Chapter 98 Hari melelahkan untuk Semua

Kamar hotel presidential suite room

satu-satunya di hotel ini, yang hanya boleh di tempati oleh Saga Rahardian

seorang. Pintu kamar hotel ini tidak boleh dimasuki oleh sembarangan orang,

bahkan staff yang membersihkan ruangan ini pun khusus adanya. Jangan tanya

kenapa, ini hotel miliknya, suka-suka dialah mau buat aturan apa.

Malam semakin larut, Saga menarik

selimut  sampai ke bahu Daniah. Lalu dia

mencium pipi dan kening Daniah berulang.

“ Bodoh, bodoh, bodoh. Kau pasti

sedih sekali karena aku tidak muncul ya?" sorot mata lembut memandang istrinya. " Maaf sudah membuatmu menangis”

menyusuri garis wajah Daniah lembut dengan jemarinya. “ Aku ingin lihat

bagaimana wajahmu besok kalau ingat kejadian malam ini.” Tergelak sendiri.

Memeluk Daniah sekali lagi yang tidur sangat pulas. Sepertinya gadis ini

benar-benar sudah kehilangan energi kehidupannya di pesta tadi, sampai bisa

membuatnya tidur sepulas itu.

Keluar kamar mendapati Han yang

sedang duduk sambil memegang hp. Sekertarisnya itu masih terlihat sibuk bekerja

saja. Saga menjatuhkan diri di samping Han.

“ Panggil pak Mun dan sekertaris

yang membantu di ulang tahun ibu.” Dia harus mencari tahu ada kejadian apa

sebenarnya. Mungkin sebenarnya yang salah adalah dirinya, yang tidak muncul di

ulang tahun ibu. Tapi dia juga merasa ada pemicu yang sampai membuat Daniah

sangat mengharapkan kedatangannya.

“ Tuan muda.”

Saya mohon jangan sekarang, ini

sudah larut malam.

“ Sekarang!” tahu, arah kata-kata

Han. “ Bawa mereka ke mari, sekarang.”

Cih, aku juga ingin mandi dan minum

susu hangat lalu tidur.

“ Malam ini sebaiknya ada tidur,

saya akan memanggil mereka besok.”

“ Han!” sorot mata Saga  mulai kesal. “ Kau tahu semarah apa aku karena

masalah ini sekarang, kalau aku bertemu dengan ibu mungkin aku bisa saja

berteriak padanya sekarang.” Mengeram kesal, memikirkan apa yang sudah ibunya

lakukan.

Padahal aku sudah jelas-jelas

mengatakan undang Daniah dan perkenalkan dia sebagai menantu ibu.

“ Tentu saja tuan muda saya tahu.

Tapi sekarang, prioritas anda  sebaiknya berikan

pada nona Daniah.”

Apakah kali ini nama anda bisa

tetap menjadi mantra nona

“ Kenapa? Dia sedang tidur

sekarang.” Menunjuk kamar dengan jari. “ Dia tidur nyenyak sekali seperti bayi.

Aku menciuminya saja dia tidak bangun.”

“ Benar, nona sedang tidur. Tapi

kalau anda sekarang tidur di sampingnya pasti akan membuat nona semakin tidur

nyenyak dan nyamankan.” Mencari-cari alasan, supaya dia sendiri bisa istirahat

dengan tenang. Terlihat Saga berfikir, menimang perkataan Han yang ada

benarnya.

“ Benar juga, baiklah keluar dan

istirahatlah. Kita lanjutkan semuanya besok.” Sudah bangun dari duduk dan

berjalan menuju kamar.

“ Baik tuan muda, selamat malam dan

selamat istirahat.”

Akhirnya, aku bisa mandi air hangat

dan tidur juga.

Han keluar dari ruangan presidential

suite room, menuju kamarnya sendiri.

Dia cukup berjalan sebentar, di

lantai ini hanya ada tiga kamar. Satu yang dipakai saga, satu yang di pakai

Han, dan satu lagi kosong. Kenapa? Jangan tanya, suka-suka pemiliknya ya.

Han memasuki kamarnya sendiri,

melepaskan dasi dan meletakan jas di kursi. Rapi, di sandaran kursi.

Menjatuhkan tubuh ke atas sofa yang nyaman. Senyum dan gelak kecil muncul di bibirnya

sambil dia meraih bantal dan meletakannya di bawah kepalanya.

“ Bagaimana anda bisa selucu itu

nona.”

Han meraih hpnya, memutar kembali

vidio yang dia ambil di ruko tadi. Wajahnya terlihat sangat terhibur di tengah

semua kelelahan dan pristiwa yang terjadi hari ini.

Baiklah hentikan, sekarang urus

dulu masalah tuan saga. Kenapa anda bisa mengalihkan perhatian orang begini.

