Chapter 423 - Jadilah Kuat dan Lampaui Batasmu

Melihat Adith yang tiba-tiba gusar membuat profesor Ahmad jadi khawatir. "Apa yang terjadi?" Tanya profesor Ahmad kaget melihat Adith melepaskan konsentrasinya dengan secara tiba-tiba. Adith hanya menggeleng pelan dan melanjutkan latihannya setelah menarik nafas dalam. "Setelah ini aku harus memberimu pelajaran dengan sangat keras!" Batin Adith memulai lagi memusatkan pikirannya dan berkonsentrasi dengan baik. "Apa kau baik-baik saja?" Rafli merasa sangat khawatir dengan keadaan Riyan yang hidungnya terus mengalirkan darah segar. Rafli segera mengambil tisu yang berada di atas meja kamarnya dan memberikannya kepada Riyan dengan cepat. "Aku baik-baik saja!" Ucap Riyan langsung mengambil tisu itu dan menyumbat hidungnya sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat. Setelah menenangkan diri, dia kembali melanjutkan latihannya dengan terlebih dahulu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Setelah 3 - 4 tarikan nafas, dia akhirnya masuk pada mode konsentrasi penuh. "Apa mereka semua memang sehebat ini? Aku mungkin tidak akan terlalu terkejut mengingat sebelum ini aku sudah mengetahui kemampuan Yogi yang bisa mengikuti, tapi yang lainnya pasti akan sangat terkejut." Gumam Elvian terus melakukan pengamatan pada Yogi setelah percobaan yang kelima dia sudah bisa masuk kedalam mode konsentrasi penuh. Dia yang membutuhkan waktu selama 2 bulan, membuatnya iri pada kemampuan Yogi yang hanya melakukannya sebanyak 5 kali saja. "Inilah perbedaan jelas antara mereka yang memiliki energi nano dalam tubuhnya dengan mereka yang sama sekali tak memiliki energi tersebut." Batin Elvian melihat perkembangan pesat yang sudah dialami oleh Yogi selama hampir dua jam tersebut. "Oke, sekarang kau bisa istirahat 10 menit." Profesor Ahmad menghentikan sesi latihan Adith. "Kau orang pertama yang sudah menyelesaikan latihan teknik pernafasan ini, maka berikutnya kau hanya perlu berlatih sendiri meski aku tak bersamamu. Aku harap kau bisa mengikuti latihan pertahanan lebih baik dari ini." Ucap profesor sebelum keluar bergantian dengan Ayah Alisya untuk melakukan pengawasan. Adith mengangguk pelan, namun setelah profesor Ahmad keluar dari kamar itu, Adith kembali memusatkan konsentrasinya agar ia tetap terbiasa dengan mode tersebut. "Sepertinya kau sudah mulai terbiasa dengan mode konsentrasi penuh seperti itu. Melihatmu begitu serius, aku punya cara untuk membuatmu dapat melakukan keduanya sekaligus." Ucap Ayah Alisya mendapatkan ide untuk memulai latihan pertahanan ekstrim pada Adith. Adith sudah menyadari kedatangan Ayah Alisya, namun ia tetap berada pada titik konsentrasi terdalamanya sampai Ayah Alisya mulai berbicara padanya. "Bapak… Aku tak ingin tertinggal dari Aliya, jika memang ada latihan yang berat dan ekstrim sekalipun, aku akan melakukan dengan bersungguh-sungguh." Mata Adith yang menatap dengan penuh keyakinan membuat Ayah Alisya merasa sangat bersyukur. "Jadilah kuat, dan lampaui batasmu. Dengan begitu akan akan tenang menitipkan Alisya dan cucu-cucu ku padamu nantinya." Ayah Alisya tersenyum hangat kepada Adith berharap suatu saat nanti mereka dapat hidup dengan normal dan menikmati hari-hari indah mereka. Mereka segera memulai latihan pertahanan tubuh sekaligus dengan pengendalian energi nano dengan teknik pernafasan.  "Kita akan mulai dengan level bawah terlebih dahulu." Ayah Alisya segera menggeser 2 kursi saling berhadapan dengan jarak tertentu. Adith lalu menaruh kedua kakinya pada kedua kursi tersebut seperti sedang melakukan split yang menggantung, awalnya ia merasakan sakit yang amat luar biasa yang setelah rasa sakit itu mulai menghilang, Ayah Alisya memberinya sebuah kursi untuk di jadikan sebagai beban bagi Adith. "Ughhhh!!!" Adith mengeram sakit di kedua pahanya yang sedang terbuka lebar dan menggantung. "Cara ini biasanya dipakai oleh para shaolin dalam sistem pertahanan, selain untuk menguatkan otot-otot dalam tubuhmu, juga dapat membuatmu untuk melatih konsentrasi kamu dengan lebih baik lagi." Seru Ayah Alisya lagi saat melihat Adith sedikit kesulitan dengan latihan yang sedang di jalaninya. Memang itu sangat sulit baginya, namun ketika ia memikirkan bagaimana penderitaan Alisya saat melakukan itu melebihi dirinya, Adith kembali membulatkan tekadnya.  Melihat Adith sudah bisa kembali memusatkan konsentrasi nya, Ayah Alisya memilih untuk meninggalkan Adith disana. Ia segera memasuki kamar yang lainnya tempat dimana Ryu dan Rinto juga masih dalam posisi mempertahankan konsentrasi mereka tanpa melakukan istirahat. "Aku sudah menyarankan kepada mereka untuk setidaknya beristirahat dulu, tapi mereka memilih untuk menunggumu sambil melakukan latihan pengendalian tersebut." Ucap Rendy kepada Ayah Alisya yang sedang mengamati mereka berdua. "Tidak perlu khawatir, mereka sudah bertekad untuk melakukan semua ini dengan bersungguh-sungguh. Waktu mereka tidak banyak, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain terus bekerja dengan keras." Terang Ayah Alisya menatap keduanya yang menarik nafas dalam menghentikan latihan pengendalian energi nano dalam tubuh mereka. "Tubuh kalian terlihat sudah lebih kuat dibanding dengan yang lainnya, ini mungkin karena kebiasaan kalian sebelum ini yang selalu terlibat dalam pertempuran. Untuk itu latihan kalian aku naikkan beberapa level." Ayah Alisya segera memberikan arahan kepada keduanya. Keduanya langsung diarahkan untuk melakukan latihan dasar dalam jumlah yang banyak seperti push Up, Sit Up, Back Up, hingga Pull Up yang harus dilakukan sebanyak 1000 kali. Pertama kali mendengar hal itu sudah membuat Rendy sedikit kebingungan karena merasa kalau Ayah Alisya sedang bercanda, namun Ryu dan Rinto yang sudah mengetahui cara pelatihan Ayah Alisya terhadap Alisya membuat mereka masih bersyukur diberi kesempatan hidup. Setelah memberikan tugas pada Rinto dan Ryu, Ayah Alisya segera pergi menuju kamar Riyan dan Yogi. Alisya menjadi satu-satunya yang melatih Karin secara sekaligus. Mereka diberikan tugas yang sama sehingga dalam mereka melakukan dua kegiatan tersebut sekaligus.  "Berikan ini pada mereka semua." Pinta Ayah Alisya menemukan beberapa potongan besi yang terdapat ruang olah raga kapal pesiar tersebut. "Apa dengan pemberat ini mereka harus melanjutkan latihan dasar seperti kemarin?" Tanya Elvian kaget dengan apa yang diberikan oleh Ayah Alisya. "Ya, setelah ini aku akan menguji mereka satu-persatu sudah sampai dimana ketahanan mereka dalam melewati serangkaian latihan kali ini." Jelas Ayah Alisya membawa pemberat lebih banyak masuk ke ruangan Adith. Dari pintu yang terbuka sedikit saja, Elvian bisa melihat Adith sedang dalam keadaan terbalik dengan bagian kaki di atas dan kepala di bagian bawah sedangkan bagian kakiknya terdapat satu timba air putih. "Semoga mereka semua tidak terbunuh. Jika tuan Lesham menjadi instruktur kami, sepertinya hanya Kapten seorang yang akan lolos dari bimbingannya." Gumam Elvian berbalik badan segera membagikan apa yang sudah di berikan oleh Ayah Alisya. Elvian tak bisa membayangkan bagaimana jika mereka bukannya berada di atas laut atau kapal pesiar, mereka tentu akan mendapatkan pelatihan yang lebih berat namun juga menakutkan.