Chapter 234: Pertarungan antar Dewa

Name:Legenda Dewa Harem Author:Lao_Ban69
"Bulan Kegelapan."

"Ares."

Randika dan Bulan Kegelapan saling menatap satu sama lain. Aura membunuh yang pekat mulai merembes keluar dari keduanya.

"Kau tidak bisa kabur lagi." Kata Randika dengan nada dingin.

"Tidak perlu, karena kau akan mati hari ini."

Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Suara itu bukan berasal dari Bulan Kegelapan melainkan dari belakangnya.

Dari arah belakang juga muncul sensasi bahaya yang menyuruhnya untuk menghindar.

Melihat reaksi Randika, Bulan Kegelapan menyengir. "Tidak ada salahnya berjaga-jaga jika melawanmu bukan? Lagipula aku bukan tandinganmu 1 lawan 1."

Saat itu juga, Randika menoleh dan menaruh kedua tangannya di depan dadanya. Dari arah belakang, muncul 2 telapak tangan yang hendak menghantam dadanya. Kedua belah pihak bertemu dan hasil energinya membuat keduanya melangkah mundur.

Ketika melihat lawan barunya ini, Randika cukup terkejut. Wajahnya benar-benar terlihat buruk.

"Apollo dan Brahman!"

Randika berhadap-hadapan dengan seorang pria paruh baya berambut pirang yang panjang. Dengan senyuman mengerikan di wajahnya, tubuhnya mengeluarkan aura membunuh yang luar biasa!

Apollo, Dewa Matahari, salah satu dari 12 Dewa Olimpus. Daya tempurnya benar-benar luar biasa.

Dari keempat daftar ahli bela diri, 12 Dewa Olimpus merupakan unggulan di antara 4 daftar tersebut. Terlebih gelar itu hanya 12 sedangkan populasi dunia mencapai 7 miliar orang, benar-benar kuota yang sangat sedikit. Bisa dibayangkan bagaimana kuatnya mereka untuk bisa berdiri di puncak.

Dari keempat daftar itu, Dewa, Manusia Peranakan dan Manusia perbedaan ketiganya tidak terlalu jauh. Sebagai contoh, orang yang berada di puncak daftar Manusia memiliki kemampuan dan daya tempur yang tidak terlalu jauh dengan daftar Manusia Peranakan dan begitu pula dengan Manusia Peranakan dan Dewa. Tetapi keberadaan 12 Dewa Olimpus benar-benar berbeda. Bahkan jika nomor 1 dari daftar Dewa melawan yang terlemah dari 12 Dewa Olimpus, dia sama sekali tidak bisa melawan.

Sangat jarang terjadi perubahan dari daftar 12 Dewa Olimpus. Sangat susah untuk menggeser nama-nama dari daftar ini. Perubahan terbesar hanya terjadi pada saat Randika membantai 1000 orang suruhan Sirius dari mafia Italia tanpa terluka sedikitpun, reputasi itu membuatnya menjadi Ares sang Dewa Perang!

Dengan kemunculan Randika ini, dia mendorong keluar salah satu nama dari 12 Dewa Olimpus sebelumnya. Oleh karena itu, orang tersebut masuk ke dalam Dewa yang berada di bawah 12 Dewa Olimpus.

Sebenarnya, sangat mudah bagi orang apabila ingin masuk ke dalam daftar 12 Dewa Olimpus. Hal pertama yang bisa mereka lakukan adalah mencari salah satu penghuninya dan bertarung dengannya. Jika orang itu bisa mengalahkannya, orang itu akan mengambil alih posisinya. Tentu saja, pilihan ini hanya mencari mati.

Cara kedua adalah melakukan hal menakjubkan seperti Randika. Dia membantai seharian tanpa terluka sedikitpun. Kemampuan bertempur seperti itu bukanlah kemampuan sembarangan, oleh karena itu Randika pantas mendapatkan gelarnya sebagai Ares.

Kedua syarat itu terdengar mudah, tetapi sangat susah untuk dipraktekkan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa orang-orang yang berada di 12 Dewa Olimpus adalah 12 orang terkuat di dunia!

Apollo, sang Dewa Matahari, adalah salah satu penghuni terlama dari 12 Dewa Olimpus.

Meskipun reputasinya tidak setenar Randika, kekuatannya benar-benar mengerikan.

Sampingnya adalah orang India yang memiliki kekuatan yang tak kalah mengerikan. Orang-orang memanggilnya Brahman.

Brahman dalam kepercayaan orang India adalah penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan di agama Hindu, dialah sang Pencipta! Bisa dikatakan orang yang menyebut dirinya Brahman ini adalah ahli bela diri nomor 1 dari India.

