Chapter 95 - Reynand & Emma

Name:Nuansa Author:Sihansiregar
Beberapa saat setelah Nuansa pergi ke rumahnya, Reynand berniat untuk kembali ke kantornya, tetapi tiba-tiba mobil yang diperhatikan Vega tadi berada di dekatnya. Ternyata, tanpa disadari Reynand, mobil tersebut sebenarnya berjalan dengan sangat pelan sejak tadi, dan saat ini mobil itu menghalangi jalan Reynand.

Mobil itu tidak lagi mengikuti mobil Neptunus.

Malas ribut, Reynand pun lantas memilih untuk tidak memedulikan mobil itu. Beberapa saat setelahnya, keluarlah sang pengemudi, yang ternyata adalah Emma.

Artinya, sejak tadi Emma mengikuti mobil Neptunus hingga berhasil menemukan alamat rumah Nuansa dan bertemu dengan Reynand.

"Siapa kau?" tanya Emma pada Reynand, tetapi Reynand tidak menanggapinya, wajar saja, bayangkan kalau tiba-tiba ada orang asing yang tidak dikenal bertanya seperti itu ke kita, sudah pasti kita akan berpikir orang itu hanya orang gila.

"Tuan, aku berbicara padamu," sambung Emma.

"Dengan pertanyaan bodohmu itu?" Reynand akhirnya memberikan respon, meskipun itu bukanlah respon yang diinginkan oleh Emma, tapi mau bagaimana lagi, itu memang respon yang paling wajar.

"Maaf jika pertanyaanku membuatmu merasa kurang nyaman, tapi ... mungkin memang sebaiknya aku memperkenalkan diriku dulu agar tidak ada kebingungan ataupun kecanggungan di antara kita. Namaku Emma, aku temannya Neptunus," ujar Emma.

"Reynand," balas Reynand.

"Apa yang terjadi? Kenapa Neptunus menamparmu tadi?" tanya Emma.

"Apa urusanmu dengan hal itu?" Reynand bertanya balik pada Emma.

"Aku tahu aku tidak memiliki urusan apapun dalam permasalahan kalian, tapi sebagai seseorang yang berusaha untuk memisahkan Neptunus dari wanita manapun yang dekat padanya, tentu saja aku memiliki urusan dengan hal itu, terlebih lagi sepertinya kau dekat dengan Nuansa jika ku amati."

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" tanya Reynand.

"Bukankah sudah aku katakan tadi? Apa harus kuperjelas lagi? Aku hanya ingin Neptunus, dan aku akan memisahkannya dari wanita manapun yang di dekatinya, termasuk Nuansa. Dan sepertinya aku sedang berbicara dengan orang yang tepat bukankah begitu?"

Reynand terdiam sesaat. "Ya."

'Ternyata dugaanku benar, dia menyukai Nuansa dan ingin memisahkan mereka juga, pengamatanku memang sangat baik,' batin Emma.

"Aku menginginkan hal yang sama denganmu, tapi bedanya yang kuinginkan adalah Nuansa," sambung Reynand.

"Aku mengerti. Aku ingin menawarkanmu sebuah hubungan kerjasama," kata Emma.

"Aku tahu kau akan mengatakannya."

Emma kemudian tersenyum licik.

"Sejak awal aku tidak menyukai Nuansa, karena satu-satunya yang pantas mendapatkan Neptunus adalah aku, tapi aku gagal memisahkan mereka bahkan dengan membuat fitnah bahwa Neptunus sebenarnya memacari perempuan lain juga, tapi aku tahu gadis itu hanya bertahan karena Neptunus kaya, aku bisa mencium dan merasakan aroma kemiskinannya meskipun aku tidak mengetahui bagaimana kehidupan dia," ucap Emma.

"Dia memang bertahan untuk uang, dan sejak awal pun dia ada untuk si Neptunus itu hanya karena uang."

Emma terkejut mendengar hal itu.

