Chapter 103 Liburan

Taman bermain atau  spa?

Hasil final memutuskan. Mereka akan

memilih pergi ke spa, ya, ya, kalau kau wanita normal rasanya akan memilih

tempat ini sebagai hadiah menyenangkan. Dipijat dan berendam air hangat dengan

taburan kelopak bunga. Pasti rasanya akan sangat menyenangkan sekali. Ditambah

melakukannya bersama dengan teman wanita.

Daniah sudah melakukan reservasi

untuk 9 orang, ditambah dengan Leela sebagai penghuni baru. Penghuni baru yang

tidak diinginkan.

Maafkan aku leela keberadaanmu,

hanya dengan keberadaanmu saja sudah jadi ancaman kebebasan hidupku.

Akhirnya dengan dua mobil, satu

milik Daniah dan satunya adalah taxi online, sampailah mereka di tempat tujuan.

Ramai di depan spa. Dua orang muncul dari dalam spa. Menyapa dengan penuh

keramahan. Senyum khas yang selalu muncul sebagi service utama penyedia jasa.

“ Selamat datang, silahkan ikuti

kami.”

Mereka masuk bergantian, memandang

sekeliling. Beberapa di antara mereka untuk pertama kalinya masuk ke tempat

seperti ini. Menatap takjub. Memejamkan mata, dan belum dipijatpun sudah

merasakan sensasi nyaman dari harumnya ruangan yang mereka masuki.

“ Kalian masuk ganti bajulah dulu.”

Mereka mengikuti dua pegawai spa. Satu yang tertinggal, siapa lagi, kalau bukan

si dia. “Pergilah, ganti baju sana.”

“ Saya akan bersama anda nona.”

“ Baiklah, terserah.” Lakukan semua

sesukamu gumam Daniah. Daniah duduk di loby.

Aku membawa 8 orang untuk melakukan

perawatan  di tempat seperti ini. Berapa tagihan yang harus aku bayar ya.

Tunggu, aku tidak harus memakai uang ku kan.

Daniah ingat terakhir kali dia

menghabiskan uang untuk Raksa. Tapi sepertinya kali ini tidak apa-apa, karena

dia memakainyakan bukan untuk laki-laki. Tapi untuk jaga-jaga akhirnya dia

mengirimkan pesan pada sekertaris Han.

“ Sekertaris Han aku mengajak

karyawanku berlibur hari ini, apa aku boleh memakai kartu dari tuan Saga untuk

membayar tagihan?”

Aku tidak akan mengatakan tempat

tujuan liburan kami.

Langsung dibaca sepeti biasanya,

tapi kali ini balasan tidak secepat biasanya.

“ Tuan muda mengatakan selamat

bersenang-senang nona, lakukan apa yang ingin anda lakukan.”

“ Baiklah, terimakasih.”

Hehe, uangku amankan.

Daniah masuk ke dalam ruang ganti

pakaian, disusul Leela di sampingnya, suasana sudah ribut. Sembilan orang dalam

satu ruangan sudah pasti ada keributan di mana-ama. Karena tidak mungkin

melakukan perawatan dalam satu ruangan akhirnya dibagilah menjadi dua ruang.

“ Mbak Niah ini pertama kalinya aku

di pijat di tempat seperti ini. Aku mau update di sosial media ya.”

“ Haha norak. Fotoin aku juga ya.”

Gak sadar kalau dia sama noraknya.

“ Aku juga, yuk foto ramaian. Nanti

aku tag semuanya.” Dorong-dorong mencari posisi yang paling sempurna.

Ditengah sedang asiknya berfoto dan

berebut posisi, Leela dengan wajah polosnya berkata.

“ Maaf, jangan ada yang posting

foto nona muda ya. Tuan Saga tidak akan.” Daniah menutup mulut Leela, sementara

yang lain sudah berhenti bicara dan berhenti ganti gaya. Memandang orang yang

baru bicara.

“ Suamiku agak ribet kalau fotoku

nongol di sosial media, jadi kalian posting yang nggak ada akunya ya.” Daniah menjelaskan.

“ Ahhhh, pasti suami mbak Niah gak

mau foto mbak Niah di lihatin orang lain ya.”

“ Sweat banget si tuan Saga.

Cemburuan mengemaskan gitu. Aku jadi pengen lihat dia cemburu, apa aku posting

aja ya.”

Haha, kalian mau mati ya

melihatnya marah kok ingin.

Daniah menarik tangan Leela yang

sudah akan bereaksi mendengar kalimat barusan. Daniah mencegahnya. Masih membekap

mulut Leela. “ Mereka itu cuma bercanda. Jangan sensitif begitu kenapa?”

“ Jangan posting yang ada foto ku

ya. Ingat itu.” Daniah bicara lagi, mau menunjukan fakta bagaimana kalau anak

perempuan tu saling bercanda.

“ Ia mbak niah.” Menjawab kompak.

“ Lihat kan mereka cuma bercanda.”

Melepaskan leela. “ Selama ini kamu hidup bagaimana si. Gak pernah dengar orang

bercanda ya.”

