Chapter 31 BAB 31

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Jam 11 malam Ricko baru sampai di rumah Pak Ramli. Semua lampu di rumah itu sudah mati pertanda penghuni rumah sudah tidur. Seperti biasa Ricko menelpon Intan. Tidak berapa lama Intan pun muncul dari balik pintu ruang tamu.

"Malam banget Mas pulangnya?" Tanya Intan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Iya hari ini banyak urusan yang harus di selesaikan. Ayo pulang sekarang." Ajak Ricko.

"Apa nggak menginap disini saja Mas? Ini udah malam banget lo..." Ujar Intan menyarankan.

"Enggak. Kita pulang aja." Tolak Ricko tegas.

Intan pun menuruti kemauan Ricko. Ia membangunkan adiknya si Johan untuk mengunci pintu ketika Intan dan Ricko pulang.

Dalam perjalanan pulang Intan tidak kuat menahan kantuknya. Jadi ia tertidur di dalam mobil. Ricko melihatnya dan tersenyum lalu mengelus rambut Intan.

"Maaf sudah telat menjemputmu..." Ucap Ricko pelan. Tentu saja Intan tidak mendengarnya.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Ricko menggendong Intan yang tertidur lelap ke kamar lantai bawah. Lalu ia pergi ke kamarnya di lantai atas untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah itu ia kembali ke kamar Intan dan tidur di samping Intan. Ia mencium kening dan pipi Intan lalu memeluknya.

Pagi harinya Intan bangun dan merasakan berat dan panas di sekitar tubuhnya. Ia pun membuka matanya dan melihat tangan Ricko memeluknya. Lalu ia menyentuh kening Ricko dan Intan merasakan panas yang tidak biasa.

'Sepertinya dia sakit.' Batin Intan.

Intan pun menyingkirkan tangan Ricko dari tubuhnya pelan - pelan. Lalu ia bangun mengambil air hangat dan sapu tangan untuk mengompresnya. Ricko yang merasakan ada benda basah di keningnya segera membuka matanya. Ia melihat Intan sedang mengompresnya.

"Kamu sakit Mas?" Tanya Intan khawatir.

"Enggak." Jawab Ricko singkat.

"Tapi kamu demam?" Tanya Intan khawatir.

"Nanti juga sembuh sendiri. Kamu libur sekolah kan hari ini?" Tanya Ricko.

"Iya Mas." Jawab Intan.

"Ayo temani aku tidur lagi." Ujar Ricko sambil menarik tangan Intan. Intan pun berbaring telentang di samping Ricko. Ricko memeluknya dengan erat dan menempelkan hidungnya di leher Intan. Intan merasa tidak nyaman dan geli.

"Geli Mas..." Kata Intan sambil memiringkan kepalanya kegelian. Ricko pun tersenyum nakal. Ia menjulurkan lidahnya lalu menjilat leher Intan. Tubuh Intan tersentak kaget. Ini pertama kalinya ia di perlakukan seperti ini oleh seorang laki - laki.

"Aaaahh Mas Ricko mau ngapain?" Desah Intan lalu mendorong tubuh Ricko. Tapi Ricko memeluknya dengan erat sehingga Intan tidak bisa bergerak.

"Kenapa?" Tanya Ricko lirih.

"Geli. Lepaskan aku Mas!" Pinta Intan. Ricko tetap memeluknya dan tidak mau melepaskannya. Ia bisa merasakan jantung Intan berdetak sangat kencang.

"Ayo tidur!" Ajak Ricko lalu memejamkan matanya.

"Nggak. Aku harus masak!" Ujar Intan menolak.

"Delivery aja." Ucap Ricko dengan mata terpejam.

"Mas Ricko nggak kerja?" Tanya Intan.

"Enggak. Aku ingin bersantai di rumah seharian. Lagian kalau aku kerja siapa yang nemenin kamu di rumah? Ayo tidur." Balas Ricko. Intan tidak punya alasan lagi untuk menolak. Terpaksa ia berbaring lagi menemani Ricko tidur meskipun matanya tidak mengantuk. Ia memejamkan matanya. Tidak berapa lama Intan merasakan tangan Ricko naik ke dadanya. Intan pun menurunkan tangan itu pelan - pelan. Beberapa detik kemudian tangan itu naik lagi ke dada Intan. Dan lagi - lagi Intan menurunkannya. Ricko mengulanginya lagi dan Intan semakin geram dengan kelakuan Ricko.