Chapter 328 - Aku Masih Mau Nikah!

Tidak butuh waktu lama untuk mobil Adith tiba dengan pak Dimas yang berada di kursi kemudi. Ia datang dengan wajah yang kebingungan saat Adith dengan terburu-buru meminta pamannya untuk membawakannya mobil.

"Apa yang sedang terjadi? Kenapa kau sampai menyuruhku untuk membawa mobil besar ini kemari? Biasanya kau suka menggunakan mobil sportmu jika di luar kantor!" Pak Dimas turun dari mobil dengan tatapan penuh kebingungan.

"Maaf paman, nanti aku jelaskan kepada paman setelah ini selesai. Tolong paman lihat Yogi dan yang lainnya di dalam sana mereka mungkin akan sangat membutuhkan bantuan paman." Ucap Adith langsung mengambil alih mobil tersebut.

"Berhati-hatilah." Ucap pak Dimas memberi mereka peringatan.

"Terimakasih paman. Maaf karena sudah merepotkan paman" Ucap Adith lagi dengan tulus.

"Dimana posisi mereka saat ini?" tanya Alisya sebelum mereka masuk kedalam mobil.

"Mereka baru saja berhenti di sebuah lokasi yang kelihatannya cukup terpencil." Adith kembali memperhatikan handphonenya yang terhubung dengan alat peredam milik Alisya yang menunjukan lokasi dari mobil yang sebelumnya di tumpangi oleh Emi.

"Sepertinya sudah tidak ada waktu lagi, kita harus segera kesana sekarang." Karin langsung menyerbu masuk kedalam mobil di ikuti Zein dan yang lainnya dengan cepat. Rinto dan Riyan serta Ryu sudah duduk di bagian kursi belakang sedangkan Karin, dan Zein sudah berada pada bagian tengah.

"Adith, kita harus kesana dengan segera. Bisakah kau membiarkan aku yang mengemudi?" tanya Alisya menatap Adith dengan sangat serius berharap kalau Adith akan mengizinkannya.

"Tentu saja, dengan satu syarat." Tatap Adith dengan tatapan yang sama seriusnya yang membuat Alisya jadi sedikit takut karenanya.

"Apa?" tanya Alisya bingung dan ragu akan apa yang akan di katakana oleh Adith padanya. Ia takut kalau ia tak bisa melakukannya.

"Kau harus menciumku setelah ini selesai." Ucap Adith sembari melemparkan kunci pada Alisya dan tertawa nakal.

"Sial" gumam Alisya seolah sedang mendapatkan permintaan yang sangat berat dari Adith, tapi taka da yang bisa ia lakuakn lagi selain bergerak cepat.

"Kau serius ingin mengemudikan mobil Sya?" tanya Karin begitu melihat Alisya yang sudah berada dibagian kursi kemudi.

"Yup!" Senyuman Alisya langsung saja membuat Karin memasang sabuk pengamannya dan mencari pegangan secepat kilat.

"Kenapa? Memanganya kenapa jika dia yang mengemudikan mobil? Tunggu sebentar. Aku ingat betul kalau Alisya mabuk kendaraan." tanya Zein penasaran dengan reaksi Karin.

"Dia bisa mengendarai mobil kan?" tatap Rinto kepada Ryu yang hanya menggeleng pelan.

"Apa Adith sedang bermain-main dengan nyawa kita sekarang?" tatap Riyan kepada Adith yang berada di kursi sebelah Adith.

"Sebaiknnya kalian pega… ngan!" belum selesai Karin berkata, Alisya sudah menginjak gas dengan cepat bahkan sampai menimbulkan bunyi decitan yang cukup keras dari ban mobil ke aspal jalan.

"Aku masih mau nikah!!!" teriak Riyan dengan sangat kencang saat Alisya membuat mereka melaju membelah jalan raya.

Adith hanya tertawa pelan menyaksikan Alisya yang terlihat penuh semangat saat mengemudikan mobil tersebut. Bukannya takut, ia malah menikmati cara Alisya saat membawa mobil tersebut sedang 5 orang yang berada dibelakangnya sudah menutup mata berdoa untuk keselamatan mereka.

"Belok kiri!" ucap Adith cepat saat melihat maps yang harus mereka tuju. Alisya dengan lihainya berbelok ke kiri dengan tajam.