“ Maaf nona, saya hanya ingin

memastikan kalau tuan muda.”

“ Ia, ia aku tahu. Leela hanya

melakukan segala sesuatunya untuk tuan Saga.” Angkat bahu, malas menjelaskan.

Bagi Leela tuan Saga adalah sama

halnya dengan kehidupannya, tidak tahu sebaik apa tuan Saga padanya hingga dia

bisa begitu terikat pada tuan Saga sampai seperti itu.

Daniah bersama Tika, Maya dan leela

tentunya. Sisanya dalam ruang di sebelah mereka. Sepertinya kelompok di sebelah

sana jauh lebih berisik.

“ Mbak niah ini gak papa? Kami

memilih liburan ke spa?” Tika mulai lagi deh. Daniah meliriknya, berbisik di

telinganya untuk hati-hati bicara kalau ada Leela. “ Dan ini pakai uang tuan

Saga. Hehe.”

Bukan merasa senang Tika malah

tambah depresi, apa mereka di izinkan untuk memakai uang tuan Saga seenaknya

begini.

Daniah berusaha melupakan semua

masalahnya dan menikmati setiap pijatan lembut di bahunya. Merasakan setiap

sentuhan itu dan membebaskan dirinya dari kepenatan. Sekelebat bayangan Saga

melintas di pikirannya. Dia bisa mendengar Tika mengajak bicara Maya dengan

nyaman. Ya Tika memang anak yang sangat supel, dia mudah sekali berbaur dan

mengkrabkan diri dengan siapapun. Maya yang awalnya cangung dapat segera

membuka diri. Merekapun terlibat pembicaraan yang seru.

Perasaan tuan Saga padaku.

Perasaanku pada tuan Saga. Perasaan tuan Saga padaku. Perasaanku pada tuan

Saga.

Pertanyaan itu berulang-ulang di

kepala Daniah, sampai dia tidak mendengar pembicaraan apapun di ruangan yang

sama dengannya. Dia jatuh ke dalam pimpi yang dalam.

“ Mbak niah.” Tika mengoyangkan

Bahu Daniah lembut. Membuat Daniah mengeliat dan membuka mataanya. “ Mbak tidur

ya? Pantas diajak ngomong diam aja dari tadi.”

Eh, sudah selesai ya.

Daniah duduk, mengoyangkan

kepalanya.

“ Sudah selesai ya.”

“ Ia mbak, yuk sekaraang kita

berendam.”

“ Dimana yang lain?”

“ Sudah duluan mbak. Mbak Niah

kecapaian ya? Atau banyak yang sedang dipikirkan.”

“ Gak papa ko.” Leela masih duduk

di ruangan yang sama. Belum pergi bersama yang lain. Tika menoleh padanya.

“ Dia mau menunggu mbak Niah

katanya,” Menjawab sorot mata Daniah, kenapa Leela masih ada di sana.

Ya, ya, aku tahu. Berat sekali

pekerjaanmu.

Mereka masuk ke tempat pemandian.

Kali ini bak mandinya cukup kecil hanya bisa dipakai dua orang saja. Jadi

setiap orang berpasangan. Daniah yang sendirian. Seseorang datang memeriksa air

dan memberikan aroma terapi. Lalu berbasa-basi dengan sopan menanyaakan bagaimana

kenyamanan Daniah, apakah dia suka suhu airnya. Gadis itu menjawab dengan

senyuman. Sudah mewakilkan semuanya.

Kenapa aku sampai ketiduran si, aku

jadi tidak bisa menikmati sensasi nyaman di pijatkan. Aku ingin di ulang pijatnya.

Tapi gak mungkinkan. Pesan penting ketika kalian dipijat, jangan tidur biar

kaliaan bisa merasakan sensasi kenyamanan ketika pijatan itu berlangsung.

Daniah melihat tangannya sendiri,

lalu memijat kakinya. Merasakan sentuhannya, sepertinya sedikit berbeda dengan

setuhan pemijatnya tadi.

Sepertinya aku belum benar-benar

ahli ya. Tapi rasanya tuan Saga menyukai sentuhanku. Cih, dia bukan menyukai

pijatanku pastinya, dia hanya menyukai sentuhanku.

Eh, apa yang kau pikirkan Daniah.

Perasaan tuan saga, aku penasaran

sekali perasaannya yang sebenarnya padaku. Apa dia benar menyukaiku. Apa aku

benar, boleh membuka hatiku untuknya. Tidak! Jangan lakukan apapun. Jangan buka

hatimu sebelum kau melihat bukti nyata dia juga suka padamu. Kalau tuan Saga

membuangmu kau tidak akan benar-benar terluka.

Semua selesai, Daniah muncul

belakangan dari pintu setelah selesai urusan pembayaran.

“ Aku mau sering ke tempat ini.

Haha.” Menatap sekali lagi pintu spa. Tidak lupa foto sebagai kenang-kenangan.

Mau dia pemerkan pada temannya di kampung halaman nanti.