Menghubungi dua orang yang akan di

tanyai tuan Saga besok.

“ Hallo pak Mun apa kau sudah

tidur?”

“ Belum sekertaris Han. Bagaimana?”

kata-kata Pak Mun terhenti, dia mendengarkan Han bicara.

“ Nona Daniah sudah di temukan,

malam ini tuan Saga akan tinggal di hotel.” Pak Mun terdengar bernafas lega. “

Ceritakan garis besar yang terjadi di pesta semalam.”

Pak Mun menjelaskan secara garis

besar semua kejadian yang berlangsung pada saat pesta ulang tahun ibu. Bagaimna

nona Daniah mendapatkan perlakukaan bukan hanya dari ibu tapi juga dari para

tamu. Dia bagai menantu yang tidak diingankan. Ibu sangat sempurna menjadi ibu

yang berperan jahat malam itu.

“ Katakan pada nyonya untuk tidak

muncul di hadapan tuan Saga sampai beberaapa hari ke depan, kalau perlu suruh

dia pergi keluar negri sekalian.” Han yang jauh lebih kesal, karena merasa

sikap nyonya kali ini sudah sangat merepotkan.

“ Baik.”

“ Besok pagi datanglah ke hotel,

dan ceritakan pada tuan muda seperti yang kau ceritakan padaku tadi. Jangan

buat dramatisasi sedikitpun dalam ceritamu, mengerti.”

Seperti ini saja pasti sudah

membuat tuan muda sangat kesal.

“ Baik.”

“ Baiklah, istirahatlah,

terimakasih kerja kerasnya untuk hari ini.”

“ Baik.”

Sambungan telfon terputus.

Sial, aku saja mengigil marah

mendengar bagaimana perlakuan nyonya apalagi tuan Saga nanti. Cih, kenapa kau

membuat semua orang susah nyonya. Apa kau juga tidak mengenali putramu

bagaimana. Seharusnya kamu jadi orang pertama yang mendukung Daniah dan tuan

Saga. Karena wanita itulah yang membuat tuan Saga bisa bersikap lebih manusiawi

belakangan ini.

Setelahnya dia mengirimkan pesan pada staff sekertarisnya yang dia utus membantu persiapan ulang tahun nyonya. urusan selesai, dia meletakan hpnya.

Han bangun dari sofa, melepaskan

semua pakaian dan mengambil handuk, ia masuk kamar mandi. Berendam air hangat

pasti bisa membuat badan nyaman gumamnya pelan.

Kalau seperti ini apa aku bisa

menyimpulkan kalau nona Daniah sudah mulai membuka hatinya pada tuan muda.

Walaupun belum seratus persen, tapi dia sudah mulai menyukai tuan muda kan. Apa

ini artinya semua bisa berjalan jauh lebih mudah sekarang. Paling tidak dia

sudah tidak akan berfikir kabur lagikan.

Pengakuan cinta, kalau tuan muda

menyatakan perasanya, apa nona Daniah akan menyambutnya dengan tangan terbuka.

Tapi benarkah bisa semudah itu. Aku yakin dari awal dia sudah menjaga hatinya

untuk tidak boleh mencintai tuan muda. Dia bahkan berencana mengunakan Helen

untuk bisa kabur. Sampai hari ini tuan muda masih memakai jaminan keluarganya

agar dia tetap patuh di sampingnya. Apa kutanyakan langsung saja padanya akan

perasaanya ya.

Dia pasti tidak akan mengakui

apa-apa.

Setelah merasa cukup segar Han

keluar dari bak mandinya. Mengambil pakaian ganti lalu keluar, dia menjatuhkan

diri  di sofa lagi. Ketukan pintu

membuatnya menoleh. Pelan dia bangun.

“ Kau sudah datang,” seseorang

mengangukan kepala di depan pintu yang terbuka. “ Masuklah!”

“ Baik tuan,” dia masuk, sementara

Han menutup kembali pintu tanpa bersuara. Melangkah mendekati laki-laki yang

sedang berdiri tegak dengan kedua tangan sigap berada di samping tubuhnya.

Berdiri dengan posisi siap. Han semakin berjalan mendekat. Lalu.

Plak!

Pukulan telak di bahu dan tendangan

ringan di kaki. Membuat laki-laki itu limbung dan terjatuh.

“ Bagaimana kau bisa sebodoh itu?”

Laki-laki yang terjatuh itu segera bangun dan berdiri dengan sigap lagi. Dia

bahkan tidak berani menjawab sepatah katapun. “ Bagaimana kau bisa membiarkan

nona Daniah menghilang dari pandanganmu!”

“ Maafkan saya tuan.”

“ Kau tahukan bagaimana kekacauan

perusahaan setelah Helen pergi. Kali ini tuan muda bisa jauh lebih gila dari

waktu itu.”

