Chapter 163 Interaksi Satya dan Nadia

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Yudha masih mendekapnya erat. Setelah diarasa air mata sedikit berhenti, Gina berusaha membuka mulutnya untuk berbicara

" Terimakasih karena telah mengingatkan ku. Terimakasih karena menemani ku disaat yang kurasa begitu sulit untuk dilewati dan terimakasih karena telah menyadarkan ku dari berbuat kesalahan yang lebih dalam karena menyakiti hati orang - orang disekitarku. Dan maaf karena beberapa hari ini aku telah mengabaikan mu "

Gina berusaha untuk tersenyum dengan mata yang masih sembab dan basah oleh jejak air mata yang tertinggal. Yudha membalas senyumnya dan menghapus sisa air mata yang masih tersisa di wajahnya, kemudian dia mencium kening Gina dengan lembut

" Sayang, masih ingin disini atau kita pulang sekarang? Disini cukup dingin! "Yudha gementar kedinginan. Gina tersenyum karenanya sebelum berkata " Kita pulang! "

Yudha mengangguk kemudian mereka berjalan menuju mobil. Setelah mengatur suhu di dalam mobil barulah mereka berkendara kembali menuju rumah. Perasaan Gina sudah semakin tenang.

Benar kata suaminya. Dia boleh bersedih atas kepergian kakeknya, tapi dia tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan. Kasihan untuk kakek yang tidak dapat ketenangan dan juga kasihan untuk orang - orang di sekitarnya yang ikut bersedih karena melihatnya .

Jalanan sudah tidak terlalu ramai. Meskipun masih ada mobil yang melintas tapi hanya 1 atau 2 saja. Yudha mengendarai mobil dengan tenang. Yidak terlalu cepat, tapi juga tidak terlalu pelan.

Setelah tiba dirumah, Gina langsung menuju kamar anak mereka. Dilihatnya kedua anaknya yang tengah tertidur pulas di dalam box. Dia menatapnya lama

" Sayang, maafkan mami ya?

Pasti beberapa hari ini kalian sedih ya?

Mami tidak perhatian sama kalian. Dan juga tidak menemani kalian bermain. Tapi mami sekarang baik - baik saja. Jadi kalian tidak perlu khawatir lagi sama mami ya "

Yudha menghampiri Gina dan merangkulnya dari belakang " Aku senang kamu sudah bisa berlapang dada dan menerima kepergian kakek "

======

Satya baru saja kembali dari luar negeri. Dia tidak sempat menghadiri pemakaman kakek Surya

" Kak, kamu kemana saja?

Lama sekali kamu pergi? Sepertinya akhir - akhir ini kamu sering sekali oergi keliar negeri dan meninggalkan aku sendiri "

Nadia memasang wajah cemberut sambil terus saja bicara

" Sejak kapan kamu sendiri? Kakak kan tidak pernah meninggalkan kamu sendiri, tapi karena sekarang ada Jimmy. jadi kakak bisa tenang pergi keluar negeri, karena ada yang menemani dan menjaga kamu "

Satya tersenyum puas sedangkan Nadia makin mengerucutkan bibirnya kesal

" Kak! "

" Hmn,, "

"lihatlah ini! "Nadia ingin menunjukkan cincin pada kakaknya. Tapi Satya tidak menggubrisnya, bahkan tidak menoleh sama sekali

" Kakak! "

" Apa?! "

" Lihat dulu ini! "

Nadia yang kesal akhirnya berteriak dan menunjukkan cincinnya kepada sang kakak

" Waah,, Jadi dia sudah melamar mu ya, Putri kecil? Kakak ikut senang mendengarnya! "

Satya tersenyum, memeluk sang adik sambil mengacak rambutnya

" Kakak, aku bukan anak kecil lagi. Kenapa kamu suka sekali membuat rambutku berantakan? "

Nadia yang kesal mengomeli kakaknya sambil merapikan rambutnya yang kusut

" Hahaha

kamu tetaplah gadis kecilku yang manja, yang paling aku sayang. Karena kamu adikku dan satu - satunya keluargaku di dunia ini"

Nadia tetap mengerucutkan bibirnya

" Nad, Nanti siang ajak Jimmy untuk bertemu, kita makan siang bersama. Aku juga ingin mengenalkan seseorang padamu? "

" Hah, apakah dia seorang wanita? kalian kenal dimana? apakah sudah membicarakan pernikahan? berapa usianya? Apakah dia cantik? "

Satya mengernyitkan alis mendengar semua pertanyaan yang dilontarkan sang adik

" Stop!

Kamu berisik sekali. Pertanyaan mu begitu bertubi - tubi. Bagaimana aku bisa menjawabnya?

Nanti juga kamu akan bertemu dengannya, jadi kamu bisa menilainya sendiri dan tanyakan sendiri pertanyaan mu padanya. Kakak pusing mendengar semua pertanyaan mu yang begitu banyak! "

Satya pergi meninggalkan adiknya yang masih diliputi dengan rasa penasaran yang tinggi.

" Kakak, mau kemana? Aku belum selesai! Jawab dulu pertanyaan aku! "

" Berisik! "

Meskipun Nadia terus berteriak tapi Satya tetap tidak mempedulikan sang adik