nuansa.

"Tunggu, tunggu, tunggu. Kau tidak berpikir yang tidak-tidak mengenai diriku? Maksudku, kenapa kau bisa dengan mudah mengatakan hal itu?" tanya Thomas.

"Karena aku merasa kalau paman Eugene terlalu mengatur-ngaturku."

"Huh?"

"Aku tahu ini tentang nyawaku sendiri, tapi, dia seperti sangat melarangku untuk mengikuti keputusanku sendiri. Begini, awalnya aku sangat memikirkan Neptunus, aku sangat ingin mengejarnya, intinya, pikiranku hanya tentang Neptunus, tapi entah kenapa paman Eugene menanggapi segala hal mengenai Neptunus dengan begitu santai disaat semua orang tidak bisa tenang, dan dia menyuruhku untuk fokus saja pada geng motor ini. Aku tahu sarannya memang benar, aku juga harus memikirkan nyawaku yang sedang terancam, tapi ... sebagai seorang manusia, pastinya kita akan lebih mementingkan orang yang kita cintai dan sayangi dulu, kan?"

Thomas terdiam sesaat mendengar itu.

"Kau mencintai Neptunus?" tanya Thomas beberapa detik kemudian.

"Eh? Apa yang aku katakan tadi?!" kata Nuansa.

"Tidak, tidak, bukan begitu maksudnya, aku ... intinya sebenarnya aku tidak suka lebih mementingkan diriku walaupun taruhannya adalah nyawaku sendiri. Tapi, entahlah, aku tidak mengerti kenapa paman Eugene bisa begitu tenangnya menyikapi permasalahan mengenai Neptunus, dan aku hanya kurang suka saja sebenarnya karena aku akhirnya terpaksa untuk memikirkan tentang geng motor ini dan bukan Neptunus," sambung Nuansa.

"Sikap tenangnya tentang Neptunus memang patut dicurigai, tapi tentang sarannya padamu sebenarnya tidak ada salahnya," ucap Thomas.

"Aku tahu, meskipun pada akhirnya aku mengikuti apa yang dia katakan, tapi jujur hati kecilku berkata kalau ... aku harus lebih memprioritaskan Neptunus, aku tidak tahu kenapa. Memang saran paman Eugene benar, dan aku tidak bisa menyangkalnya, karena, ya, nyawaku memang yang terpenting, tapi, entahlah, aku tidak paham, hatiku ... hatiku berkata seperti itu dan membuatku masih terus memikirkan Neptunus dan masih menomor duakan nyawaku sendiri. Dan dengan pembicaraan kita ini, kurasa aku sekarang sudah mendapatkan titik terangnya alasan kenapa paman Eugene menyuruhku untuk lebih mementingkan nyawaku, karena dia tidak mau aku jadi tahu segala hal tentang Neptunus yang sebenarnya. Tapi ... entahlah, ini semua kan hanya pemikiranmu yang ditambah dengan informasi dariku juga dari yang lainnya."

"Hmmm, jelaskan tentang kecurigaanmu tentangku."

"Itu semua bermula karena yang mengetahui rencana perampokan yang kulakukan hanya kau, Gladys, dan Neptunus, selain orangtuaku tentunya. Aku lalu berpikir kalau mungkin saja kau ada hubungannya dengan geng motor itu, karena tidak mungkin Gladys, kan? Dia sahabat baikku, dan Neptunus ... aku sama sekali tidak berpikir kalau dia memiliki kaitan dengan geng motor itu, jadi aku hanya berpikir bahwa kemungkinan kaulah dalangnya, dan paman Eugene sendiri tidak menyangkal pemikiranku. Tapi setelah kupikir-pikir tadi, kau tidak memiliki motif sama sekali, jadi untuk apa kau bergabung dengan orang-orang seperti itu dan ikut-ikutan berniat untuk membunuhku? Jadi aku memutuskan untuk menceritakan semuanya dengan jujur padamu sekarang. Kau tidak seperti Neptunus yang memiliki motif, jadi ..."

"Tapi kau tidak tahu banyak tentangku, kan? Jadi kenapa kau bisa dengan sangat berani langsung terang-terangan seperti itu padaku?"

"Benar, untuk ukuran orang yang sebenarnya tidak tahu apa-apa mengenai dirimu, sebenarnya keputusanku cukup berbahaya, tapi ... hatiku ... aku rasa aku sudah mendapatkan jawaban dari alasan kenapa hatiku terus berkata kalau aku harus mencari Neptunus, walaupun kita belum memiliki bukti, tapi entah kenapa akhirnya aku bisa merasa lega. Semua ini masuk akal, alasan kenapa ada bagian di dalam diriku yang terus berkata bahwa aku harus mencari Neptunus adalah karena dengan menemukannya, semuanya akan selesai, meskipun aku masih berharap kalau semua dugaan ini tidak benar."

