Chapter 84 episode 84

Zira masih tetap memeluk Nyonya Amel. Dia merasa kehangatan pelukan seorang ibu. Nyonya Amel membawa Zira untuk duduk.

" Kamu kenapa Zira? " Tanya Nyonya Amel.

" Aku aku mau minta maaf Nyonya. " Ucap Zira gugup.

" Tante Zira bukan Nyonya. " Ucap Nyonya Amel memperbaiki ucapan Zira.

Zira mengangguk mengiyakan.

" Kamu tidak pernah salah Zira. Perlakuanmu kepada saya sangat wajar mungkin perempuan lain juga akan melakukan hal yang sama seperti mu. " Ucap Nyonya Amel.

" Maafkan saya Zira. " Ucap Nyonya Amel.

Zira langsung memeluk Nyonya Amel.

" Izinkan saya untuk tetap memelukmu

Tante. " Ucap Zira pelan.

Nyonya Amel tetap membiarkan Zira memeluknya, Tuan besar memperhatikan dari kejauhan ada rasa terharu melihat istrinya dan Zira berpelukan.

Mobil yang di tumpangi Ziko sudah sampai di depan mansion. Para penjaga gerbang langsung membuka gerbang dengan cepat karena sudah hafal dengan mobil majikannya.

Mobil memasuki pekarangan mansion. Ziko melihat ada sebuah mobil parkir dan itu adalah mobil yang di kendarai supir Zira.

Ziko turun dari mobil dan berhenti sebentar melihat sekeliling mencari keberadaan supir Zira. Setelah di lihatnya keberadaan supir Zira, Ziko langsung melambaikan tangan memanggil. Supir Zira langsung datang dengan berlari kecil.

" Apa yang kamu lakukan di sini? " Tanya Ziko.

" Saya hanya mengikuti perintah nona tuan, Nona minta di antar ke sini. " Ucap Supir menjelaskan.

Ziko memasuki mansion dan Kevin sudah pergi dengan mengendarai mobilnya.

Ziko menyusuri setiap ruangan sebelum sampai keruang Keluarga. Ziko melihat Nyonya Amel dan Zira saling berpelukan. Ziko mengernyitkan dahinya. Dia mendekati mereka berdua. Nyonya Amel mengetahui Ziko datang mendekat. Nyonya Amel memberikan isyarat dengan meletakkan jari telunjuk di mulutnya.

Ziko mengerti dengan instruksi mamanya yaitu tidak boleh berisik. Dia duduk di seberang sofa. Dia mulai berniat mengganggu Zira

" Wah hebat hebat sekarang kamu sudah mau merebut mama ku ya. " Ucap Ziko sambil bertepuk tangan.

Zira mendengar suara Ziko langsung menoleh dan tidak menghiraukan lagi.

" Ya aku memang mau menyingkirkan mu. " Ucap Zira cepat.

Nyonya Amel tersenyum melihat perilaku mereka berdua. Menurut Nyonya Amel, Ziko dan Zira seperti kekanak-kanakan.

" Sudah - sudah tidak ada yang di singkirkan dan tidak ada yang di rebut. " Ucap Nyonya Amel menengahi.

Beberapa saat kemudian Nyonya Amel pergi meninggalkan Ziko dan Zira di ruang keluarga.

Ziko memindahkan posisi duduk nya di sebelah Zira.

" Cih begitu mama nya pergi langsung lengket kayak lem. " Ucap Zira memonyongkan bibirnya.

Ziko tidak menghiraukan ucapan Zira seperti biasa dia selalu memeluk bahu Zira.

" Ini tangan apa gak pernah di ajarkan sopan santun. " Gerutu Zira lagi sambil memindahkan tangan Ziko.

Begitu dia memindahkan tangan Ziko sekilas Zira melihat punggung tangan Ziko yang berwarna merah.

Zira menarik tangan Ziko. Dia menatap dengan penuh selidik.

" Kamu baru selesai ngapain? " Tanya Zira dengan tatapan penuh selidik.

Ziko pura - pura tidak mendengar pertanyaan Zira.

" Hey aku tanya kepadamu Tuan, kenapa tanganmu bisa seperti ini, setahuku tadi warnanya gak seperti ini. " Ucap Zira cepat.

Ziko masih diam tidak mungkin dia memberitahukan sama Zira kalo dia baru menghajar seseorang.

" Gak mungkin kamu ganti kulit kan, jangan bilang kalo kamu baru ngulek cabe dengan kepalan tanganmu. " Ucap Zira cepat.

" Sudah lah gak usah di tanya kenapa dan apa. " Ucap Ziko menghindari kecurigaan Zira.

Ziko hendak berdiri dari sofa tapi dengan cepat Zira menahannya.

" Hey jawab dulu ini tangan kenapa? " Tanya Zira lagi curiga.

" Sudahlah nanti juga kembali normal gak perlu khawatir. " Ucap Ziko cepat.

" Bagaimana aku gak khawatir, aku kan akan menikah denganmu Tuan dan aku tidak tau kamu gunakan untuk apa tanganmu itu. " Ucap Zira cepat.

Ziko berhenti mencoba menghela nafasnya perlahan.

" Iya - iya tadi aku baru berkelahi dengan seseorang. " Ucap Ziko bohong.

Zira diam dan sedang memikirkan sesuatu.

" Pasti kamu kalahkan. " Ucap Zira cepat.

" Apa kamu gak bisa lihat aku masih sehat begini dari mana kalahnya. " Ucap Ziko sedikit teriak.

" Ya kamu memang tidak ada lecet sedikit pun tapi pasti kamu menang curang. " Ucap Zira sambil mengecek semua badan ziko dari wajah sampai kaki.

" Apa maksudmu menang curang? " Tanya Ziko cepat.

" Ya pasti kamu di bantu sama asisten Kevin secara kalian seperti upil dan ingus yang selalu dekat satu sama lain. " Ucap Zira cekikikan.

" Ih kamu jorok apa tidak ada sebutan yang lebih bagus selain itu. " Ucap Ziko sewot.

Zira masih cekikikan.

" Kalo aku sebutkan kalian pasangan homo pasti kamu langsung marah. " Ucap Zira pelan.

" Kamu ya masih berani menyebut kata itu. " Ucap Ziko sambil mencubit pipi Zira.

" Aw sakit tau. Ya udah aku beri sebutan kepada kalian berdua pasangan dunia akhirat. " Ucap Zira cepat sambil berlari kecil menghindari serangan mendadak dari Ziko.

Nyonya Amel sedang menyusun meja makan. Zira berdiri di belakang Nyonya Amel untuk mendapat perlindungan. Ziko yang melihat Zira sudah mendapatkan perlindungan membatalkan niatnya.

Ziko berniat untuk menutup mulut Zira dengan mulutnya. Karena hanya dengan mulutnya Zira baru bisa diam.

" Like komen dan Vote yang banyak ya terimakasih. "