Chapter 79 episode 79

Kevin menuju ruangan ziko. Dia mengetuk pintu ruangan setelah ada instruksi dari dalam Kevin langsung masuk.

Ziko masih memperhatikan laptop nya hanya sekilas melirik ke arah Kevin.

" Ada info apa? " tanya ziko.

" Tuan sepertinya nona Zira tidak membutuhkan seseorang bodyguard. " Ucap Kevin.

" Apa maksudmu. " Tanya Ziko bingung dengan ucapan Kevin.

Kevin tidak menjawab tapi dia memberikan ponselnya kepada Ziko. Kevin meletakkan ponselnya di atas meja. Ziko mengambil ponsel tersebut.

Dia memutar video yang di dalamnya ada Zira yang menghajar seorang Sisil. Ziko tersenyum lebar melihat video itu.

" Bagaimana dia bisa sekeren ini. " Ucap Ziko memuji Zira.

Kevin hanya tersenyum mendengar pujian yang di berikan ziko kepada calon istrinya.

" Sekarang dia dimana? " Tanya ziko.

" Nona sedang berada di apartemen untuk mengganti baju nya yang kotor. " Ucap Kevin.

Ziko langsung menghubungi nomor Zira. Panggilan masuk dan Zira belum menjawab. Dua kali ziko menghubungi Zira dan belum juga menjawab.

" Dia kemana sih. " Ucap ziko sedikit panik.

" Tuan apakah tuan khawatir dengan keadaan nona Zira? " Tanya Kevin.

" Pastilah aku khawatir dia kan calon istriku. " Ucap ziko cepat.

Kevin hanya tersenyum dan mengerti arti dari ucapan tuannya. Ziko mencoba menghubungi Zira yang ketiga kali nya beberapa detik kemudian panggilan terhubung.

" Kamu dimana? " Teriak Ziko.

Zira menjauhkan ponselnya, kemudian mendekatkan kembali ponselnya ke telinga.

" Kenapa kangen ya? " Tanya Zira spontan.

Ziko yang mendengar pertanyaan Zira bingung harus menjawab apa.

" Cepat kamu datang ke kantor. " perintah Ziko untuk mengalihkan pembicaraan.

" Ya aku dah mau jalan tapi tiba - tiba ada yang mendadak kangen. " Goda Zira sama Ziko.

" Siapa yang kangen. " Ucap Ziko tegas.

" Owh Tuan gak kangen ya? ok lah kalo begitu aku gak jadi datang. " ucap Zira sambil mengakhiri panggilan.

Tut tut tut suara panggilan berakhir.

" Bisa - bisanya dia membantahku. " gerutu Ziko.

Kevin hanya tersenyum tipis tidak berani memberi komentar jika tidak dibutuhkan.

" Hubungi supir si mulut micin dan antar ke sini sekarang! bila perlu paksa dia. " Ucap Ziko.

" Maaf tuan jika memaksa nona datang kesini nanti kesannya nona ke tuan tidak baik. " Ucap Kevin menjelaskan.

Ziko diam dan mencerna kembali ucapan Kevin.

" Jadi bagaimana aku menyuruhnya untuk datang ke sini. " Ucap Ziko.

" Sebaiknya tuan mengikuti saja permainan nona Zira demi kebaikan bersama. " Ucap Kevin.

Ziko paham dan mulai memikirkan sesuatu.

" Maaf tuan saya mau bertanya mengenai nona Sisil, apa yang saya harus menyingkirkannya? " Tanya Kevin.

" Kamu tidak perlu melakukan apapun untuk Sisil dia sudah mendapatkan pelajarannya sendiri dan untuk pelajaran selanjutnya dia akan mendapatkan dari orang suruhannya. " Ucap Ziko menjelaskan.

Kevin pamit pergi meninggalkan Tuan muda ziko. Ziko mulai memikirkan cara agar Zira mau datang ke kantornya. Ziko menghubungi nomor ponsel Zira.

" Ya halo. " Ucap Zira manja.

" Kamu jadi kesini tidak? " Tanya Ziko.

" Nggaklah. " Ucap Zira cepat.

" Baiklah aku mau kamu kesini karena aku aku aku. " ucapan ziko menggantung.

" Aku apa? " Tanya Zira lagi.

" Aku kangen." Ucap Ziko sambil langsung menutup panggilannya.

Tut tut tut suara panggilan terputus. Zira yang mendengar ucapan ziko jantung nya langsung deg deg ser.

" Ah tidak dia hanya bercanda gak mungkin dia kangen sama aku, sifat nya juga kekanak-kanakan begitu bilang kangen langsung ponsel di tutup, terus kalo dia mengatakan cinta kepadaku apa dia langsung bunuh diri. " Guman Zira pelan.

Zira masih juga memikirkan ucapan Ziko.

" Kalo memang dia beneran kangen aku harus bagaimana, apa aku harus sujud syukur atau aku harus bernyanyi ntah apa yang merasuki mu. " Gerutu Zira.

Dengan penuh bimbang dia pergi meninggalkan apartemen menuju gedung Rahasrya group.

Sesampainya di gedung para karyawan tersenyum sambil menundukkan kepalanya.

" Nona Zira silahkan langsung menuju ke ruangan, Tuan muda sudah menunggu. " Ucap salah satu resepsionis sopan.

Zira berdiri di depan pintu lift Karyawan. Ada beberapa karyawan yang sedang berdiri di depan lift. Mereka tersenyum ramah kepada Zira.

" Maaf nona sebaiknya nona menggunakan lift khusus presiden direktur. " ucap salah satu karyawan.

" Terimakasih saya menggunakan lift Khusus karyawan saja. " Ucap Zira.

Para karyawan dan Zira memasuki lift khusus karyawan. Mereka memencet tombol sesuai lantai yang mereka tuju.

Pintu lift terbuka sesuai dengan lantai yang di tuju. Karena ruangan ziko berada pada lantai paling atas jadi Zira yang terakhir keluar dari lift.

Ting pintu lift terbuka. Zira melangkahkan kakinya keluar dari lift ternyata ziko dan kevin sedang berdiri didepan lift khusus presiden direktur.

Ziko dan Kevin melihat Zira keluar dari lift khusus karyawan. Ziko yang hendak naik lift membatalkan niatnya karena zira sudah datang.

Ziko langsung menggandeng tangan Zira. Semua karyawan tersenyum melihat kemesraan yang mereka tonton kan.

Mereka masuk ke dalam ruangan.

" Kenapa kamu menggunakan lift khusus karyawan. " Tanya ziko.

" Aduh tuan udah deh jangan bertanya kenapa dan kenapa yang penting sekarang aku sudah sampai. " Ucap Zira cepat.

" Ok baiklah. " Ucap ziko sambil menggandeng tangan Zira.

Zira menahan tangannya.

" Kita mau kemana? " Tanya Zira.

" Mau makan. " Ucap ziko cepat.

" Tuan kita makan di sini saja ya, aku pusing dari tadi naik mobil mana macet lagi. " Gerutu Zira sambil memijat kepalanya.

" Like komen dan vote yang banyak ya, bagi yang belum Vote di tunggu ya, terimakasih. "