Chapter 198 episode 198

Di dalam mobil Zira menagis sejadi - jadinya. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Ziko. Dan tidak menyangka kalo suaminya masih terus menghinanya dan masih berburuk sangka tentang dirinya.

" Nona tenangkan diri anda. Kasihan janin anda." Ucap Kevin menenangkan.

" Benar mbak Zira. Kalo mbak bersedih, nanti anak mbak Zira jadi anak yang pemurung." Ucap Ibu Nur ikut menenangkan.

" Aku benci sama kamu Ziko. Aku benci." Teriak Zira sambil menagis histeris.

Kevin tidak tega dia memberanikan diri untuk menyentuh rambut Zira. Zira langsung membenamkan wajahnya dalam dada Kevin. Di dalam dada Kevin, dia menangis sejadi-jadinya. Sampai baju Kevin basah. Dan tidak terasa Zira muntah di atas baju Kevin. Kevin tidak merasa jijik. Dia malah menampung muntahan Zira dengan tangannya.

Ibu Nur memberikan tisu kepada Zira.

" Maaf aku asisten Kevin, bajumu kotor karena muntahanku." Ucap Zira tidak enak hati.

" Enggak apa - apa nona. Anggap saja saya kurang beruntung." Ucap Kevin tersenyum kecil.

Zira pun ikut tertawa mendengarnya. Kevin ingin mencairkan suasana yang sedikit menegang. Hari ini dia dua kali mendapatkan jackpot yang pertama pukulan dari Ziko, dan yang kedua muntahan dari istrinya Ziko. Dua - duanya telah memberikan kenang - kenangan kepadanya.

Ziko berlari ke rumah sakit dan masuk ke dalam ruangan Dokter Diki.

" Ada apa Ko? Aku kira kamu sudah pulang." Ucap Dokter Diki heran.

Ziko mengatur nafasnya agar bisa berbicara normal.

" Aku baru bertemu Zira dan dia baru di rawat di rumah sakit ini. Coba kamu cek, kamar berapa dia di rawat dan sakit apa dia." Ucap Ziko memberikan perintah kepada temannya.

Dokter Diki langsung menghubungi bagian pendaftaran untuk menanyakan pasien yang bernama Zira. Setelah dapat informasi tentang ruangan Zira di rawat. Bagian pendaftaran menyebutkan dua dokter yang menangani Zira yaitu Dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit dalam.

Dokter Diki terdiam dan memandang ke arah Ziko.

" Ada apa? Dia sakit apa?" Ucap Ziko penasaran.

Dokter Diki tidak menghiraukan pertanyaan temannya dia menghubungi dokter penyakit dalam terlebih dahulu. Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter penyakit dalam. Dokter Diki melanjutkan menghubungi dokter spesialis kandungan. Di sana Dokter Diki mendapatkan informasi lagi mengenai Zira.

" Ko, istrimu ditangani dua dokter." Ucap dokter Diki menyebutkan dua dokter spesialis itu.

Ziko terdiam ketika temannya menyebutkan ditangani spesialis kandungan.

" Istrimu sedang mengandung dan masuk jalan 6 minggu." Ucap Dokter Diki pelan.

Ziko teriak histeris.

" Tidakkk, apa yang sedang aku lakukan." Ucap Ziko memukul tembok berkali-kali.

Dokter Diki menenangkannya dengan membawanya duduk di sofa.

" Kamu kan belum bercerai masih ada kata untuk rujuk." Ucap Dokter Diki sambil memberikan air putih kepada temannya.

Ziko meminum air pemberian temannya.

" Kamu tau, tadi kami baru bertengkar lagi di parkiran dan aku kembali menghinanya." Ucap Ziko frustasi.

" Aku harus bagaimana?" Ucapnya lagi.

" Sebaiknya kamu meminta maaf kepadanya." Menurut Dokter Diki hanya itu cara yang bisa melupakan semua masalah temannya.

" Apa dengan minta maaf dia akan mencabut semua gugatan perceraian itu?" Ucap Ziko pelan.

" Kamu kan belum coba. Ucapkan perkataan maaf dari hati yang paling dalam. Aku yakin pasti Zira akan menerimamu kembali." Ucap Dokter Diki menenangkan temannya.

