Chapter 46 Berbenah Toko

Akhirnya bisa kembali bekerja. Hp

Daniah sudah keluaran terbaru, sekertaris Han menyerahkannya pagi ini saat

menjemput Saga. Daniah menatap hpnya lekat.

ahh orang kaya memang bebas ya mau

ganti hp kapan saja. Padahal hpku yang kemarin juga sudah bagus. sepertinya kapan-kapan aku harus mengusulkan pada tuan Saga untuk periksa mata. dikit-dikit kalau melihat barang punyaku selalu bilang sakit matanya.

Baiklah ayo hidup dengan semangat lagi! Daniah mengepalkan tangan ke udara.

Kita mulai dari mana ini, bereskan

kekacauaan di toko. Cari tempat kursus memijat dan juga make up.

Daniah membawa

tas makeupnya yang dia jinjing. Dia mau berlatih nanti sambil balas chat

costumer, sebelum menemukan sekolah khususnya.

“ Mbak niah tuan Saga juga mengirim

tempat tidur.” Baru juga sampai di toko sudah dikejutkan dengan info dari Tika. Dia

menunjuk lantai dua, memberi tahu kalau bendanya ada di lantai dua.

“ Apa! Tempat tidur!” Dia pasti

benar-benar tidak waras. Gumam-gumam kesal sambil masuk ke dalam toko. Daniah

menjatuhkan tas ranselnya. Melihat banyak sekali perabotan rumah tangga

menumpuk di dekat tangga.

“ Tempat tidur ada di atas mbak.”

“ Kalo gitu kita close order hari

ini ya, kita beresin toko dulu. Kita mau bergerak bagaimana kalo begini. Tika,

ada yang bisa dimintai tolong bantu gak ya. Laki-laki gitu, dua atau tiga orang

biar semua cepat selesai.” Daniah memilih duduk dulu, bernafas sambil berfikir

tindakan tepat apa selanjutnya yang bisa dia ambil.

“ Ada mbak, saya panggil om saya ya mbak.”

“ Ia boleh siapa aja, yang penting semua ini bisa selesai hari ini.”

Hari ini close order, besok

lanjutkan jualannya. Kalau semua disambi balas chat orderan gak mungkin bisa

kekejar hari ini.

Setelah bala bantuan datang pekerjaan

dimulai. Daniah mengikat rambutnya tinggi, mengulung lengan baju. “ Ayo kita

mulai.”

Mereka mengeluarkan semua peralatan

lama, kursi, sofa, kulkas, karpet. Menumpuk berjajar di halaman ruko.

Mereka bahkan mengirimi AC 4 buah, sudah

benar-benar gila. Sebenarnya otak sekertaris Han itu bagaimana bekerja si. Memang

dia itu budak apa yang disuruh apa aja musti manut. Aku saja masih

sedikit-sedikit membantah. Huhh, gak bisa dibanggakan juga kali kehinaan ini. Tidak!

Setidaknya aku masih punya otak untuk membedakan mana yang benar dan salah. Berbeda

dengan sekertaris itu. Kalau buat dia apa yang diucapkan Saga sudah pasti kebenaran semua. Dasar sekertaris compleks.

“ Mbak Niah apa Acnya mau dipasang semua?”

Satu persatu barang baru sudah

mulai diletakan mengantikan posisi barang lama.

“ Memang kita mau membekukan daging?

Ganti aja yang lama seperti biasa. Satu lantai satu aja Acnya. Sudah panggil

tukang Acnya.”

“ Sudah mbak, sebentar lagi datang.”

“ Kalo gitu kita beli makanan sama

minuman dulu yuk, sepertinya enak kalau minum es.”

“ Boleh mbak.”

Daniah sengaja mau membeli ditempat

yang agak jauh, jadi dia memesan taxi online. Dia mencari restoran yang masih

tidak jauh dari rukonya. Aku akan memakai kartu kreditmu tanpa merasa bersalah

sama sekali. Haha, tertawa sendiri dalam hati.

Daniah dan Tika meninggalkan ruko

yang masih sibuk berbenah setelah taxi datang. Mencari makanan dan minuman.

Hpnya berbunyi saat mereka sudah mulai berjalan. Sekertaris sialan memanggil.

“ Hallo” Daniah menjawab dengan suara jengah.

“ Selamat siang nona.”

“ Selamat siang juga sekertaris

Han, apa ada yang bisa saya bantu.” Daniah melirik Tika di sebelahnya, yang

penasaran dan antusias ingin tahu. Daniah nyengir, lalu menutupi mulutnya

dengan tangan. Walaupun tetap saja percuma, toh Tika tetap bisa mendengar.

“ Tuan muda ingin tahu, apa ada lagi yang anda butuhkan di toko.”

Daniah sudah mengerutkan bibir

kesal, mau mengirim apalagi kalian hah. Kenapa tidak sekalian kalian kirim Pak

Mun untuk mengurus rukoku.

“ Tidak ada, sampaikan terimakasih

yang mendalam saya pada tuan Saga.  Maksudnya kepada suami saya. “ diakhiri dengan tertawa sebal.

“ Baik, akan saya sampaikan. Saya

juga akan menyampaikan informasi, kalau tuan muda akan makan malam di rumah hari

ini.”

“ Apa!” hei tunggu, jam berapa dia pulang?

“ Sampai jumpa lagi nona.”

Hei bedebah aku belum selesai

bicara. Kenapa dia seenaknya saja seperti tuannya. Aku harus menyelesaikan semua

urusan toko dulu.

Daniah memesan makan memilih menu

spesial dan minuman spesial. Semua yang serba spesial. Dengan porsi 10 orang. Tidak

dia memesan untuk porsi lima belas orang. Biarkan saja, aku akan berfoya-foya. Diakan

kaya raya. Tika sampai tercengang dengan pilihan menu Daniah.

“ Mbak ini benar gak papa?”

“ Haha, Tika gak papa, kalau ada yang mau kamu pesan, pesan saja.”

Ayo kita buang sial dengan

menghabiskan uang laki-laki gila itu.

BERSAMBUNG