“ Makasih ya mbak Niah, ini pertama

kalinya lho aku masuk spa. Luluran, dipijat. Ahhh, enak sekali. Haha.”

“ Sering-sering ya mbak Niah.” Yang

ini tipe ngelunjak. Haha, tapi dia cuma bercanda kok. “ Makasih ya mbak Niah.

Dari semua tempat yang pernah aku kerja, mbak Niah itu bos paling baik dan luar

biasa.” Memeluk Daniah.

Leela yang panik sendiri, bagaimana

nonanya seenaknya di sentuh dan di peluk begitu. Kalau tuan Saga melihat pasti

dia akan kesalkan begitu pikirnya. Namun Leela tidak melakukan apapun. Dia hanya

menatap tajam.

Semua tertawa bahagia. Daniahpun

demikian, lebih bahagia lagi karena bukan dia yang keluar uang.

“ Kita makan dulu yuk. Mau makan dimana?”

saling pandang, sama-sama sok berfikir. “ Maya mau makan apa?” Daniah beralih

pada Maya yang sedari tadi diam saja.

“ Apa saja nona.” Menjawab singkat.

“ Kita ke food court mall aja yuk,

biar semua bisa pilih menu sesuai selera kalian.”

Pilihan yang bijak. Semuanya

setuju. Memesan satu taxi online lagi untuk mengantar mereka ke mall. Menikmati

makan malam hangat bersama sesama teman wanita. Daniah menendang kaki Leela

beberapa kali mengingatkan gadis itu.

“ Bercanda Leela, bercanda, mereka

sedang bercanda.”

Tahukan bagaimana kalau obrolan

sesama perempuan, apalagi kalau sedang membahas pria tampan.

Kali ini Daniah duduk di kursi

belakang, karena ada Maya di sana. Maya jauh lebih pendiam dari yang Daniah

duga. Biasanya dia tidak hanya bicara kalau ditanya, tapi kali ini dia

benar-benar aneh. Apa karena ada Leela jadi dia harus menjaga sikapnya. Daniah

melirik dua orang, satu di depannya dan satu di sampingnya. Hemm, hanya

bergumam tidak menemukan alasan apa-apa.

“ Lee sebelum jadi sopirku kamu

kerja di mana?”

“ Saya di negara XX nona. Mengurus usaha

tuan muda yang baru di buka di sana.” menjawab lugas tanpa ada yang berusaha dia sembunyikan.

Apa barusan dia bilang, mengurus

usaha, artinya dia orang penting di Antarna Group kan. Lantas kenapa dia

kembali, dan Cuma jadi sopirku. Masuk akal gak begini?

“ Lantas kenapa kamu kembali dan cuma

jadi sopir. Apa kamu melakukan kesalahan dan tuan Saga sedang menghukummu.”

Eh dia tertawa lagi, memang aku

sedang melucu. Aku sedang merasa bingung tahu.

“ Karena tugas saya di sini jauh

lebih penting.”

“ Apa?”

“ Menjaga sesuatu yang jauh lebih

berharga, wanita yang dicintai oleh tuan muda.”

Daniah tertawa mendengar jawaban

Leela, dia sampai memegang tangan Maya dan meremasnya.

“ Maaf, tapi jawabanmu lucu sekali.”

Masih tertawa.

Sejak kapan aku jadi wanita berharga

yang dicintai tuan Saga, sepertinya banyak sekali orang salah pahaam di sini.

Daniah berfikir sebentar,

kira-kira mau menanyakan apalagi pada leela.

“ Apa kau tahu kisah percintaan

tuan Saga dan Helen.”

“ Semua orang juga tahu nona, kalau

Helen adalah mantan kekasih tuan muda.” Wahh, dia menjawab ringan. Sepertinya dia

tidak sedendam itu pada Helen berbeda dengan sekertaris Han yang langsung mengeram

kesal.

“ Apa dulu kau juga dekat dengan

Helen?”

“ Tidak.”

Hei jelaskan donk, jangan hanya

menjawab tidak.

“ Tuan muda tidak memperlakukan

Helen seperti memperlakukan anda.”

“ Benarkah? Seperti apa contohnya. Aku

juga penasaran dengan cerita cinta tuan Saga dan helen.”

“ Maaf nona, saya tidak bisa

menjawab itu, karena saya dengar tuan muda tidak suka ada yang membicarakan

Helen dengan anda.”

“ Hei, inikan Cuma antara kita aja.”

Daniah melirik Maya. “ Maya juga gak akan cerita-cerita kok.”

“ Maafkan saya nona, nyawa saya Cuma

satu.”

Apa! kenapa dia sampai bawa-bawa

nyawa segala si.

Daniah menyerah, dia bersandar di

kursi. Memandang jendela kaca. Sebentar lagi senja mulai akan turun, dan sudut

bagian barat akan berwarna keemasan.

Hari yang menyenangkan bersama

teman, aku akan kembali kerumah besar dan menjadi diriku yang lain lagi.

Daniah, nona muda yang harus selalu menjaga sikap.

BERSAMBUNG