Chapter 56 Hadiah Daniah

Rutinitas pagi hari, mengantarkan

Saga masuk ke dalam mobil untuk pergi bekerja. Sekertaris Han sudah berdiri

sedari tadi di dekat mobil.

Saga melambaikan tangan kirinya,

hal yang tanpa sadari dia lakukan saat mobil melaju meninggalkan Daniah.

Lagi-lagi Daniah masih berdiri tidak bergerak ketika mobil menghilang di

gerbang utama. Dia masih memandang langit, melihat serombongan burung terbang

bebas di langit yang luas. Senangnya, andai dia hanya seekor buruk milik Tuhan,

dia bisa terbang kemanapun yang dia ingginkan.

Mobil Saga  sudah melewati gerbang utama,

Han dibelakang kemudi membetulkan posisi kaca spion. Meliriknya sebentar.

Melihat Saga yang pagi ini terlihat sangat senang. Senyum yang jarang dia

tunjukan lahir tanpa sengaja saat dia beberapa kali menarik bibirnya.

“ Han, buat janji dengan dokter Harun.”

“ Apa anda sedang sakit tuan muda.”

“ Sepertinya ada masalah dengan

tubuhku akhir-akhir ini.” Han menyentuh dadanya. “Bagian sini jadi sering

berdebar tanda alasan.”

Han yang tadinya panik dan mau

langsung memutar arah, terdengar benafas lega.

Itu karena anda jatuh cinta tuan muda.

“ Saya akan segera mengatur jadwal untuk bertemu dokter Harun.”

Saga menyandarkan kepalanya,

lagi-lagi tersenyum. Kejadian semalam masih sangat membekas dalam ingatannya.

Kejadian kemarin.

Hari ini dia pulang cukup awal,

sengaja ingin makan malam di rumah. Kenapa? Tentu saja dia sudah merasa tidak

sabar dengan reaksi Daniah tentang hadiah mobilnya. Kalau Han mengatakan,

Daniah antara kesal namun tetap mengucapkan terimakasih kepadanya. Saking

penasarannya dia membatalkan jadwal malamnya.

Sudah duduk bersandar di tempat

tidur, lampu masih menyala dengan terang. Daniah naik ke atas tempat tidur,

karena perintah sang raja demikian.

“ Bagaimana hadiah mobilnya, kamu suka?”

Haha, dia tersenyum tapi sorot matanya sangat kesal, seperti mengatakan, hal gila apa

yang mau kamu lakukan. Ini belum apa-apa, aku bahkan belum melakukan apapunkan.

Terlalu dini untuk kesal sekarang. Begitu Saga bergumam dalam hatinya.

“ Tentu saja saya sangat senang dan

berterimakasih, apalagi yang bisa saya lakukan kalau anda sudah memberi

perintah. Saya harus menerima dan berlapang dadakan, untung saja hati saya

seluas samudra.” Ucapan terimakasih mengandung ketidaksukaan.

“ Berterimakasih dengan benar!” tunjuknya di kening Daniah, gadis itu mundur.

Bagaimana

aku harus berterimakasih lagi padamu heh. Akukan sudah mengucapkan kalimat

pujian bertele-tele dengan muatan sindiran tadi. Kamu tidak betul-betul bisa

mencerna kata-kataku barusan kan.

“ Kenapa diam?”

Daniah mengatupkan tangannya,

mengumpulkan senyum sejuta watt di bibirnya. “Terimakasih suamiku, mobil yang

anda berikan bagus sekali, saya akan memakainya setiap hari. Dengan penuh

syukur.”

“ Itu saja?” Saga menyentuh

bibirnya sambil menyeringai. “ Tidak ada hadiah?”

“ Hadiah?”

Maksudnya

apa? Jadi dia mau hadiah balasan dariku, memang apalagi si yang kamu butuhkan,

kamukan sudah punya semua. Kamukan bisa mendapat semua hal hanya dengan menghirup

nafas saja. Kenapa dia menyentuh bibirnya. Tunggu, dia tidak minta hadiah

seperti hadiah yang dia berikan kepadaku waktu itukan. Hadiah ciuman. Tidakkan!

“ Mana hadiahku.” Lagi-lagi mengisyaratkan kalau dia ingin Daniah menciumnya.

Persetan!

Daniah maju menabrakan bibirnya

di bibir laki-laki di depannya. “Terimakasih atas mobilnya suamiku.” Lalu dia

mundur ke belakang sampai di bibir tempat tidur.

“ Berani sekali kamu menciumku,

sedang cari-cari kesempatan ya!” berteriak marah, tapi lihat senyumnya, seperti

habis makan durian yang dia beli dari hasil pilihan tangannya sendiri dan

rasanya manis sekali. Puas menjalar dimana-mana. Tapi sayangnya Daniah tidak

melihat, dia sudah masuk ke dalam selimut, menarik kain itu sampai menutupi

kepalanya.

Aku pasti sudah gila!

“ Kau pasti senang sekali bisa

menciumkukan?” Saga menendang kaki Daniah di bawah selimut. “Berani sekali

kamu!”  Daniah masih meringkuk, wajahnya

merah padam. Lagi-lagi  Saga menendangkan

kakinya.

Apalagi ya, yang bisa kuberikan padanya? Melihat wajah merah padamnya malah membuat dia

mengemaskan. Haha.

“ Matikan lampu sana!”

“ Baik suamiku.”

Daniah turun menjatuhkan diri dari

bawah selimut, menundukan mukanya dalam, tidak mau sampai bersitatap. Setelah

lampu semua padam sekarang dia bisa berjalan dengan kepala tegak. Saga sudah

tidur di bawah selimut.

BERSAMBUNG