"Belok kiri lagi." Ucap Adith saat melihat mereka hamper saja melewati jalan yang mereka tuju.

"Belok Kanan!!!" Adith hampir saja melewatkan satu jalan saat Alisya tak sedikitpun mengurangi kecepatan mobilnya.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai ketempat dimana mobil yang sebelumnya membawa Emi pergi. Mereka berada di dekat gedung yang terlihat tak lagi di lanjutkan pembangunannya dan terlihat dijadikan markas oleh mereka.

"Uweeeekkkk!!!" Riyan langsung menghambur keluar dan memuntahkan semua isi perutnya di ikuti oleh Rinto yang langsung terbaring di tanah mencari udara segar.

"Ohokkk ohoookkk" Zein dan Ryu hanya terbatuk pelan seolah mereka menahan nafas yang cukup lama didalam mobil sedang Karin hanya tertawa pelan melihat mereka semua.

"Kalian terlihat lemah karena mabok hanya dengan kecepatan seperti itu." Ucap Adith menertawakan mereka yang dibalas jari tengah oleh Riyan karena kesal. Adith tak terima dengan apa yang dilakukan oleh Riyan sehingga ia menendang pantat Riyan yang membuat Riyan langsung jungkir balik karenanya.

"Plakkk!!! Brangg…" sebuah suara keras yang terdengar membentur sebuah drum besi terdengar dari dalam membuat Alisya dan yang lainnya langsung menyerbu masuk kedalam.

"Brengsek! Kamu tak ingin menyelamatkan adikmu hah??" bentak Mus kepada Emi yang terlihat masih bertahan karena belum melihat adiknya berada disana.

"Kau yang sudah berjanji untuk melepaskan adikku terlebih dahulu, jadi sekarang perlihatkan adikku terlebih dahulu!" tegas Emi terus bertahan sampai ia bisa melihat Adiknya.

"Sialan, kau pikir kami akan membebaskan adikmu ha? Hahahahahaha" mereka semua tertawa karena telah berhasil menipu Emi.

"Tak mau buka pun tak apa sayang, karena aku bisa membantumu untuk membukanya!" Mus langsung menyobek baju Emi yang tinggal menyisakan baju dalamnya.

"Kalian memang biadab!" maki Emi sembari terus berusaha menghindar dari sergapan Mus dan teman-temannya.

"Mau kemana kamu ha? Hahahaha" ucap teman mus dengan tatapan penuh nafsu.

"Ayolah manis, sini main sama abang!!!" tangkap seorang lagi yang langsung mendorong tubuh Emi dengan kuat menuju ke arah Mus.

Mus langsung memeluknya erat dan langsung menghujani Emi dengan ciuman penuh nafsu di leher dan telinga Emi.

"Puih…" Emi meludah ke wajah Mus yang langsung membuat mus meradang penuh amarah dengan apa yang dilakukan oleh Emi sehingga Mus menamparnya untuk yang kesekian kali.

Wajah Emi langsung mengeluarkan darah segar karena kuatnya tamparan dari Mus tersebut. Mus langsung datang menghampiri Emi dan menari rambut emi dengan kuat yang sesaat kemudian tubuhnya langsung melayang menghantam dinding dengan kerasnya.

"Brengsek siapa itu!" sesat sebelum ia benar-benar bisa menoleh dengan benar untuk melihat apa yang terjadi, sebuah tendangan berputar dari Adith langsung mengenai wajahnya yang langsung membuatnya berputar dengan sangat kuat.

Tak berhenti disitu, Rinto dan Ryu juga melayangkan tendangan mereka ke kedua pipi seorang lainnya yang membuatnya harus merasakan sakit dari dua arah yang menekan kepalanya dengan sangat keras bahkan sepatu Rinto dan Ryu menempel keras di telinganya yang membuat telinganya berdengung keras.

Karin langsung menghampiri Emi dan memeluknya dengan erat sedang Riyan dan Zein langsung melepas Pakaian mereka berdua untuk diberikan kepada Emi agar bisa menutup tubuhnya yang sudah setengah terbuka.

"Kurang ajar siapa kalian sebenarnya?" melihat seorang masih sadar Alisya langsung menghantam kuat kepalanya.