Chapter 109 Senang

Malam sudah semakin larut ketika

mobil memasuki gerbang utama. Hanya ada beberapa penjaga yang bertugas malam

yang terlihat masih bersiaga di posisi jaga mereka masing-masing. Sisanya sudah

masuk ke dalam kamar mereka. Meluruskan kaki dan punggung setelah seharian

bekerja keras. Mengumpulkan kembali ceceran tenaga untuk dipakai besok kembali.

Perputaran rutinitas harian yang tiada habisnya.

Sesampainya kendaraan di dekat

pintu utama.  Han ikut masuk mengikuti

Saga, dia ingin melihat dan memastikan sendiri. Bagaimana suasana hati Daniah

saat ini. Apakah dugaannya benar, tentu saja harus benar, karena diakan selalu benar.

Ko mohon cemburulah nona, tuan muda

sudah menendangku karena kemunculan Helen, kalau sekarang anda tidak cemburu

habislah aku malam ini.

“ Apa semua sudah masuk ke kamar?”

Duduk di sofa menyapu ruangan yang sepi. Bahkan Pak Mun sudah mematikan beberapa lampu di sudut ruangan yang sudah tidak mungkin di lewati orang lagi.

Pak mun bangun setelah meletakan

sandal di samping kaki Saga. mulai memberikan informasi dari hasil pengamatannya.

“ Nona Jen dan nona Sofi cukup lama

di luar setelah makan malam tadi, tapi nona Daniah hanya turun dari kamar untuk

makan malam.” Pak Mun menjelaskan.

Sepertinya aku selamat. Han.

“ Kenapa?” Saga sudah mulai

terpancing untuk tersenyum.

“ Siang tadi nona bertiga menonton

tv bersama acara peresmian danau hijau. Tapi nona Daniah juga tidak menonton

sampai acara selesai.”

“ Kenapa?” wajah Saga sudah mulai

terlihat senang sekarang.

Lihat tuan muda sudah mulai girang.

Sepertinya aku bisa pulang sekarang dengan tenang.

Pak Mun melihat ke arah sekertaris

Han, meyakinkan diri apa dia boleh menyampaikan informasi ini. Han mengangukan

kepalanya.

Tentu saja sampaikan saja, bahkan

kalau kau lebih-lebihkan itu akan jadi semakin baik.

“ Nona Daniah terlihat mulai kesal

saat melihat nona Helena dalam acara peresmian tadi. Apalagi saat anda berjalan

dan memilih duduk di sampingnya.”

“ Semarah apa dia?”

Aku akan senang kalau kau

membanting sesuatu misalnya.

“ Sepertinya dia memaki dalam hati,

karena wajahnya terlihat sangat kesal. Dia bahkan pergi setelah menjatuhkan

sekotak stroberi.” Walaupun itu sebenarnya tidak sengaja. “ Setelah itu nona

benar-benar masuk ke dalam kamar. Saat anda naik ke podium dan meresmikan danau

hijau nona Jen memanggilnya. Tapi nona Daniah tidak keluar kamar. Dia hanya

keluar kamar untuk makan malam lalu kembali ke kamar lagi.”

“ Wahh sepertinya dia kesal sekali.

Baiklah, terimakasih kerja keras pak Mun hari ini. Istirahatlah!” Saga bangun

dan menepuk bahu Pak Mun, puas dengan hasil kerjanya.

“ Baik tuan muda. Selamat malam.”

Pak Mun membungkukan kepala, berlalu membawa sepatu Saga dengan sangat

hati-hati di tangannya.

“ Saya akan mengantar anda sampai

ke kamar tuan muda.” Han mengikuti langkah kaki Saga di belakangnya. Han

membukakan pintu kamar. “ Tuan muda saya mohon jaga emosi anda walaupun apa

yang nona Daniah lakukan nanti.”

“ Pulang sana! Kamu pikir aku

sebodoh itu apa.”

Andakan memang bodoh akhir-akhir

ini kalau berhubungan dengan nona.

Tapi Han berlalu benar-benar dengan

perasaan tenang. Satu masalah terlewat pikirnya. Sekarang tinggal pernyataaan

cinta secara resmikan.

Memasuki kamar, Saga mendapati

lampu sudah di matikan, saat dia melewati tempat tidur dia diam sebentar. Melihat

Daniah di bawah selimut sampai menutupi lehernya. Hanya sedikit kepalanya yang

terlihat.

Kau sedang pura-pura tidur ya.