Menatap kedua musuhnya itu, wajah Randika benar-benar buruk. Sebelum ini Bulan Kegelapan mengerahkan orang-orang dari daftar Dewa untuk membunuhnya dan Randika masih dapat lolos. Tetapi dia tidak menyangka bahwa dia bisa memanfaatkan orang dari daftar 12 Dewa Olimpus!

Bulan Kegelapan berada di daftar Dewa, jadi bagaimana caranya dia bisa memerintah kedua orang itu?

Bulan Kegelapan berdiri di paling belakang mendadak berkata dengan nada serius. "Hari ini nama Ares akan hilang dari bumi!"

Wajah Bulan Kegelapan berkedut, suaranya sudah seperti ringkikan perang.

Apakah kali ini akan menjadi akhir dari Randika?

Satu orang dari 12 Dewa Olimpus saja sudah merepotkan, sekarang dia harus melawan 3 ahli bela diri sekaligus?

Apollo menatap Randika dan tersenyum mengejek. "Ares, sebuah kejutan yang menarik."

"Hei, jika aku membunuhnya apakah aku bisa masuk ke dalam daftar Dewa sepertimu?" Brahman terlihat bersemangat, dia tidak sabar mengharumkan namanya.

Kedua ahli bela diri ini tidak sabar bertukar pukulan dengan Randika.

"Meskipun sayang sekali membunuh sesamaku, tetapi yang lemah selalu akan mati dan yang kuat akan bertahan hidup." Apollo tersenyum tetapi, saat itu juga, tubuhnya sudah berubah menjadi gumpalan asap. Dengan kecepatan luar biasa, dia menerjang ke arah Randika. Di sisi lain, Brahman juga bergerak dan melompat-lompat di dinding untuk menciptakan momentum yang cepat.

Pertarungan antar Dewa telah dimulai!

Reaksi Randika juga tidak kalah cepat. Di bawah serangan mematikan mereka berdua, tenaga dalam Randika sudah mengalir dengan deras. Kedua telapak tangannya bersatu dan penuh dengan tenaga dalam. Yang kanan mengarah pada dada Apollo dan yang kiri mengarah pada wajah Brahman!

DUAK!

DUAK!

Kedua belah pihak berhasil melayangkan serangannya. Apollo beradu tinju dengan Randika sedangkan Brahman tidak peduli terpukul asalkan dia berhasil melayangkan pukulannya. Ledakan energi ini membuat mereka bertiga melangkah mundur.

Meskipun terlihat seimbang, Randika masih berada di posisi kalah. Pernapasannya tidak teratur seolah-olah dia telah lari selama 1 jam. Kekuatan misterius di dalam tubuhnya juga mulai memberikan tanda-tanda memberontak.

Jika Randika bisa mengerahkan seluruh kekuatannya, kemungkinan besar dia bisa memenangkan pertarungan antar Dewa ini. Tetapi dalam pertempuran ini, dia tidak bisa mengeluarkan kekuatan maksimalnya.

Sedangkan Apollo dan Brahman tertawa ketika melihat sosok Randika yang tertatih-tatih itu.

"Aku kira orang yang disebut Dewa Perang itu kuat." Brahman meludah ke lantai. "Ternyata masuk ke dalam daftar Dewa Olimpus tidak sesulit yang kubayangkan."

Randika tidak membalas, wajahnya terlihat muram.

Apollo juga menyengir sambil membetulkan rambut pirangnya. "Setelah hari ini tidak ada lagi yang namanya Ares."

Sesudahnya itu, ketiganya kembali bertarung. Bulan Kegelapan berada di samping dan tidak bisa berhenti menyengir. Kali ini Ares akan mati!

Randika masih terus didesak dengan serangan gabungan Apollo dan Brahman. Situasi terlihat seimbang tetapi tiap detiknya tenaga dalam Randika terkuras. Pertarungan antar Dewa seperti ini selalu menimbulkan kekacauan yang besar, kekuatan mereka sudah tidak bisa dijelaskan oleh logika manusia.

DUAK!

Tembok demi tembok bolong oleh serangan yang dilancarkan dari mereka bertiga. Ketiganya melompati tembok, langit-langit dan lantai sambil terus menyerang.

Apollo melayangkan sebuah tendangan sedangkan Brahman mengincar kaki Randika.

Randika berlari mundur sambil terus bertahan, serangan gabungan lawannya terus mendesaknya. Akhirnya, setelah Randika menahan pukulan Brahman, Apollo melihat kesempatan dan memukul Randika tepat di dadanya.

Kali ini dia tidak menahan kekuatannya sama sekali, hal ini membuat Randika terpental.

Melihat Randika yang membentur tembok dengan keras, Apollo tertawa keras. "Jadi Cuma segini kekuatanmu HAH!?"

"Tahu gitu aku tidak perlu repot-repot mencari cara untuk menjadi yang terkuat, aku tinggal membunuhmu yang lemah ini." Brahman menghela napas.