Semalam saat pesta sudah mau

berakhir, dia sudah berdiri di radius lima meter dari Daniah. Mengawasinya

dengan seksama. Karena pesan yang dia terima mengingatkannya bahwa tidak boleh

terjadi hal apapun pada nona Daniah sampai tuan Saga kembali. Tapi dia harus

kehilangan nona dari pandangannya karena nyonya memintanya membantu Helen dari

kerumunan para tamu yang berebut bicara padanya. Dia akan menyimpan rapat

alasan semalam. Kalau sekertaris Han tahu, dia sedang membantu Helen dan

membiarkan Daniah pergi dari pandangannya. Dia yakin dia tidak akan berjalan

dengan kakinya keluar dari kamar ini.

“ Duduklah, sampai kapan kau mau

berdiri di sana.”

“ Baik tuan, terimakasih.” Dia

duduk di sofa, mengambil jarak aman dari sekertaris Han. Han meraih telfon

hotel. Dia memesan dua gelas susu hangat dengan sesendok madu. Kebiasaan

sebelum tidur.

“ Apa semua sudah selesai dengan Helen.”

Tanyanya lagi setelah meletakan telfon hotel.

“ Sudah tuan, saya akan bawa

setelah peresmian danau hijau.”

“ Huh! Dia pasti sangat bangga di

pesta ulang tahun nyonyakan?” kesal sendiri dengan pertanyaannya. Kesabaran Han

menghadapi tingkah Helen sepertinya benar-benar sudah sampaai ambang batasnya

lagi.

“ Ia tuan, karena nyonya

memperkenalkannya sebagai calon menantu ideal yang dia inginkan.”

“ Merepotkan sekali!”

Ketukan pintu membuat pengawal

laki-laki itu bangun dan segera membuka pintu tanpa menunggu Han memberi

perintah, dia membawa dua gelas susu di tangannya.

“ Silahkan tuan.” Dia menyodorkan

gelas. Han mengambilnya, lalu giliran Han yang mengambil gelas yang ada di

nampan dan menyerahkannya kepada pengawal laki-laki itu.

“ Minumlah! Kau sudah bekerja keras

hari ini. Maaf aku sudah memukul mu tadi.” Menyodorkan gelas yang di terima

dengan sopan oleh pengawal laki-laki itu.

“ Terimakasih tuan. Tidak tuan,

saya pantas menerimanya karena kecerobohan saya.” Dia meminum susunya sambil

mengeryit, dia tidak pernah minum susu lagi. Bahkan dia sudah lupa rasanya susu

seperti apa. glek, ini tidak enak, gumamnya pelan. Tapi dia menghabiskan dalam

beberapa kali tegukan, tentu saja sebelum Han mengosongkan gelasnya dia sudah

harus menghabiskan miliknya.

Han meletakan gelasnya yang sudah

kosong lalu bangun menuju kursi di mana dia meletakan jasnya. Mendapati

dompetnya. Dia mengeluarkan selembar kertas.

“ Pulang dan istirahatlah, temui

anak dan istrimu. Bersenang-senanglah dengan mereka sehari.”

Wajahnya berbinar sambil menerima

selembar cek yang diberikan sekertaris Han.

“ Terimakasih tuan."

" Kau terlihat senang sekali, kau pasti sangat mencintai istri dan anakmu ya."

Pengawal laki-laki itu tersenyum penuh kebanggaan. " Tentu saja tuan, mereka penyemangat dan sumber kebahagiaan saya."

" Aku bisa melihat itu."

" Tuan juga, semoga segera bertemu dengan wanita yang tepat, tuan Sagakan sudah bertemu dengan nona Daniah. sekaraang giliran anda untuk memikirkan diri anda sendiri."

" Kau mau mati ya." Han menendang meja hingga bergoyang. " Pergilah sebelum aku berubah pikiran dan membatalkan liburan seharimu."

Wajah pengawal laki-laki itu pias, dia bangun.

" Hehe, saya hanya bercanda tuan. terimakasih atas kebaikan anda selama ini pada saya dan keluarga saya. selamat malam."  Dia menundukan kepalanya sopan. Sementara Han juga bangun dari duduknya. mensejajaari langkah pengawal laki-laki itu. mengantarnya keluar pintu.

" Terimakasih untuk hari ini." Menepuk bahunya dua kali. pengawal laki-laki itu mengangukan kepala tersenyum.

" Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan anda tuan." Dia menundukan kepalanya sampai Han menutup pintu kamar.

Cih, kau selalu saja menang kalau membanggakan keluarga dan wanita yang kau cintai ya

Waktunya tidur, selamat malam. Hari ini sekertaris Han tidur terlelap tanpa memimpikan apapun.

BERSAMBUNG

Han memang suka gitu, dia akan melakukan apapun supaya segala sesuatunya berjalan dengan semestinya untuk tuan Saga...