Chapter 141 Ayah terposesif

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Sebelumnya Nadia sudah mengirim pesan kepada Jimmy saat di perjalanan menuju restoran

Nadia :

" Sayang, aku dan Risti pergi makan siang bersama Jodi. Tadi dia mengajak kami makan bersama "

Jimmy :

" Pilihlah makanan yang paling mahal "

Nadia tersenyum ketika membaca pesan teks dari Jimmy. "Dasar orang ini. 2Ku kira dia akan marah dan melarangku pergi " Gumamnya sambil menatap keluar melalui kaca jendela mobil

Setelah beberapa lama, tibalah mereka di sebuah restoran yang sepertinya cukup mahal dengan interior bernuansa Eropa

" Silahkan duduk nona - nona! " Jodi mempersilakan Nadia dan Risti duduk

" Kalian ingin pesan apa? "

Risti dan Nadia sedang melihat menu di temani seorang pelayan restoran yang sedang menunggu untuk mencatat pesanan mereka

" Aku tidak tahu, tolong bawakan saja makanan yang paling enak dan paling mahal dari restoran ini! " Kata Nadia dengan nada angkuhnya, Risti hanya tersenyum

" Baik nona! "

" Tidak apa kan pak Jodi? Maaf karena saya tidak terbiasa dengan makanan murahan! "

Nadia berkata dengan nada sombong dan wajah sinisnya

" Owh tentu saja tidak papa. Aku yang mengundang kalian makan, jadi kalian bisa pilih makanan apa pun yang kalian mau! "

Drrt drrrt

ponsel Nadia berdering. Dan itu panggilan dari Gina

" Maaf sebentar!

Saya terima telepon dulu! "

Jodi mengangguk dan mempersilakan Nadia. Nadia pun berdiri dan sedikit menjauh dari Jodi

" Halo,,

Apa kamu sudah pergi ke kota C? "

Terdengar suara Gina dari seberang telepon

"Iya, saya sudah mengikuti rapatnya, mereka setuju mengikuti pengaturan kita! Mungkin untuk model iklan, mereka yang akan mengaturnya! Mereka juga ingin bertemu denganmu! "

Nadia menjelaskan dengan begitu tenang

" Bagus kalau begitu. Belum saatnya bertemu denganku. Sekarang aku mau Jimmy mulai masuk ke perusahaan itu dan mulai permainannya "

" Baiklah, akan ku katakan padanya! Sampai nanti! " Nadia menutup panggilan dan kembali ke meja Jodi dan Risti

Mereka menikmati makan siang mereka dengan tenang

" Maaf nona Nadia bolehkan saya menanyakan satu persoalan pribadi? Mungkin ini terdengar sedikit tidak sopan! "Jodi terlihat ragu saat ingin mengajukan pertanyaan

" Iya silahkan! "

" Apakah nona sudah memiliki kekasih? "

Nadia hanya tersenyum setelah beberapa lama barulah dia membuka suara " Saya tidak punya kekasih,,, " Ekspresi Jodi menjadi cerah dan tampak berbinar. Risti menoleh ke arah Nadia dan menyipitkan mata. " Tapi saya punya tunangan dan berencana untuk segera menikah! "

Jederr

seperti ada petir yang menyambar. Wajah cerah yang tadi terlihat di pada Jodi, seketika berubah suram

" Apa? Tunangan? Jadi dia akan segera menikah? Huh, sungguh sayang sekali " Gumam Jodi

Setelah selesai makan. Nadia dan Risti pun langsung pamit untuk meninggalkan tempat itu

" Terimakasih pak Jodi, karena anda sudah mentraktir kami makan siang. Kami permisi karena harus kembali lagi ke kota A sekarang! "

" Sama - sama. Senang bisa menghabiskan makan siang bersama kalian! "

Mereka saling berjabat tangan kemudian pergi meninggalkan restoran

" Cih,, sungguh pria yang bermuka dua. Bagaimana bisa dia menarik perhatian para gadis dengan mulut manisnya itu?

Apa wanita yang mau bersama dengannya itu buta? hingga tidak bisa membedakan pria mata keranjang seperti dia! "

Risti kesal karena tatapan Jodi tadi selalu terarah kepada mereka berdua. Layaknya binatang buas yang ingin menerkam mangsa

" Sudahlah, kalaupun kamu jatuh cinta padanya, kamu pun akan dibutakan oleh cinta " Nadia tersenyum menyindir Risti

" Huh menyebalkan! "

===========

Gina telah perbolehkan keluar dari rumah sakit. Keluarga mereka telah menunggu di West Residen, rumah Yudha dan Gina.

Kamar bayi pun telah di renovasi. Tapi karena tidak ingin jauh dari bayi kembarnya, jadi mereka tetap akan tidur dikamar orang tuanya dengan menggunakan box bayi.

" Gina, apa kalian tidak akan menggunakan baby sitter? " Nenek Julia yang sedang menggendong Jingga, bertanya dengan lembut kepada cucu menantunya

" Ku rasa, aku ingin mencoba membesarkan mereka sendiri. Lagi pula, Yudha bisa membantuku. Jadi selama itu baik - baik saja. Kami akan melakukannya sendiri. Jika nanti kami kewalahan, barulah kami akan memakai jasa baby sitter "

Nenek Julia dan yang lainnya pun menganggukkan kepala, mengerti dengan apa yang dikatakan Gina

" Lihatlah, Biru begitu tenang digendongan ayahnya. Dia sepertinya sangat menikmati di gendong Yudha " Kakek Wijaya berbicara dengan begitu kagum saat melihat cucunya yang dingin menggendong Biru

" Tentu saja kakek. Dia kan ayah yang sempurna. Dia akan jadi ayah terbaik bagi Biru dan Jingga . Dia juga akan menjadi ayah terposesif bagi mereka "

Semua orang tertawa mendengar perkataan Gina. karena mereka tahu, sebagaimana pun dinginnya Yudha. Dia akan bertingkah over protectif jika mengenai Gina dan anak - anaknya.