Chapter 76 BAB 76

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Setelah persiapan pemotretan selesai, Intan di ajak ke ruang make up dan ganti kostum. Begitu juga Ricko di ajak ke ruang sebelah Intan untuk berganti pakaian. Para pegawai lainnya melanjutkan persiapan dekorasi, properti dan background.

Setelah semuanya siap, pemotretan pun di mulai. Pemotretan pertama menggunakan tema action seperti yang di minta Ricko. Ricko memakai jas lengkap warna hitam. Begitu juga dengan Intan memakai dress mini warna hitam. Dari dua puluh kali pengambilan gambar hanya dua yang paling bagus dan bisa di cetak karena Intan tidak suka dengan tema yang di ambil Ricko, sehingga ekspresinya tidak ada yang bagus.

"Kenapa kamu nggak serius?" Tanya Ricko pada Intan saat sudah selesai pengambilan gambar.

"Kan aku sudah bilang, aku nggak suka temanya." Jawab Intan cemberut.

"Silahkan dilihat dulu hasilnya." Ucap pegawai studio menawarkan. Ricko dan Intan pun melihat hasilnya.

Foto pertama Ricko dan Intan saling berhadapan di samping mobil hitam yang pintunya terbuka. Intan menaikkan kaki kanannya ke pijakan mobil, dengan satu tangan Intan di dada Ricko dan tangan lainnya di pinggang Ricko. Ricko memandang wajah Intan dengan tangan kanan memegang pinggang Intan dan tangan kirinya di paha Intan.

Foto kedua hampir sama dengan foto pertama. Hanya saja kali ini pandangan mereka melihat ke arah kamera se olah - olah melihat musuh.

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1577899520018.jpg-original600webp?sign=3923ef24420f64b01af35e714ead763e&t=5e72b600)

---

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1577899520014.jpg-original600webp?sign=9881bb619940acf1cc1685fe241b7a2c&t=5e72b600)

Setelah itu Intan dan Ricko berganti kostum untuk pemotretan tema yang kedua seperti yang di inginkan Intan. Dimana Ricko berperan sebagai dokter dan Intan sebagai perawat. Intan sangat senang dengan tema yang ia pilih, sehingga ekspresinya sangat mendukung dalam pemotretan. Tapi beda lagi dengan Ricko. Ia benar - benar tidak serius, membuat Intan ingin tertawa terus menerus.

"Mas. kamu lucu. Hahaha." Seru Intan sambil tertawa saat pemotretan sudah selesai. Ricko hanya tersenyum garing lalu melihat hasilnya bersama Intan.

Foto pertama Intan tengah tersenyum lebar memeluk lengan Ricko yang sedang menaruh stetoskop di dahinya.

Foto kedua Intan berpose sendiri dengan berkacak pinggang dan Ricko memandanginya dari samping. Ricko tertawa sendiri setelah melihat fotonya.

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1577899520022.jpg-original600webp?sign=9e9c0f51799700294367a3c6d07daf9c&t=5e72b600)

---

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1577899520020.jpg-original600webp?sign=798d0125dd7b8673e2079e9f821c40b4&t=5e72b600)

Akhirnya pengambilan foto prewedding pun berjalan dengan lancar. Intan dan Ricko sangat puas dengan hasilnya. Setelah menjalani pemotretan selama empat jam, Ricko dan Intan merasa sangat lapar. Dalam perjalanan pulang Ricko membelokkan mobilnya ke restoran terdekat untuk mengisi perut mereka yang sedang kelaparan.

1 Minggu kemudian

Ricko dan Intan sedang mengepak pakaian untuk mengunjungi Pak Bambang dan Bu Sofi di Singapura besok. Intan sangat senang karena ini pertama kalinya ia akan naik pesawat dan menginjakkan kakinya di luar negri.

"Mas... berapa hari kita disana?" Tanya Intan untuk mempersiapkan berapa pakaian yang akan ia bawa.

"Dua hari. Kita tidak bisa lama - lama disana. Aku masih harus bekerja." Jawab Ricko yang memperhatikan Intan sedang heboh sendiri karena terlalu senang.

"Yaaaah... aku kira satu minggu Mas..." Balas Intan kecewa.

"Kamu pengen liburan?" Tanya Ricko pada Intan.

"Hmmmm. Kamu tidak pernah mengajakku liburan dan piknik." Jawab Intan sedih.

"Minggu depan saja. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat." Ujar Ricko.

"Kemana?" Tanya Intan penasaran.

"Rahasia. Kalau sudah selesai cepat tidur. Besok kita berangkat pagi." Jawab Ricko lalu membaringkan tubuhnya dan menarik selimutnya. Intan pun mempercepat pekerjaannya supaya bisa segera tidur.

Ke esokan harinya Ricko dan Intan pergi ke bandara menggunakan taksi. Intan merasa deg - deg an sekaligus senang. Ini pengalaman pertamanya menaiki pesawat. Saat Ricko menggandeng tangan Intan, Ricko merasakan tangan Intan sangat dingin.

"Kamu kenapa?" Tanya Ricko. Intan meringis garing.

"Aku takut. Jantungku berdebar dari tadi."

Jawab Intan.

"Ada aku. Tenang saja." Balas Ricko sambil tersenyum dan tetap menggandeng tangan Intan hingga naik ke dalam pesawat.

Di dalam pesawat, Intan memeluk lengan Ricko dengan sangat erat dan menyandarkan kepalanya pada bahu Ricko. Ia merasa sedikit mual karena terlalu gugup. Ini pertama kalinya Intan naik pesawat terbang.