Chapter 116 episode 116

Ziko langsung beranjak dari tempat duduknya, dia berlari keluar gedung di ikuti dengan Kevin. Kevin langsung mengambil mobil, setelah mobil berada di depan pintu Ziko langsung menaiki mobil tersebut. Kevin menekan pedal gas mobil dengan kencang.

" Kita mau kemana Tuan?" Tanya Kevin.

" Aku enggak tau!" Ucap Ziko cepat.

Kevin mengendarai mobil.

" Sepertinya dia marah dengan ku." Ucap Ziko frustasi.

" Sebenarnya apa yang terjadi?" Kevin memberanikan diri untuk bertanya.

Ziko menjelaskan semua yang terjadi di dalam ruangannya. Kevin mulai manggut-manggut mengerti.

" Pecat dia aku tidak mau melihatnya lagi besok." Ucap Ziko cepat.

" Baik Tuan." Ucap Kevin cepat.

Mobil terus bergerak mengelilingi kota, mereka mencoba mencari ketaman tapi tidak menemukan Zira. Hari sudah mulai petang tapi Zira belum di temukan. Ziko menghubungi nomor Zira kembali. Dan hasilnya nihil nomor Zira tidak bisa di hubungi. Ziko sudah mulai putus asa dia merasa marah kepada dirinya karena tidak menjelaskan cerita yang sesungguhnya.

" Tuan apakah anda mau istirahat dulu." Ucap Kevin pelan.

" Bagaimana aku istirahat sedangkan istriku tidak tau keberadaannya, kalo dia di culik bagaimana." Ucap Ziko teriak.

Kevin tidak tau harus berbuat apa. Dia hanya menyetir mobilnya mengelilingi kota. Hampir semua tempat sudah di kunjungi mereka, tapi mereka tidak menemukan Zira. Ziko sudah uring-uringan dia tidak tau harus mencari kemana.

" Vin kerahkan anak buah untuk mencari istriku." Ucap Ziko cepat.

Kevin memberhentikan mobilnya di sebuah taman. Kevin menghubungi beberapa anak buahnya untuk mencari Zira. Keadaan taman sudah mulai sepi karena waktu yang sudah semakin larut. Ziko duduk di kursi taman dengan pandangan yang kosong.

" Ziraaaaaa." Teriak Ziko.

Kevin masih menunggu informasi dari anak buahnya, sesekali Kevin melihat ponselnya tapi belum juga ada panggilan sama sekali dari anak buahnya. Waktu sudah menunjukkan jam setengah dua belas malam tapi informasi belum juga di dapat.

" Tuan sebaiknya anda beristirahat dulu, kita tunggu informasi dari anak buah." Ucap Kevin pelan.

Beberapa saat setelah Kevin berbicara kepada Ziko. Ponselnya Kevin berbunyi Ziko langsung melihat ke arah Kevin. Kevin langsung mengangkat panggilan tersebut. Setelah beberapa saat berbicara Kevin menutup panggilan tersebut.

" Tuan saya sudah dapat informasi mengenai keberadaan nona Zira." Ucap Kevin cepat.

Ziko dan Kevin berlari menuju mobil. Kevin menyalakan mesin mobil dan menekan pedal gas mobil bergerak dengan sangat kencang. Mobil mereka sampai di depan apartemen Zira.

" Dari tadi dia di sini?" Ucap Ziko heran.

" Sepertinya Tuan." Ucap Kevin cepat.

Ziko langsung berlari menuju lift. Dia menekan tombol sesuai dengan lantai apartemen Zira berada. Setelah pintu lift terbuka tanpa pikir panjang Ziko langsung berlari dia mengetuk pintu apartemen Zira. Lama Ziko menunggu di depan pintu.

" Apa kamu yakin dia ada disini?" Ucap Ziko lagi cemas.

" Menurut informasi seperti itu Tuan." Ucap Kevin cepat.

" Dobrak pintu ini aku takut dia bunuh diri." Ucap Ziko cepat.

Kevin mendobrak pintu apartemen Zira beberapa kali. Ada penghuni apartemen lain yang keluar karena mendengar kebisingan di luar. Mereka mengintip dari pintu.

" Masuk!" Ucap Ziko teriak.

Penghuni yang mengintip dari balik pintu langsung masuk karena mereka sudah takut jika berhubungan dengan Ziko. Setelah di dobrak beberapa kali pintu akhirnya bisa di buka.

Ziko langsung berlari dia menemukan Zira sedang terbaring di kasur masih memakai pakaian yang sama. Ziko mencium kening Zira dengan lembut. Ziko ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Zira. Ziko memeluk Zira dengan erat sesekali dia mencium rambut Zira. Dia merasa sangat khawatir dengan Zira.