"Apa maksudmu?" tanya Emma.

"Apa maksudmu dengan mengatakan 'apa maksudmu'?" Reynand bertanya balik.

"Hubungan mereka tidak benar, maksudku, hubungan mereka palsu, Nuansa dibayar untuk menjadi pacar Neptunus, mereka tidak benar-benar berpacaran, hubungan mereka adalah hubungan kontrak. Kau tidak mengetahuinya?" lanjut Reynand.

"Aku baru saja mengetahuinya," ujar Emma.

Reynand dan Emma lantas sama-sama terdiam.

"Aku tahu kau memikirkan hal yang sama denganku," kata Reynand.

"Ya, mereka telah menipu semua orang dengan hubungan palsu mereka itu, dan kita akan membongkar hal itu di hadapan semua orang, sehingga kita bisa mendapatkan apa yang kita mau, Neptunus untukku, dan kau ambil Nuansa," ujar Emma.

"Tepat sekali, kau pintar," ucap Reynand sembari tersenyum bahagia.

"Aku benar-benar tidak tahu dan tidak pernah menyangka bahwa ternyata hubungan mereka hanya hubungan kontrak. Kenapa Neptunus menyewa seorang perempuan untuk berpura-pura menjadi pacarnya?" tanya Emma.

"Aku tidak tahu, tapi hubungan kontrak itu sekarang sudah lebih jauh, aku tahu itu, aku sangat yakin," kata Reynand.

"Maksudmu?"

"Neptunus sudah merebut Nuansa dariku, dan kita harus membongkar semuanya sebelum hubungan mereka semakin jauh, aku tidak mau Neptunus nanti benar-benar merebut Nuansa dariku, dan kau akan menolongku untuk hal itu."

Emma lalu tersenyum. "Kita saling menolong, terima kasih karena telah menceritakan semuanya kepadaku, sekarang kita jadi tahu hal apa yang akan membuat kita menang, aku yakin rencana kita akan berhasil."

Reynand kemudian terkekeh kecil. "Entah bermimpi apa aku sehingga bisa mendapatkan keberuntungan dan kebetulan seberharga ini, senang bisa mengenalmu."

"Senang bisa mengenalmu juga."

"Jadi kau mengikuti mereka tadi?"

"Ya, sejak awal aku tahu kalau aku akan mendapatkan hal yang menarik jika aku mengikuti mereka, dan dugaanku benar."

"Hahaha, syukurlah kau mengikuti mereka."

"Baiklah, jadi kita sekarang akan bekerjasama, ya?"

"Tentu saja."

"Kita akan membagi tugas, kau cari bukti-bukti mengenai hubungan mereka yang sebenarnya palsu, dan kemudian aku akan membongkarnya di hadapan orang-orang. Kau paham, kan? Ini tentang Neptunus yang sudah membohongi orang-orang yang dikenalnya, dan aku hanya perlu memberikan bukti-bukti itu di hadapan mereka."

"Itu urusan yang mudah, aku seorang Polisi, aku pasti bisa mendapatkan bukti mengenai hal itu di internet."

"Ya, kemungkinan besar awalnya mereka kenal dan bertemu melalui situs ataupun aplikasi. Dan aku tidak menyangka kalau ternyata kau adalah seorang Polisi, karena hal itu pasti akan benar-benar memudahkan pekerjaan kita, keberuntungan benar-benar sedang berpihak pada kita."

"Ya, ini akan sangat menarik."

"Tentu saja."

"Oh iya, berikan nomormu, agar komunikasi kita bisa terjalin dengan mudah," ucap Reynand.

Emma pun lantas memberikan nomor ponselnya kepada pria itu.

"Aku tidak sabar untuk bisa segera menyelesaikan permainan mereka, Reynand," ujar Emma.

"Aku juga," kata Reynand.

"Maka sebaiknya kau bergerak cepat."

"Aku tahu."

Emma dan Reynand lalu sama-sama tersenyum licik.