Dia tidak mendekat lalu langsung

masuk kedalam ruang ganti baju. Masuk ke kamar mandi lalu berganti dengan baju

tidurnya. Menyisir rambutnya dan menatap wajahnya sendiri di cermin.

Kita lihat, secemburu apa kau?

Tergelak melihat dirinya sendiri.

“ Sayang, kau sudah tidur?”

mendekat ke arah tempat tidur.

Cih, memanggilku sayang setelah kau

berduaan dengan Helen. Jangan pikir aku akan melunak karena kau panggil sayang

ya.

Daniah berada di bawah selimut,

masih memejamkan mata, memiringkan tubuhnya kekiri sambil memeluk bantal

guling. Saga naik ke atas tempat tidur, masuk ke dalam selimut. Menjatuhkan tubuhnya

ke atas bantal yang nyaman. Dia menyentuh kepala Daniah lembut. Membelainya

perlahan.

Aku ingin mencium dan memeluknya.

“ Sudah tidur ya?” diam tidak ada

sahutan. Saga mengeser tubuhnya mendekat.” Sayang.” Saga menarik rambut Daniah.

Cukup keras membuat gadis itu tidak bisa untuk tidak mengeluarkan suara.

Daniah pura-pura menguap, dia

membalikan badan. Tapi tetap berada di bawah selimutnya rapat. “Sudah pulang

ya? Tidurlah, kamu pasti lelahkan.”

“ Tidak juga.” Memainkan rambut

Daniah lagi.

Daniah menyentuh tangan Saga,

menghentikan suaminya memainkan rambutnya. Lalu melepaskan tangan Saga saat dia

sudah meletakannya di atas tempat tidur.

Jangan menyentuhku, dasar tidak tau

malu.

“ Kau pasti sangat senang hari ini

kan.” Daniah bertanya singkat. Tentu saja, kau bertemu Helen di danau hijau dan

duduk berdua bersandingan, kau pasti sangat senang sekarang.

“ Lumayan.” Aku senang melihat

wajah-wajah bahagia orang-orang.

Lihat! Lihat! Kau senang sekalikan.

Jadi pergi sana, pergi pada helen kenapa kau malah pulang kemari.

“ kemarilah!” Saga menarik selimut

agar terbuka, dia ingin Daniah mendekat padanya. Tapi Daniah diam saja, dia

tidak bergerak ataupun menjawab dengan kata-kata. Dia sedang memberanikan diri

untuk melakukan aksi protesnya. “Kemari!” karena Daniah tidak bergeming Saga

menarik selimut dengan keras sampai selimut itu menumpuk dalam dekapannya. Di

lemparkan selimut itu ke lantai.

“ Kenapa kau tidur tidak memakai

baju tidur?” melihat pakaian yang di sembunyikan Daniah di bawah selimutnya

tadi.

Lagi-lagi Daniah diam tidak

menjawab. Dia malah memiringkan tubuhnya. Wahh, ternyata kecemburuan

benar-benar bisa menjadi bahan bakar keberanian ya. Kalau dalam situasi normal

jangankan diam sampai Saga mengeluarkan perintah untuk ketiga kalinya. Baru

berteriak sekali saja nyalinya pasti sudah menciut.

“ Ganti bajumu!” tapi percayalah

Saga sudah mulai tergelak sekarang. Dia mulai menikmati suasana hati Daniah

yang buruk. “ Ganti bajumu dengan baju tidur sekarang!” sudah mulai meninggikan

intonasi.

Lihat, sejauh mana kau akan

membangkang.

“ Tidak mau!” menarik bantal guling

semakin erat dalam pelukan.

Aku pasti sudah gila! Ini pertama

kalinya semenjak menikah aku berani mengatakan tidak mau di depannya.

“ Hahaha.”

Apa! dia tertawa.

“ Baiklah! Karena aku sedang

senang, kubiarkan kau membangkang hari ini.” Masih tersisa gelak di udara.

Sesenang itu ya kau bertemu Helen,

kalau begitu ceraikan aku dan pergi ke pelukannya sekarang, kenapa kau masih di

sini. eh, apa yang kau lakukan?

Saga sudah mendekat, menempelkan

tubuhnya. Daniah bisa merasakan nafas Saga di punggungnya. Apalagi saat

laki-laki itu mengulung rambutnya ke atas. Dia sudah menempelkan bibirnya di

bahunya. Dan meletakan tangannya tepat di atas dada Daniah.

Kurang ajar, singkirkan tanganmu!