" Bagaimana kalo dia tidak menerima permintaan maafku." Ziko agak ragu karena dia sudah berulang kali menghina istrinya.

" Sepertinya dia akan menerimamu kembali, karena ada buah cinta kalian di dalam perut istrimu." Ucap Dokter Diki menjelaskan agar temannya mau mengakui kesalahannya di hadapan istrinya.

Ziko hendak bangkit dari sofa, tapi dia duduk kembali.

" Apakah Zira mencintaiku?" Ucap Ziko bertanya kepada temannya.

" Sekarang aku tanya kepadamu. Apakah kamu mencintainya?" Ucap Dokter Diki mengajukan pertanyaan balik kepada temannya.

Ziko mengangkat kedua bahunya, karena dia juga tidak mengerti dengan perasaannya. Dokter Diki membuat perumpamaan.

" Di saat kamu cemburu melihat istrimu dengan orang lain, itu tandanya kamu ada perasaan sama dia. Di saat kamu merasa kesepian ketika tidak ada dia di sisimu, itu tandanya kamu kesepian dan rindu akan sosoknya. Di saat kamu frustasi memikirkan tentang dia, itu tandanya di dalam benakmu hanya ada dia. Dan satu lagi, di saat kamu terpuruk seperti ini, itu tandanya kamu cinta kepadanya. Katakan kalo kamu mencintainya, katakan kalo kamu menyesal." Ucap Dokter Diki menjelaskan.

Ziko menyimak semua ucapan temannya.

" Katakan terus secara berulang, aku yakin ada satu ruang di dalam hatinya untukmu."

Setelah mendapatkan penjelasan dari temannya. Ziko seperti mendapatkan semangatnya kembali dia pergi meninggalkan ruangan temannya. Dari balik pintu dokter Diki mengatakan.

" Ko, turunkan egomu untuk mendapatkan cintanya."

Ziko menganggukkan kepalanya. Dia akan mengejar kembali Cinta Zira. Cinta yang tidak pernah tercetuskan. Cinta yang selalu di remehkannya. Semua karena keegoisannya. Keegoisannya membuatnya tidak mengerti akan arti cinta sesungguhnya.

Baju Kevin yang terkena muntah sudah di bersihkan pelayan. Kevin tidak mempunyai pakai ganti. Pelayan hanya memberikan sebuah sarung untuknya.

Zira tertawa melihat Kevin hanya mengenakan sarung.

" Kamu baru sunat ya?" Goda Zira.

Kevin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia memang seperti sedang sunat.

" Nona apa anda sudah membaik?" Ucap Kevin mengalihkan pembicaraan.

" Sudah." Ucap Zira cepat sambil menganggukkan kepalanya.

" Syukurlah kalo begitu." Ucap Kevin sambil mengelus dadanya.

Zira pergi ke salah satu ruangan dan keluar dengan membawa box obat. Zira memberikan obat ke atas kapas. Dan menyerahkan kepada Kevin.

" Obati lukamu." Ucap Zira cepat sambil memberikan kapas yang ada obatnya.

Kevin menerima kapas tersebut dan ingin menempelkan kapas tersebut. Tapi karena tidak ada kaca. Kapas tersebut tidak tepat di letakkannya.

" Sini aku bantu." Ucap Zira cepat sambil mengambil kapas dari tangan Kevin.

" Tidak perlu nona, saya bisa melakukannya sendiri." Ucap Kevin tidak enak hati.

" Apanya yang bisa, kamu saja meletakkannya salah." Gerutu Zira.

Zira meletakkan obat itu ke wajah Kevin secara berulang. Dengan seperti itu posisi mereka sangat dekat.

" Maaf ya, karena aku kamu mendapatkan pukulan terus dari si ubi kayu." Ucap Zira sambil meletakkan obat ke wajah Kevin.

Kevin tidak berani menatap wajah Zira. Dia hanya melihat kearah lain.

Nona jangan perlakukan aku seperti ini. Aku tau cintamu hanya untuk tuan muda. Jangan buat aku mencintaimu, cukup jadikan aku sebagai sahabatmu. Aku takut jika mencintaimu hatiku akan terluka. Karena aku tau di dalam hatimu hanya ada ruang untuk suamimu.

" Like komentar dan Vote yang banyak ya terimakasih."