Chapter 71 Barang couple

Aku seharusnya mencatat nasehat sekertaris Han bukan hanya di hatiku, tapi di buku catatan, supaya aku tidak lupa sedikitpun. kalau laki-laki ini prilakunya memang seenaknya dan semaunya sendiri. Memberiku kartu tanpa batas tapi kalau dia iseng dia bisa saja meminta pertanggungjawabanku. Memang kamu maunya aku memakai kartumu untuk apa. Buat beli baju, tas atau sepatu untukku saja.

“ Sekarang bertanggungjawablah atas

perbuatanmu yang tercela itu.” Kesal, sambil berbaring di samping Daniah. Saga

mengangkat kakinya kaki Daniah karena tahu gadis itu ingin mengeser

tubuhnya. Menjauh darinya.

Apa! Apa! Memang aku melakukan apa?

Sudah seperti aku melakukan perselingkuhan terencana saja. Akukan membelikan adiku. dia adik tiriku juga, kami memiliki darah yang sama. Gila ya sampai berfikir aku main gila dengan adik sendiri. Kenapa si anda nggak waras sedikit saja. kalau anda sedikit saja normal, anda itu tampan dan luar biasa tahu.

“ Kamu membelikan laki-laki lain

banyak sekali barang, lantas mana untukku.”

Eh apa! dia memang mau aku membelikan apa si. Kamukan sudah punya semua di lemarimu, berlebih lagi. dan itupun pasti dibuat khusus untuk anda oleh desainer ternama. masih mau apa dari rakyat jelata sepertiku. Mall tempat aku belanja saja milikmu.

“ Jangan bilang kamu bahkan lupa

membelikanku sesuatu.” Menarik ujung rambut Daniah. Saga mengulungnya sampai

wajah Daniah menempel di pipinya. “ Habis kau kalau tidak ada barang untukku.

Aku akan membuatmu merintih semalaman.”

Wajah Daniah sudah pucat pasi, dia

bergerak menjauhkan pipinya beberapa centi. Agar otaknya bisa dipakai untuk

berfikir. Seperti melihat bola lampu yang menyala. Dia menemukan ide yang bisa

menyelamatkannya malam ini.

“ Saya membelikan anda sesuatu.” terbata bicara, sambil meyakinkan kalau ini bukan ide gila yang semakin membuat Saga marah.

“ Apa?” jemari Saga sudah

sesuatu, membuat Daniah merintih. “ Kalau kau cuma cari alasan, habis kau.”

Daniah mundur dan bangun membuat

tangan Saga udara.

“ Kau mau kemana heh?” sudah berteriak kesal.

“ Saya mau mengambilkan hadiah anda.”

Sudah berdiri di samping tempat tidur. Dia membetulkan pakaian tidurnya yang

sudah berantakan ke mana-mana.

“ Kemari cepat sebelum aku benar-benar marah.”

“ I, ia.”

Daniah bergegas masuk ke dalam ruang

ganti baju, mengambil tas, lalu secepat kilat kembali ke tempat tidur. Saga

sudah duduk bersandar, lampu di atas meja sudah menyala. Dia menunggu Daniah

mencari-cari sesuatu yang ada di dalam tasnya. Setelah menemukan benda yang

dicari Daniah menyerahkan dengan kedua tangannya.

“ Apa ini?” memperhatikan dibawah sorot lampu. “ Apa ini berlian?”

Apa si, berlian darimananya coba.

“ Kau sedang mempermainkanku!”

menarik tangan Daniah agar mendekat. “Kamu membelikan adikmu banyak sekali

barang dan cuma membelikanku ini. Mau mati ya!”

“ Maaf suamiku.”

“ Hemm.” Mencengkram baju tipis Daniah. “ Kamu panggil apa?”

“ Maaf sayang, saya hanya belum terbiasa.”

“ Kalau begitu biasakan dirimu

mulai sekarang, kalau salah lagi aku akan menghukummu.” Mengusap bibir Daniah

dengan tanngannya. Lalu kembali melihat hadiah Daniah di sorot lampu.

“ Apa ini?”

“ Itu hiasan hp.”

“ Apa! Kamu sedang cari-cari

alasan biar tidak dihukum ya. Buat apa memberiku ini.” Melemparkan ke tubuh

Daniah. Ditangkap gelagapan oleh kedua tangannya. Benda kecil itu kini di gengamnya.

Daniah mengambil hp miliknya di

dalam laci meja ingin menunjukan bagaimana benda itu bekerja, Saga memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan istrinya.

“ Anda bisa menempelkannya seperti ini.”

Benda berbentuk bintang kecil itu berkilau terkena cahaya lampu.

Tunggu, dia juga pakai. Jadi itu

benda couple. Wajah Saga merona senang. Dia mengulurkan tangannya.

“ Kalau anda tidak suka, saya akan

memberi anda hadiah yang lain.”

“ Berikan! Kamu sudah memberikan padaku beraninya mengambilnya lagi.”

Kan kamu yang melemparkan padaku tadi.

Saga meraih hp di atas meja,

melemparkannya kepangkuan Daniah. “Tempelkan itu!”

Daniah menempelkan lambang bintang

di hp Saga. Saat sudah menempel dengan benar, dua benda kecil itu  menyala bersama.

“ Ahh, benar menyala.” Daniah

girang melihat benda mungil itu menyala. “ Lucu ya, jadi kalau hp kita

berdekatan lampu dibintang ini akan menyala.”

Saga mematikan lampu meja

di sampingnya. Dia tidak mau kalau sampai Daiah melihat rona senang di wajahnya.

Kenapa dia imut begini coba. mengusap wajahnya sendiri.

Saga mengambil dua hp yang yang sedang dipegang Daniah dengan penuh takjub. Dia meletakan keduanya di atas meja di dekat lampu. Tubuhnya melorot dan dia menarik Daniah untuk ikut tidur juga. " Baiklah, aku memaafkanmu kali ini."

" Terimakasih sayang."

Berterimakasih dengan senyum tulus lalu tidur. aku sudah memberi hadiah, seharusnya kamu cukup senangkan.

" Hei, apa itu cukup untuk berteimakasih." Daniah terkejut saat Saga membuka bajunya dan melemparkannya ke lantai.

Mau apa dia? apa belum cukup menyiksaku hari ini.

" Aku akan memberikan tubuhku untuk membayar hadiah bintang kecilmu tadi. kau bisa melakukan apapun yang kamu mau." Saga menepuk dadanya yang sudah terbuka. Sementara Daniah gemetar mencengkram bibir tempat tidur.

Siapa yang sudi kau hadiahi tubuhmu!

BERSAMBUNG