Chapter 129 Bekerja kembali

Pagi hari ini cuaca cerah di

kalahkan semangat dan keceriaan Daniah. Dia punya energi berkali lipat dari

biasa dia berangkat bekerja. Bagaimana tidak, setelah seminggu akhirnya dia

bisa kembali beraktifitas normal seperti biasanya.

Daniah sudah ada di dalam mobil

yang melaju dengan kecepatan sedang. Leela selalu terlihat ceria setiap waktu,

menyegarkan suasana.

Daniah menampar kaca mobil dengan

pandangannya, pikirannya jauh berlarian ke masalah Jenika semalam. Dia bahkan

belum mencoba bertanya pada Raksa, semalam dia tidur dalam pelukan suaminya

setelah bicara dengan Jen.

Sudahlah! Kita selesaikan satu

persatu. Tuan Saga juga berjanji membantu menjelaskan pada Jen nanti. Walaupun

caranya masih membingungkan. Dia mau memberi waktu Jen untuk berjuang. Aaaa,

tapi kalau hanya membuat jen terluka bagaimana. Baiklah, aku akan coba bicara

dengan Raksa nanti.

Daniah menoleh pada pada Leela yang

masih fokus mengemudi.

“ Leela, nanti ingatkan aku untuk

menonton tv ya. Katanya tuan Saga akan ada interview langsung. Aku di suruh

menonton, kalau perlu di suruh merekam. Kalau  kau sampai tidak nonton, habis kau nanti malam. Begitu dia mengancamku

tadi. Hiks.  Memang mau pamer apa lagi

si.” Sudah mengeluh pagi-pagi pada Leela. Teringat pesan Saga saat dia

mengantarnya memasuki mobil pagi tadi.

“ Ia nona, nanti saya pasti

ingatkan.”

Kalau sampai nona tidak menonton

saya pasti di hukum di kirim ke antartika untuk membuat patung es, atau bahkan

lebih parah dari itu.

“ Maaf ya Leela karena aku kamu

harus bekerja seperti ini. “ Daniah terdengar serius dengan ucapannya. Setelah bertanya

pada Jen, dia sedikit tahu kalau sebenarnya Leela termasuk jajaran penting dan

orang kepercayaan tuan Saga. Tapi karenanya, dia harus menjadi sopir seperti

ini.

“ Kenapa nona minta maaf, pekerjaan

saya ini sangat penting di mata tuan muda.” Leela menjawab ringan, tanpa merasa

terbebani sedikitpun. Dia seperti mengatakan, saya senang dengan pekerjaan

saya. “ Saya bahagia kalau bisa menjalankan tugas yang tuan muda berikan untuk

saya.” Lagi-lagi kata-kata Leela terdengar sangat tulus.

“ Tapi kan tetap saja, seharusnya

kamu ada di perusahaan kan, bukannya bekerja seperti ini. Apa mau aku bicara

pada tuan Saga, supaya kamu di pindah tugaskan di tempatmu yang seharusnya.”

Aku tahu kamu salah satu pegawai

penting di Antarna Group, bagaimana bisa kamu cuma bersamaku seperti ini.

“ Tidak apa-apa nona, sebenarnya

kalau sampai nona mengatakan pada tuan muda untuk menganti saya, malah saya

akan mendapatkan hukuman nanti.” Tersenyum.

“ Kenapa?” Daniah jelas protes,

kenapa Leela harus di hukum.

“ Karena saya tidak bisa belerja

dengan baik, jadi nona minta ganti sopir dengan yang lain. Mungkin saya

benar-benar akan di buang ke pedalaman desa untuk instropeksi diri.”

Daniah langsung syok mendengar

kata-kata Leela.

“ Hei, tidak mungkin kan. Memang

tuan Saga sejahat itu.” Menyentuh bahu Leela. “ Aku tidak akan mengatakan

apa-apa di depan tuan Saga. Maaf ya, kalau aku selalu menyusahkanmu.”

Ya ampun nona benar-benar polos

sekali. Tapi benar-benar mengemaskan si. Berbeda dengan helen, anda sungguh

jauh berbeda dengan wanita yang dulu dekat dengan tuan muda. Dan ntah kenapa

saya senang sekali karena anda, karena nona lah yang harus saya layani, bukan

wanita itu.

“ Leela sudah punya pacar?” tepat

mobil memasuki halaman ruko.  Daniah

sudah membuka pintu mobil sendiri.

