Chapter 340: Liburan ke Makau

Name:Legenda Dewa Harem Author:Lao_Ban69
"Apa rencana kalian berdua setelah mendapatkan hadiah ini?" Si penjaga kios itu menyerahkan microphone kepada Hannah.

Hannah langsung berkata tanpa pikir panjang. "Tentu saja kami akan menghabiskannya untuk belanja dan bermain. Kami akan menghabiskannya hari ini juga!"

Hari ini juga?

Semua orang jelas terkejut ketika mendengarnya, semua laki-laki sudah memberikan tatapan simpati pada Randika. Ternyata laki itu mendapatkan cewek matre sebagai pasangannya, kasihan sekali!

Seandainya saja mereka tahu berapa kekayaan yang dimiliki Randika dan Hannah, mungkin mereka sudah muntah darah ketika mendengarnya. Hannah begitu bersemangat karena ini pertama kalinya dia memenangkan hadiah yang merupakan hadiah utama.

Dua ratus juta bukanlah apa-apa baginya. Terlebih lagi, perusahaan Cendrawasih milik Inggrid sudah melewati masa krisis dan keuntungan yang didapatnya sudah mencapai miliaran. Jika tidak ada masalah, hanya masalah waktu saja baginya untuk mendapatkan keuntungan di angka triliun.

Randika, tentu saja, sebenarnya tidak kesusahan sama sekali. Memang dia sekarang tidak memegang uang tetapi penghasilan illegal dari gangster yang sudah dikuasainya terus mengalir tanpa henti. Belum lagi kartu yang telah diberikan Catherine padanya.

"Benar-benar perempuan yang menarik." Si penjaga kios itu bertepuk tangan, hal ini membuat Hannah tersipu malu.

"Apa sudah ada rencana mau bermain ke mana Anda?"

"Kalau dipikir-pikir, aku sangat ingin pergi ke Makau!"

Si penjaga kios tadi tersenyum. "Kalau begitu saya ucapkan selamat bersenang-senang untuk kalian berdua. Pertanyaan terakhir untuk sang pacar, apa ada trik rahasia untuk mendapatkan hadiah utama ini atau semua hanya karena keberuntungan saja?"

Randika mengedipkan matanya. "Aku rasa mandi di pagi hari tadi membuatku cukup beruntung."

Para penonton tertawa, si penjaga kios itu kembali menambahkan. "Kalau begitu terima kasih karena telah berpartisipasi di acara ini, kami ucapkan selamat sekali lagi pada pasangan pemenang ini!"

Di sampingnya, sudah ada perempuan yang membawa papan cek besar yang bertuliskan 200 juta rupiah. Mereka memberikan papan ini sekaligus sebuah kartu ATM pada Randika, lalu perempuan yang membawakannya tersenyum ke arah Randika dan berbisik di telinganya. "Passwordnya adalah 983412."

Ketika melihat papan itu, Hannah kembali melompat kegirangan.

Ketika mereka turun dari atas panggung, tatapan iri langsung memenuhi suasana. Tetapi mau bagaimana lagi? Namanya saja undian, jelas yang beruntunglah yang pada akhirnya tertawa!

Hannah masih terpacu adrenalinnya. "Aku harus memberikan kabar baik ini pada kak Inggrid!"

"Ayo kak, cepat kita pergi dari sini!"

Setelah berkata seperti itu, Hannah menyeret Randika ke parkiran mobil dan membawanya ke perusahaan kakaknya itu. Namun, karena Hannah belum pernah ke gedung yang baru itu, terpaksa yang menyetir adalah Randika.

Sesampainya di gedung perusahaan, Hannah berlari menuju lift disusul oleh Randika. Di dalam lift, wajah girang Hannah sama sekali tidak bisa disembunyikan.

"Kak, menurutmu kak Inggrid terkejut atau tidak ya? Aku sudah lama ingin pergi ke Makau! Kita harus pergi bersama-sama dan mencoba kasino di sana, sudah lama aku ingin mencoba peruntunganku!"

Randika menggaruk kepalanya. "Han, bagaimana ujianmu?"

"Tidak masalah, aku baru ujian lagi bulan depan kok. Masih banyak waktu." Jawabnya sambil tersenyum.

Ketika lift itu mencapai lantai 6, Randika mengingat bahwa dia sudah lama tidak mengunjungi departemen yang ditanganinya itu jadi dia ingin mengunjunginya terlebih dahulu.

"Han, kamu bisa mencari kakakmu sendirian kan? Aku mau memeriksa tempat kerjaku bentar." Setelah berkata seperti itu, Randika turun di lantai 6 dan Hannah langsung menuju kantor kakaknya berada.

"Kak, kak, coba tebak apa yang baru saja aku alami!" Hannah begitu bersemangat ketika membuka pintu ruangan kakaknya itu. Duduk di kursinya, Inggrid tersenyum ke arah adiknya yang tersayang itu. "Ada apa?"

"Kak Inggrid pasti kaget hihihi." Kata Hannah sambil tertawa. "Jadi tadi aku ke mall sama kak Randika dan menang undian berhadiah!"

