Chapter 32 episode 32

Zira komat Kamit bukan untuk membaca mantra tapi menghitung berapa bulan dia harus masak makan malam.

" Apa!" Zira menjatuhkan badannya .

" Aku harus pura-pura pingsan , bagaimana mungkin aku memasak selama 20 bulan , batin Zira."

Ziko mengetahui kalo Zira hanya berakting , Ziko memulai akting nya .

" Oh tidak bagaimana ini. kenapa kamu harus mati, aku hanya menyuruhmu untuk memasak." Ziko pura - pura panik.

Kevin juga ikut berakting.

" Tuan nona Zira tidak meninggal dia hanya pingsan." Kevin ikut berakting sebagai pemeran pendukung.

" Ah betulkah?" Ziko berjalan mendekati Zira yang sedang pura - pura pingsan.

Tanpa pikir panjang ziko mencium bibir Zira.

Prak! Zira menampar pipi Ziko dengan keras.

" Owh kamu sudah sadar syukurlah, aku tadi mau memberimu nafas buatan." Ucap Ziko sambil tersenyum licik.

" Hey itu bukan nafas buatan, kamu itu menciumku." Teriak Zira.

Zira kesal lagi-lagi Ziko mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

" Apa kamu gak pernah nonton sinetron ha? kalo orang pingsan di sadarkan pake minyak angin atau minyak kayu putih, bukan comot bibir." Zira teriak kesal.

Ziko mulai mencari alasan dari perbuatannya.

" Ya kalo di sinetron mungkin pake minyak apalah itu. Tapi kalo aku menyadarkan seseorang dengan ciuman. Kamu mau pingsan lagi?" Goda Ziko sambil tertawa.

" Cih amit - amit, enggak enggak aku dah sadar." Ucap Zira cepat langsung berdiri dari posisi duduknya.

" Wah kalo ada mas Hanung Bramantyo pasti nona Zira dan tuan Ziko akan di jadikan artis." Kevin tertawa terbahak bahak dia menyukai akting mereka berdua.

Zira berjalan menuju pintu, dia memegang handle pintu .

" Jam berkunjung telah selesai." Zira membungkuk kan badannya seperti seorang pelayan .

" Apa kamu kira ini rumah sakit pake waktu berkunjung." Teriak Ziko.

" Iya ini rumah sakit. Yang sakit kamu!" Ucap Zira santai.

Kevin dan ziko berjalan menuju pintu, mereka hendak keluar dari apartemen Zira.Setelah sampai di dekat pintu Ziko berhenti. Dia melihat ke arah Zira yang jarak nya hanya setengah meter.

" Kamu bisa melunasi hutang kamu tanpa harus memasak, ataupun kecupan selamat malam."

Zira merasa antusias mendengar ucapan Ziko.

" Oh ya apa itu?" Wajah Zira yang tadinya jutek kembali tersenyum .

" Menikah denganku." Ucap Ziko santai.

" Hahaha. Hey kamu merendah kan harga diriku tuan." Zira menuding jari telunjuknya ke arah Ziko.

" Cih aku gak sudi kawin dengan manusia es batu sepertimu. Lebih baik aku memasak selama 20 bulan dari pada harus jadi istrimu." Ucap Zira ketus.

" Aku gak bisa bayangkan menikah denganmu, bisa-bisa aku jadi sedingin salju sebeku kulkas." Ucap Zira cepat.

Zira masih nyerocos , tapi Ziko sudah mencium kembali bibir Zira. Zira berusaha menghentikannya untuk menjauh Zira tidak bisa karena tangan Ziko yang kekar sudah memeluk pinggangnya, apalagi menggeser kepalanya, akhirnya Zira menjewer telinga Ziko.

" Aw kenapa kamu menjewerku, ha !!! Bentak Ziko marah.

" Kamu seharian ini sudah mencium bibirku." Ucap Zira kesal.

Zira berusaha mengusir Ziko agar keluar dari apartemennya.

" Cepat keluar waktu berkunjungmu sudah habis." Ucap Zira cepat sambil memegang handle pintu.

" Kamu tau nona Kenapa aku mencium mu? Ucap Ziko.

" Ya karena kamu ketagihan." Ucap Zira kesal.

" Salah salah karena bibirmu bibirmu." Ziko menggantung ucapannya.

" Bibirmu mengandung micin." Ucap Ziko sambil berbisik ke telinga Zira.

Ziko tertawa terbahak bahak sambil keluar meninggalkan apartemen .

Zira membanting pintu nya dan mencak - mencak gak karuan .

" Hello readers maaf jika ada typo , ini adalah novel pertama author , like episode favorit kalian ya , komen sebanyak mungkin ya , terimakasih "