Ada perasaan bersalah dalam dirinya karena telah membuat Zira seperti ini.

Tidak berapa lama Zira membuka matanya secara perlahan, dia mendapati Ziko sedang memeluknya sambil memejamkan mata.

" Kenapa kamu disini?" Ucap Zira ketus.

Ziko langsung membuka matanya ketika mendengar suara Zira.

" Kamu sudah bangun." Ucap Ziko lembut sambil mengelus rambut Zira.

Zira menepis tangan Ziko dengan cepat. Kemudian Zira bangun dari posisi berbaringnya dia duduk di pinggir kasur sambil menggulung rambutnya asal. Ziko langsung mengecup leher belakang Zira.

" Dimana ponselmu?"

" Itu di charge." Ucap Zira cepat.

" Kenapa kamu tidak memberi kabar kepadaku kalo kamu kembali ke apartemen." ucap Ziko pelan.

" Cih kenapa? Apa pentingnya untukmu kalo aku menghilang." Ucap Zira cepat.

" Kalo kamu menghilang aku bisa gila, apa kamu mau aku gila." Teriak Ziko.

" Gila kok ngajak-ngajak." Ucap Zira ketus.

Ziko memegang pipi Zira sambil menatapnya.

" Jawab aku kenapa kamu pergi meninggalkan gedung, apa karena kamu cemburu?" Ucap Ziko sambil memegang pipi Zira dan menatapnya.

Zira tidak menjawab dia malah menepis tangan Ziko. Zira memandang ke arah lain.

" Jawab aku!" Ucap Ziko teriak.

Zira mulai emosi mendengar teriakan Ziko.

" Iya aku cemburu aku cemburu kamu berdua dengan si kuntilanak, aku cemburu kamu memegang tangannya, seharusnya kamu sadar kalo kamu punya istri tapi aku menyadari kalo hubungan kita hanya sampai satu tahun." Ucap Zira Teriak.

Ziko seperti mendapat serangan peluru yang langsung masuk ke dalam jantungnya. Dia tidak bisa berkata-kata. Di satu sisi dia senang karena Zira mengakui kalo dia cemburu dan di satu sisi dia merasa terpukul mendengar hubungan mereka hanya satu tahun.

" Siapa yang bilang hubungan kita sampai satu tahun?"

" Aku." Ucap Zira ketus.

Ziko mulai melunak dia tidak mau membuat emosi Zira tambah kacau.

" Pernikahan kita belum juga seminggu tapi kamu sudah membicarakan tentang satu tahun, aku tidak mau kamu membicarakan tentang hal itu." Ucap Ziko pelan sambil memeluk Zira.

" Lepaskan jangan peluk aku." Ucap Zira sambil berusaha lepas dari pelukan Ziko.

Ziko masih memeluk Zira erat.

" Aku akan melepaskan pelukanku tapi kamu harus jujur kepadaku." Ucap Ziko pelan.

" Apa?" Ucap Zira pelan.

" Apakah kamu benar-benar cemburu dengan sekertarisku?" Ziko berusaha menanyakannya kembali.

" Untuk apa kamu menyebut dia disini." Ucap Zira cepat.

Ziko sudah mendapatkan jawabannya. Ziko merasa senang dengan kecemburuannya Zira. Ziko tidak melepaskan pelukannya dia malah menciumi pipi dan bibir Zira. Zira berusaha memberontak tapi tangan Ziko sudah menahan badan dan kepalanya. Mereka berciuman dengan cukup mesra Kevin yang ingin masuk keluar lagi karena jiwa jomblonya hancur.

" Jangan pernah pergi." Ucap Ziko sambil memeluk Zira.

Zira tidak menjawab dia merasa senang dengan kehadiran Ziko di sisinya.

" Besok aku akan memecatnya." Ucap Ziko cepat.

" Enggak usah kamu memecat dia." Ucap Zira cepat.

" Apa maksud kamu?" Ziko merasa penasaran dengan ucapan Zira barusan.

" Urusan si kuntilanak serahkan padaku, aku mau lihat sampai berapa lama dia tahan bekerja di sana." Ucap Zira tegas.

Ziko manggut-manggut.

" Dan untukmu suamiku tersayang, aku tidak mengizinkan mu memecatnya karena ada alasannya." Ucap Zira cepat.

Ziko tambah penasaran dengan ucapan Zira.

" Kalo sampai kamu bermain api denganya akan aku nyalakan bom untuk kalian berdua." Ucap Zira tegas.

Ziko langsung melotot mendengar ucapan Zira, belum pernah dia merasa terintimidasi dengan ucapan Zira. Tapi hari ini dia melihat Zira benar-benar sebagai Avengers.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."