Bersamaan dengan itu, Hannah membusungkan dadanya.

Inggrid tertawa kecil ketika melihat tingkah laku adiknya yang masih kekanak-kanakan itu. "Kamu menang hadiah apa? Boneka atau setrika?"

"Kak tolonglah! Kenapa kakak sarkas seperti itu?" Hannah menjadi cemberut, wajahnya lalu berubah menjadi sombong. "Aku baru saja memenangkan hadiah utama yang hadiahnya 200 juta rupiah!"

Mendengar hal ini, Inggrid menjadi terkejut. Dia tidak menyangka adiknya akan memenangkan uang segitu banyak.

"Jadi ceritanya gini kak. Pada saat itu, kak Randika melompat dan mengambil tiket itu di udara lalu ….. " Hannah mulai bercerita dari awal hingga akhir, Inggrid mendengarkannya ini sambil tersenyum.

Setelah selesai mendengarkan cerita Hannah, Inggrid mengedipkan matanya. "Han, kamu ingin pergi ke Makau?"

"Iya kak! Aku rasa kita butuh liburan sekaligus merayakan ujianku yang telah selesai." Kata Hannah sambil tersenyum.

"Maaf Han tapi pekerjaan kakak tidak sesantai kamu. Kakak masih berusaha membangun kembali perusahaan ini jadi banyak masalah yang harus kakak tangani." Kata Inggrid sambil menghela napasnya.

"Belum lagi penyelidikan polisi mengenai pengeboman itu dan biaya-biaya baru yang bermunculan. Belum lagi kakak harus memenuhi kuota produksi yang terhambat itu jadi maaf kakak tidak bisa pergi bersamamu."

Hannah terlihat kecewa. "Kalau kakak tidak pergi, percuma dong."

"Bagaimana kalau kamu pergi sama Randika saja? Aku yakin dia tidak keberatan menemanimu." Kata Inggrid sambil tersenyum.

Randika sendiri sedang mengobrol dengan Viona di aula koridor.

Rupanya pekerjaan di departemen parfum telah berjalan dengan baik dan mereka tidak sesibuk departemen lain. Untungnya saja, Kelvin yang cekatan itu menyimpan beberapa formula secara digital jadi mereka tidak terlalu tertinggal dalam proses produksi. Tetapi untuk amannya, Randika membantu mereka di awal pembuatan parfum mereka. Setelah bisa berjalan sendiri, Randika melepas mereka.

"Ran, kenapa kamu tidak datang akhir-akhir ini?" Viona merindukan sosok Randika di hidupnya.

"Aku ada pekerjaan sendiri yang harus kutangani. Oh ya, kapan kamu punya waktu luang? Bagaimana kalau malam ini kita makan malam berdua?" Randika langsung mengalihkan pembicaraan. Sejujurnya, dia sendiri merasa waktu berduaan dengan Viona memang menjadi sedikit. Terakhir kali mereka pergi bersama, mereka makan malam lalu pergi ke bar. Setelah menyanyikan sebuah lagu untuk Viona, mereka buru-buru melampiaskan cinta mereka di rumah Viona. Namun, orang tua Viona tiba-tiba sudah berada di rumah dan memergoki mereka.

Jika mengingat momen itu, air mata selalu mengalir di mata Randika.

Oleh karena itu, kali ini Randika harus memilih tempat yang tepat dan menjadikan Viona anggota haremnya.

"Benarkah?" Wajah Viona terlihat bahagia.

"Sejak kapan aku pernah berbohong padamu?" Randika membusungkan dadanya.

"Kebetulan aku mendapatkan libur karena tidak pernah mengambil cuti. Bagaimana kalau kita pergi liburan berdua?" Tanya Viona.

Pada saat ini, Hannah yang sedih itu tidak sengaja bertemu dengan mereka berdua.

"Hannah?" Randika menoleh ke arah Hannah.

"Kak Inggrid tidak bisa ikut, dia terlalu sibuk." Hannah lalu menatap Viona. Hannah dan Viona merupakan teman baik karena dulu Hannah pernah bertemu dengan Viona saat belanja dengan Inggrid. Sejak saat itu, Hannah terkadang belanja bersama Viona di hari liburnya.

"Kak, apa kak Viona libur besok? Bagaimana kalau kita ke Makau bersama-sama?" Tanya Hannah sambil tersenyum.

"Makau?" Viona terkejut ketika mendengarnya, dia menatap Randika yang sedang menggelengkan kepalanya.

"Ah! Jangan khawatir, liburan ini gratis kok jadi kak Viona tidak usah keluar uang sama sekali." Kata Hannah sambil tersenyum. Randika merasa ada siasat di balik senyuman adik iparnya itu.

"Kak Randika akan membayar liburan kita ini jadi kita berdua bisa bersenang-senang selama di sana!"

Mengerti bahwa Randika akan ikut, Viona mengiyakan ajakan Hannah ini.

Setelah memesan tiket pesawat untuk tiga orang dan menunggu visa mereka selama 3 hari, mereka langsung bersiap untuk berangkat menuju Makau!