“ Saya sudah menikah nona.”

“ Apa!”

Menutup pintu lagi. Daniah menatap

Leela serius.

“ Benar-benar sudah menikah!”

protes tidak percaya. Leela masih terlihat seperti anak-anak bebas yang sedang

menikmat hidupnya. Sementara Leela hanya mengangukan kepala lalu keluar dari

mobil. Berjalan cepat membukakan pintu mobil untuk Daniah.

“ kenapa anda kaget begitu nona?

Sejujurnya usia kita sama, hanya berbeda bulan saja. Tapi kita lahir di tahun

yang sama.” Menjelaskan.

Hah! Benarkah. Dia yang terlihat

imut atau aku yang terlihat lebih tua dari usiaku.

“ Tapi nona malah jadi terlihat

seperti usianya di bawah saya ya?” tertawa ceria. Mengikuti langkah kaki

Daniah.

“ Hei, berbohong juga ada

batasannya Leela, jangan bicara sembarangan.” Mendorong bahu Leela, malu

sendiri dengan yang di katakan leela.

Memang aku terlihat semuda itu apa.

Sudah seperti anak-anak yang di

tinggal kabur orang tuanya, dan sekarang melihat ibu mereka berdiri di depan

pintu sambil tersenyum lebar. Antara kesal dan kangen membuncah menjadi satu.

Mereka meninggalkan pekerjaan mereka masih-masih dan datang memeluk Daniah.

Tika yang paling lama. Sampai Daniah menepuk-nepuk punggungnya dia baru

melepaskan pelukannya. Leela menonton adegan itu frustasi. Tapi tetap tidak

melakukan apa-apa, karena merasa nonanya juga terlihat tidak terganggu. Dia malah

terlihat sama bahagianya.

Leela sudah sedikit memperlebar

sentuhan yang di izinkan untuk sesama perempuan. Walaupun dia masih menunjukan

sorot mata tidak suka.

“ Terimakasih Tika, kamu sudah

bekerja sangat keras seminggu ini.” Giliran Daniah yang meluapkan harunya.

Bagaimanapun dia sudah menyerahkan tanggung jawab toko sepenuhnya pada Tika.

Selama seminggu ini Tika sudah menghandle banyak sekali pekarjaan. “

Terimakasih ya.” Puk, puk menepuk punggung Tika dengan penuh terimakasih.

“ Tapi mbak Niah sudah sehat

beneran kan?” Masih terlihat cemas.

“ Hehe, ia aku sudah baikan.”

Daniah terpaksa berbohong mengatakan kalau dia sedang tidak enak badan. Jadi tidak

bisa datang ke toko. Tidak mungkin kan kalau dia mengaku di hukum suaminya

karena ketahuan minum pil kontrasepsi.

Jiwa-jiwa polos karyawanku.

“ Jangan-jangan mbak Niah lagi

hamil ya!” Celetukan seorang karyawan langsung di sambut keributan. Membuat

hati daniah ngilu. Membicarakan kehamilan hanya mengingatkannya tentang pil

kontrasepsi yang dengan beraninya dia telan. Walaupun masalah itu sudah lewat,

namun kalau mendengar kata hamil maka otomatis kata pil kontrasepsi akan ikut

menempel di belakangnya dia masih sedikit trauma.

“ Tidak-tidak. Aku belum hamil.

Benar, kemarin hanya tidak enak badan. Sudah bubar semua ayo mulai kerja.”

Mendengar instruksi itu mereka langsung bubar dan mulai bekerja lagi. Tidak

merasa aneh ketika melihat Leela langsung bergabung tanpa canggung seperti

biasa. Padhal dia juga sebenarnya tidak pernah datang selama Daniah tidak

datang, tapi ntah kenapa para karyawan Daniah tidak merasa aneh dengan itu.

Sambil bekerja mereka juga masih sibuk berbincang tanpa canggung.

Daniah mengikuti Tika dan karyawan

lainnya naik ke lantai dua. Menerima laporan pertanggung jawaban yang di

berikan Tika selama seminggu ini. Beserta semua catatan omset dan pengeluaran

uang untuk membayar semua barang suplayer yang masuk selama Daniah tidak ada.

“ Mbak Niah sudah sehat benar?

jangan memaksakan diri.” Tika mengulang pertanyaan yang sama lagi.

