Chapter 81 BAB 81

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sesampainya Ricko di perusahaan, Rossa sudah menunggunya di lobby. Saat Ricko masuk ke pintu utama perusahaannya, tiba - tiba Rossa memeluk lengannya dan ikut berjalan menuju lift.

"Ada apa lagi?" Tanya Ricko sambil memencet tombol lift setelah melepas tangan Rossa.

"Aku ingin kita balikan sayang. Aku mohon... Aku masih mencintaimu." Jawab Rossa dengan manjanya.

"Aku tidak mau. Bukankah kemarin aku sudah menjelaskannya padamu. Aku sudah menikah dan akan mengadakan pesta beberapa bulan lagi." Balas Ricko tegas.

"Kamu pasti bohong kan Rick? Aku baru 3 bulan ke luar negri. Kamu tiba - tiba menikah? Apa kamu menghamili anak orang?" Tanya Rossa tak percaya.

"Kalau iya kenapa? Bukan urusanmu. Pergilah! Aku harus bekerja." Usir Ricko dan masuk ke dalam lift yang terbuka tepat pada waktunya. Rossa mengikutinya.

"Kamu selingkuh dariku Rick?" Tanya Rossa masih penasaran kenapa Ricko tiba - tiba menikah dengan orang lain.

"Hei bukankah yang selingkuh itu kamu? Sudahlah Ros.. di antara kita sudah tidak ada apa - apa lagi. Jadi jangan ganggu aku lagi." Jawab Ricko.

Setelah itu pintu lift terbuka dan Ricko keluar meninggalkan Rossa di dalam lift. Rossa kembali turun dan keluar dari perusahaan.

Setelah masuk ke dalam mobilnya, Rossa mengeluarkan ponsel dari tasnya lalu menelpon seseorang.

Rossa : "Hallo... aku ada tugas untukmu!"

X : "Apa itu?"

Rossa : "Buntuti Ricko Argadinata kemanapun dia pergi sampai kamu mengetahui siapa wanita di sisinya!"

X : "Beres. Jangan lupa DP!"

Rossa : "Kirimkan nomor rekeningmu. Aku akan mentransfernya sekarang!"

Setelah Rossa menutup telpon, pemberitahuan tanda pesan masuk berbunyi. Rossa pun membukanya dan mentransfer sejumlah uang pada nomor rekening Mr. X.

Siang hari setelah bosan menonton televisi, Intan pergi ke halaman belakang untuk menghirup udara segar. Karena disana banyak pohon rindang dan berbagai macam tanaman bunga. Sedangkan Sita ingin tidur siang di kamarnya.

Saat Intan mendongak, ia melihat buah mangga bergelantungan di pohonnya. Tiba - tiba air liurnya keluar dan berkumpul di dalam mulutnya.

"Uuuh... bikin rujak mangga kayaknya enak banget nich. Tapi gimana ngambilnya ya?" Gumam Intan sambil cemberut.

"Ada yang bisa di bantu Mbak?" Tanya Bi Sumi pembantu yang ada di rumah Pak Bambang.

"Saya mau mangga itu Bi..." Jawab Intan sambil menunjuk mangga di atas pohon.

"Tenang Mbak. Sebentar saya panggilkan Kang Tedjo di depan." Balas Bi Sumi.

"Siapa itu Bi?" Tanya Intan ingin tahu.

"Security. Hihihi" Jawab Bi Sumi sambil meringis. Intan pun mengacungkan kedua jempolnya pada Bi Sumi dan tersenyum senang.

Tidak berapa lama Kang Tedjo masuk ke kebun halaman belakang lalu memanjat pohon mangga.

"Mau yang sebelah mana Mbak?" Tanya Kang Tedjo pada Intan.

"Yang atas itu Kang. Naik sedikit ya?" Jawab Intan sambil menunjuk mangga di atas Kang Tedjo.

"Yang ini aja ya Mbak, biar gampang ngambilnya?" Ujar Kang Tedjo pada Intan.

"Nggak mau. Aku maunya yang di atas itu Kang..." Balas Intan. Kang Tedjo pun manjat lagi hendak mengambil mangga yang di maksud Intan.

"Alamaaaak... semutnya banyak amat yak?" Gumam Kang Tedjo. Ia pun segera memetik mangga itu dan semutnya berlarian ke tangannya.

"Sini Kang lempar!" Ujar Bi Sumi yang menunggu di bawah. Kang Tedjo pun melempar mangga itu ke bawah tepatnya ke arah Bi Sumi. Sumi menerimanya dan kaget jejeritan.

"Ya ampun banyak amat semutnya kyaaaak!" Jerit Bi sumi lalu membuang mangga itu ke tanah sambil mencak - mencak. Intan tertawa terpingkal - pingkal sambil memegangi perutnya.