Tangan itu sudah tidak bisa diam.

Semakin keras cengkramannya. Daniah menyentuh punggung tangan Saga. Membuat

laki-laki itu menghentikan gerakanan tangannya. “ Kenapa?” tanyanya.

“ Tidurlah, kau pasti lelah.” Tapi

dia memaki dalam hati dengan suara sangat keras. Daniah memindahkan tangan Saga

ke belakang pinggangnya. Tapi belum dia meletakan tangannya tangannya sendiri,

Saga sudah kembali ke posisi semula tadi dia meletakan tangan. Lagi-lagi

melakukan tindakan serupa. Jauh lebih keras dari pada yang tadi. Sambil meringis

pelan. Lagi-lagi Daniah menghentikan tangan Saga dan memindahkannya ke balik

punggungnya lagi. Saga mencium punggungnya keras. Dengan bekas warna merah

tertinggal di sana.

“ Aku memang membiarkanku sedikit

membangkang, tapi jangan bersikap kurang ajar juga.” Saat lagi-lagi Saga

mengembalikan tangannya ke posisi yang tadi, Daniah tidak punya keberanian

untuk memindahkan tangan itu.

Hei, jiwa yang sedang cemburu gila,

beri aku keberanian lagi sialan.

Tapi tetap dia tidak berani

menghentikan tangan atau bibir saga yang sudah melakukan aktivitas semaunya.

“ Apa kau menonton acara peresmian

tadi?”

“ hemm.”

Saga tergelak mendengar jawaban

Daniah.

Wahhh, wahh, kenapa aku sesenang

ini dengan sikapmu ya. Tunjukan kecemburuanmu lebih dari ini.

“ Apa kau menonton sampai selesai?

Apa aku terlihat keren di sana.” Semakin memancing, tahu Daniah yang malas

untuk sekedar menanggapi.

Huh! Kau mau aku memuji apa. kalau

kau serasi dengan Helen.

“ Tentu saja, kau terlihat sangat

tampan di antara lautan manusia. Helen juga terlihat sangat cantik. Kalian

terlihat sangat serasi sekali.”

Aku menyebut nama Helen tapi kau

malah tertawa. Lihatkan kau masih sangat menyukainyakan. Sekarang lepaskan

tanganmu jangan menyentuh tubuhku. Biasanya kau akan mencekik atau menciumku

sampai aku kehabisan nafas kalau aku menyebut nama Helen.

“ Lepaskan aku!” sebenarnya Daniah

mengatakannya tidak terlalu keras, tapi karena dia menarik tangan Saga dan

menjatuhkan tangan itu dengan keras menjauhi tubuhnya membuat Saga mendesah.

“ Sudah ku bilangkan jaga sikapmu!”

dia sudah mulai menaikan intonasi suaranya. “ Kau  sedang menolakku sekarang.”

Daniah mengigit bibirnya keras.

Bagaimana ini, dia sepertinya

sangat marah.

“ ia, kau menolakku!” menuding

kening Daniah dengan telunjuknya.

Haha, lihat sampai kapan kau akan

menunjukan kemarahanmu.

“ Ia aku sedang menolakmu. Kenapa?

Kamu marah. Pergi dan temui Helen sana.” Mendorong tubuh Saha yang duduk di

sampingnya.

Kecemburuan gila, kenapa dosis

keberanianmu berlipat ganda begini. Hei, hentikan aku. Kalau laki-laki ini

benar-benar marah aku bisa mati malam ini juga.

“ Jangan menyentuhku. Sentuh Helen

sana!”

Saga tertawa keras, suaranya

memenuhi langit-langit kamar. Membuat Daniah menciut, dan tawa itu seperti

menyadarkannya. Dia melihat tangan yang baru dia pakai mendorong Saga.

Aku benar-benar sudah gila. Aku

mendorongnya dalam keadaan sadar.

“ Baiklah, karena aku sedang senang

sekarang, aku maafkan pembangkangan dan sikap kurang ajarmu malam ini.” Menjatuhkan

diri ke samping tubuh Daniah. Masih ada sisa gelak tawa. Dia sudah menaikan

kakinya. Mendekap tubuh daniah dalam pelukannya. Gadis itu mengoyangkan

tubuhnya agar di lepaskan. Hanya sejauh itu sepertinya energi kecemburuan yang

di hasilkan. Karena dia terlihat mulai diam dan membiarkan Saga melakukan apa

yang ia inginkan.

BERSAMBUNG