"Jadi apa yang akan kau lakukan?" tanya Thomas.

"Paman Eugene tidak bisa kupercaya lagi, tapi itu bukan berarti aku akan memercayaimu sepenuhnya, lagi pula jika aku tidak menceritakan tentang kecurigaanku padamu, cepat atau lambat pasti kau bisa menyadarinya karena pengamatanmu cukup teliti," ujar Nuansa.

"Neptunus tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan dengan tidak jelas, paman Eugene bersikap terlalu santai, semuanya sudah cukup. Ya, untuk ukuran orang seperti paman Eugene, tidak mungkin kalau dia akan memiliki pemikiran sesederhana itu. Dugaanku sekarang adalah dia sengaja untuk mengalihkan perhatianku dari Neptunus, meskipun Neptunus kemungkinan ada hubungannya dengan geng motor itu, tapi pasti paman Eugene sudah memastikan kalau aku tidak akan mengetahui kebenaran tentang Neptunus dengan menelusuri hal-hal tentang geng motor itu jika ternyata memang benar kalau Neptunus ada kaitannya dengan mereka. Keputusanku kali ini benar-benar sudah bulat, aku akan memulai pencarian terhadap Neptunus dan segera mendapatkan jawaban atas segalanya," lanjut Nuansa.

"Aku akan membantumu," kata Thomas.

Nuansa lalu menatap Thomas dengan seksama.

"Kau tahu? Entah kenapa aku memiliki banyak sekali pendapat tentangmu, kau bisa saja ternyata bekerja sama dengan Neptunus, atau kau bisa saja memang bagian dari geng motor itu, entahlah, aku tidak mengerti. Tapi yang lebih aku herankan, aku tidak mengerti kenapa aku tetap percaya padamu. Ada apa sebenarnya denganku atau denganmu?" ucap Nuansa.

"Well, aku juga tidak tahu. Dan aku tidak mau berkata apapun mengenai pendapat-pendapatmu itu, karena untuk sekarang, sekalipun aku jujur, kejujuranku itu tidak akan ada gunanya, mau bagaimanapun itu. Iya, kan?" ujar Thomas.

"Ya, benar sekali. Ini cukup menyedihkan karena pada akhirnya tidak ada satupun yang bisa aku percaya, mungkin hanya Ibuku, tapi ... dia tidak bisa melakukan apa-apa sejak kematian Ayahku, jadi aku hanya bisa mempercayai diriku sendiri dan harus memastikan kalau aku tidak akan jatuh dalam situasi apapun. Aku benar-benar berdiri sendiri sekarang."

Thomas terkekeh kecil. "Kau akan bertahan dam mendapatkan semua jawabannya."

"Aku harap begitu."

Mereka berdua kemudian sama-sama terdiam.

"Aku rasa aku tahu harus memulai pencarian Neptunus dari mana," ucap Nuansa yang memecah keheningan.

"Lampu merah lima menit itu. Aku beruntung karena memiliki beberapa teman Polisi, karena mereka pasti bisa memudahkanku dalam hal ini," sambung Nuansa.

"Apa rencanamu?" tanya Thomas.

"Jalan besar itu pasti memiliki CCTV lalu lintas, jadi aku akan memeriksa rekaman CCTV pada saat aku dan Neptunus melewati jalan itu. Tapi aku rasa ini tidak akan mudah juga karena teman-temanku bukan Polisi lalu lintas, dan jabatan mereka tidak tinggi, tapi mari tetap optimis saja."

"Itu persis dengan apa yang aku pikirkan. Pemikiran dan kemampuan pengamatanmu mulai berkembang, jangan tersinggung, tapi, dari semua yang kau katakan tadi sangat menunjukkan bahwa kau kurang pandai dalam mengamati situasi dan berpikir dengan luas, tapi langkah pertama yang kau putuskan akan kau ambil menunjukkan kau mulai berkembang, dan kau akan berkembang dengan pesat, tapi tidak akan kubiarkan kau mengalahkanku, tapi, kau pasti bisa melewati semua ini, percayalah, karena sebenarnya kau memiliki bakat dalam hal intelijen, kau anak yang berbakat."

"Aku percaya," ujar Nuansa dengan mantap dan dengan sebuah senyuman yang penuh dengan kepercayaan diri dan perasaan yakin.