Chapter 44 Suamiku

Saga menarik lengan Daniah. Gadis

itu setengah  berlari karena langkah cepat mengikuti irama Saga. Saat mobil sudah

berhenti di depan mereka, tanpa menunggu Han keluar dari mobil dia sudah membuka pintu mobil.

Mendorong tubuh Daniah masuk ke dalam mobil.

“ Tuan Saga.” Daniah bingung, kenapa dia diseret seperti ini. jauh lebih binggung lagi karena sepertinya Saga sangat marah.

“ Kenapa?”

“ Tidak, bukankah Helena masih ingin bicara dengan anda.”

“ Ele mau bicara padaku, atau kau yang mau bicara dengan Noah?”

Ahh ternyata panggilan Helena itu Ele, hihi, kenapa terdengar manis sekali. Aku tidak bisa membayangkan saat mereka berkencan dan saling memanggil dengan panggilan kesayangan. eh, bukan itu masalahnya sekarang. masalahnya kenapa dia tiba-tiba marah.

“ Saya dan Noah hanya mengobrol.”

" Kau selingkuh dengannya? kau sampai menyentuh bahunya beberapa kali."

" Tidak tuan, saya hanya sedang menghiburnya tentang masalah percintaannya."

Masalah percintaan seharusnya tidak diucapkan Daniah, dia lupa tentang rumitnya hubungan ketiga orang ini sepertinya.

" Masalah percintaan, jadi kau benar-benar selingkuh dengannya? Beraninya!" Saga sudah berteriak sambil mendorong tubuh Daniah. menunjuk bahu Gadis itu.

" Tidak tuan, saya tidak mungkin berselingkuh dari anda. Saya bertemu Noah sekali, itupun secara kebetulan." Daniah takut kesalahpahaman ini akan berbuntut semakin panjang.

“ Noah! Kau panggil siapa dia? Noah!” suaranya bahkan sudah meninggi.

“ Ia Noah.” Daniah menjawab terbata.

“ Kau memanggilnya Noah, dan kau panggil aku apa?” Saga berteriak keras saat mobil mulai melaju, keluar dari area parkir.

Han melirik kaca spion melihat situasi.

“ Tuan Saga.” Terbata Daniah mengucapkannya.

Memang aku harus memanggilmu apa, aku memanggilmu tuan Sagakan, kenapa protes. biasanyakan aku memang memanggilmu begitu.

Cletak, jari Saga sudah menyentil

kening Daniah lagi. Sekarang tekanannya lebih ringan, tidak sekeras waktu itu.

Tapi tetap Saja Daniah meringis sekaligus terkejut. Saga meraih pakaian Daniah,

mendekatkan wajahnya.

Apa! apa! kenapa aku disentil lagi?

“ Aku ini siapa?”

“ Anda tuan Saga.” Masih terbata menjawab, dia mengkerut takut. Sorot mata Saga sudah sangat kesal.

“ Maksud tuan muda mungkin posisi tuan muda bagi nona itu siapa?”

Apa maksudnya?

“ Tuan mudakan suami nona.”

Terus, jangan bicara muter-muter semakin membuatku binggung.

“ Bukankah seharusnya nona memanggil tuan muda suamiku.”

“ Apa!”

Saga melepaskan cengraman tangannya di baju Daniah.

Apa! Jadi dia setuju dengan ide

bedebah sialan sekertaris Han. Hei jangan memberi ide-ide aneh yang membuatku

merinding.

“ Saya akan memanggil anda begitu kalau di tempat umum dan banyak orang.”

Saga menggeram dan memandangnya kesal.

“ Nona bisa mulai memanggil tuan muda seperti itu mulai sekarang, walaupun kalian sedang berdua.”

Aku ingin menendangmu sekertaris

Han. Berhenti memberi ide gila. Dan kenapa kau diam saja, kau benar-benar mau

kupanggil begitu.

“ Tapi saya lebih nyaman memanggil anda.”

“ Hei, apa karena aku baik padamu akhir-akhir ini membuatmu jadi kurang ajar, panggil seperti yang Han katakan. Aku tidak mau tersebar gosip di luar sana karena kau memanggil suamimu dengan

panggilan pada orang asing begitu.”

Kenapa jadi aku yang terpojok begini. alasanmu memang masuk akal si.

“ Jawab!”

“ Baik Tuan.”

Saga mengeram lagi karena Daniah belum merubah panggilannya.

“ Baik suamiku.”

“ Kenapa kaku memang kau sedang main drama, ulangi!”

Dan hal konyol terjadi sepanjang

perjalanan, Saga meminta Daniah mengulang panggilan sampai beberapa kali.

Sementara Han menahan senyum dan gelaknya sampai terus mengendari mobil dengan

kecepatan sedang.

Akhirnya hari ini terlewati. Daniah

ambruk di sofa. Saga sedang ada di ruang kerjanya bersama sekertaris Han.

Mandi berendam memang yang paling

nyaman gumamnya sambil mengeringkan rambut dengan handuk.

Hari ini benar-benar gila.

Bagaimana aku bisa bertemu dengan Noah, laki-laki sok akrab yang tersenyum

jenaka itu. Aku bahkan memberinya no hp. Helena, dia benar-benar wanita yang

cantik, sudah sepantasnya dia di samping tuan saga. Dan laki-laki gila itu

kenapa ingin kupanggil dengan sebutan menjijikan itu. Apa tidak akan aneh kalau

aku sedang berdua dengannya memanggilnya dengan panggilan suamiku. Aku sudah

merinding hanya dengan membayangkan.

Pintu terbuka membuat Daniah yang sedang tiduran terlonjak.

“ Santai sekali kamu.”

Haha, memang apa yang bisa saya

lakukan di rumah ini kalau tidak bersantai saat anda tidak menggangu saya.

“ Aku mau tidur.”

“ Baik tuan.”

“ Tuan.” intonasinya sudah penuh tekanan, seperti menemukan kesalahan ribuan tahun yang terus terulang.

“ Maafkan saya, baik suamiku.”

Daniah mengambil pakaian tidur, dan

seperti biasa, Saga melemparkan pakaian yang dia pakai di kepala Daniah.

“ Matikan lampu.”

“ Baik.”

Daniah bergegas mematikan semua

lampu, lalu masuk ke dalam ruang pakaian. Meletakan pakaian Saga ke dalam

keranjang. Dia belum beranjak, masih berdiri di tempatnya. Ia hanya berdiri

diam. Pikirannya kosong. Ia ingin menyusun rencana dengan matang, tapi hari ini

benar-benar melelahkan, jadi dia ingin ambruk saja.

BERSAMBUNG..........