“ Aku benar-benar sehat luar biasa

Tika, jangan cemaskan aku. Aku juga kangen mau bekerja.” Aku kangen kalian

tahu, begitu pekik hati Daniah.

“ Tapi seminggu gak ketemu mbak

Niah sudah kelihatan jauh berbeda lho.” Tika menyengol dagu Daniah girang.

“ Apa?” meraba pipi dan wajahnya

sendiri.

“ Mbak Niah kelihatan jauh lebih

cantik. Hehe.Ciee, jangan-jangan bukan sakit ya, mbak Niah bulan madu yang ke

dua dengan tuan Saga ya. Cieeee, mana oleh-oleh nya.” Tertawa sendiri

seenaknya, yang lainnya sudah ikut-ikutan berisik dan ber cieee, cieee.

Daniah Cuma bisa tergelak. Tapi semburat

malu muncul juga di wajahnya.

Ia, kami bulan madu si tapi cuma di

dalam kamar.

“ Sembarangan. Mana ada yang

begituan.” Menyudahi gelak tawa Tika, sampai harus di tutup mulutnya,

untuk menghentikannya mengoda.

Siang bergulir dengan cepat. Aktivitas

rutin di ruko berjalan dengan lancar. Saatnya makan siang. Tika mengikuti

langkah Daniah saat dia mengajaknya untuk membeli makan siang. Sementara Leela

mengikuti tanpa di minta. Walaupun tidak di inginkan dia tidak tahu malu dan

mengekor kemana Daniah melangkah. Mereka sudah membeli banyak sekali makaan.

Semua tangan memegang bungkusan makanan. Termasuk cilok yang di rindukan  Daniah selama seminggu ini.

Waktunya makan siang. Jangan lupa

makan siang ya, rehat dari aktivitas dulu sebentar dan makan.

Semua sudah berkumpul di lantai dua

sambil  menghadapi makanan masing-masing.

Tv sudah menyala sedari tadi. Acara yang akan menampilkan Saga sudah di mulai

dari tadi. Tapi laki-laki itu belum muncul.  Acara penting yang harus di tonton Daniah. Dia

bahkan sudah di ancam tadi bahkan di suruh merekam segala.

Dia mau apa si, apa aku di suruh

evaluasi penampilannya nanti. Cih. Aku kan tinggal jawab ia kamu tampan sekali

suamiku. Bereskan. Hehe. Tapi dia gak akan ngasih pertanyaan tentang apa yang

dia omongin di tv kan. Memang dia mau ngomong apa nanti. Bisnis, mana aku tahu

perihal begituan kan.

Makan sambil berfikir keras.

“ leela, apa kamu bisa merekamnya

nanti kalau pas tuan saga Live?” Daniah menyengol Leela di sampingnya. Ngeri

dengan pikirannya yang sudah berlarian kemana-mana. Kalau sampai dia ditanya

tentang isi pembicaraan Saga bisa barabe kalau dia tidak bisa menjawab.

“ Baik nona.”

Leela meletak kan makanannya lalu

berjalan mendekat ke tv. Tidak tahu apa yang dia lakukan. Yang lain juga tidak

terlalu memperhatikan. Sibuk dengan pembicaraan mereka dan makanan mereka juga.

“ Sudah nona, nanti kalau tuan Saga

live sudah terekam.”

“ Hah, memang apa yang kamu lakukan

tadi?”

Selama ini dia nonton tv ya cuma

nonton aja, memang bisa ya sekarang tv di pakai merekam.

“ Leela nanti kamu bantu

ingat-ingat apa yang di bilang tuan Saga ya.” Bicara pelan di samping telinga

Leela. “ Perasaanku mengatakan dia bakal bilang aneh-aneh terus mengetesku.”

“ Ia nona. Tapi nona tidak bisa

menjawab juga pasti tidak apa-apa.”

Hei, kamu tidak tahu kan kalau dia

sedang kesal di tempat tidur bagaimana kelakuannya.

“ Pokoknya bantu aku mengingat apa

yang dia bilang ya.” masih menarik lengan Leela meminta kepastian bantuan.

“ Ia nona.” tersenyum hangat meyakinkan.

Kalau anda sepolos ini di depan

tuan muda, pantas saja dia sangat tergila-gila pada anda nona. Saya bahkan

tidak perlu mencatatnya, yang di sampaikan tuan Saga nanti pasti akan anda

ingat seumur hidup anda.

Leela menghabiskan makanannya, sambil melihat layar tv.

BERSAMBUNG