Chapter 166 Ketidak beruntungan ku dimasa lalu dibayar lunas dengan mendapatkan mu

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Yudha dan keluarga kecilnya sudah tiba di kediaman Sanjaya. Mereka sudah ditunggu oleh semuanya disana.

" Aduuhh cicit kakek yang cantik dan tampan "

Kata Dirga ketika melihat Biru dan Jingga datang

" Sini sama kakek wijaya! "

Wijaya dan Dirga saling menggendong satu - satu..

" Untung ada dua. kalau ada satu pasti mereka sudah jadi rebutan "

Gumam Hendri sambil menggelengkan kepala melihat kedua kakek itu

" Kakek.. "

Yudha dan Gina menyapa kakek mereka secara bergantian

" Bagaimana perjalanan kalian? "

Tanya kakek Dirga

" Perjalanan kami lancar kek, tidak ada hambatan sama sekali "

Kata Yudha dengan nada suara datarnya

" Kalian istirahatlah dulu. Besok kalian akan melakukan photo prewedding "

" Biar Biru dan Jingga bersama kali dulu. Kami sudah sangat merindukan mereka! "

Kata Wijaya dan Dirga bergantian

" Baik kek, kami naik ke kamar ku dulu. Ayo sayang! "

Gina mengajak Yudha untuk naik ke lantai atas menuju kamarnya

" Hendri, kamu bisa tidur dikamar tamu "

Sambungnya sebelum berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka

" Terimakasih nyonya "

Setelah dikamar, Gina langsung menyiapkan air untuk Yudha mandi dan juga piyama untuknya.

" Sayang, mandilah lebih dulu, aku sudah menyiapkan air dan juga piyama ini untukmu! Hari ini cukup melelahkan karena perjalanan kita kemari "

Gina mendekat dan menyerahkan piyama kepada Yudha

" Terimakasih sayang! "

Yudha langsung bergegas ke kamar mandi dan Gina menyiapkan tempat tidur untuk mereka.

Dibawah, para kakek dan nenek sedang memperebutkan Biru dan Jingga

" Biarkan aku yang gendong Jingga "

Nenek Julia menyodorkan tangan untuk mengambil Jingga kepelukannya

" Hei, bukankah kalian para wanita sedang sibuk untuk persiapan besok? "

" Persiapannya sudah selesai. Sekarang kami akan mempersiapkan si kembar untuk istirahat. Mereka pasti lelah setelah menempuh perjalanan kemari "

Julia dan Gadis akhirnya membawa Biru dan Jingga untuk istirahat.

Didalam kamar, Yudha tengah duduk dengan kepala bersandar pada sandaran tempat tidur ketika Gina keluar dari kamar mandi

" Ku kira kamu sudah tidur duluan? Kenapa masih belum tidur? "

Gina duduk di depan meja rias dan mengeringkan rambutnya yang basah, Yudha langsung bediri dan menghampirinya. Dia mengambil handuk dari tangan Gina dan membantunya mengeringkan rambut

" Tidak, aku hanya memikirkan kebahagiaan yang aku dapatkan semenjak kamu masuk dalam hidupku, semuanya menjadi begitu indah. Hidupku jadi lebih berwarna dan memiliki arti. Ditambah lagi dengan adanya kedua anak kita. Aku tidak percaya, kalau aku bisa mendapatkan semua kebahagiaan ini "

Dia berkata dengan begitu lembut dengan mata menatap pantulan wajah mereka di cermin

" Aku yang begitu beruntung bisa menjadi wanita pilihanmu. Padahal aku yakin, diluar sana pasti banyak wanita yang ingin mendapatkan posisi seperti ku dihatimu. Sepertinya ketidak beruntunganku dimasa lalu dibayar lunas dengan kebahagiaan ku mendapatkan mu sekarang "

Gina terliihat tersenyum lembut di cermin

" Aku berharap ini bukanlah mimpi. Dan aku ingin apapun yang terjadi kita akan selalu bersama " sambungnya lagi

" Tentu saja aku juga berharap hal yang sama " Jawab Yudha dengan terbahak " Sudahlah kita istirahat, besok akan jadi hari yang melelahkan " Yudha membawa Gina untuk berbaring di tempat tidur. Kemudian dia mendekapnya erat dalam pelukannya dan Gina membenamkan kepalanya di dada bidang Yudha. Mereka pun tertidur lelap hingga pagi menjelang

Pagi hari ketika Gina bangun, dia meraba tempat tidur sebelahnya yang sudah kosong. Dia duduk dan menoleh kesetiap sudut ruangan untuk mencari keberadaan sang pria.

Dilihatnya pintu balkon yang sedikit terbuka. Desiran angin pagi yang meniup gorden kamar, membuatnya seakan menari - nari. Gina beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon, dilihatnya sang suami tengah berdiri ditepi dengan memegang pagar balkon.

Gina mendekati sang suami yang sedang menikmati kesegaran udara pagi.

Cahaya matahari pagi yang hangat, hembusan angin yang membawa wanginya aroma bunga. Membuat pagi terasa begitu segar. Hamparan bunga yang berwarna - warni melengkapi pemandangan indah di pagi hari.

Mendengar ada suara langkah yang mendekat, Yudha menoleh, menatap sang pujaan hati dengan senyuman lembut. Melambaikan tangan agar dia semakin mendekat

" Morning sunshine "

Gina mendekat dan memeluk pinggang sang pria " Morning too honey " Yudha memeluknya dan mencium pucuk kepala sang istri.

Keduanya menikmati pemandangan pagi bersama, sebelum mereka turun untuk sarapan .

" Sudah siap untuk melakukan pengambilan photo prewedding kita? "

" Tentu saja sayang. Mari kita bersiap kemudian turun untuk sarapan "