Chapter 24 BAB 24

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Malam hari karena sudah terbiasa tidur seranjang dengan Intan, kini Ricko tidak betah tidur di kamarnya sendiri. Dari tadi ia sudah berusaha memejamkan matanya tapi tidak bisa tidur juga. Ia sudah mencoba berbagai posisi dari telentang, tengkurep, meluk guling, miring kanan, miring kiri, tapi tetap saja ia tidak bisa tidur.

Akhirnya ia bangun lalu menuruni tangga dan membuka pintu kamar Intan yang memang tidak pernah di kunci. Ia melihat Intan yang tidur telentang dengan nyenyaknya. Ia pun mendekati ranjang Intan lalu merebahkan tubuhnya di samping Intan. Seperti biasa ia mengamati Intan dari atas hingga kebawah. Saat matanya sampai di dada Intan ingin sekali Ricko menyentuh benda itu tapi ia selalu menahannya. Karena setiap tidur Intan selalu melepas bra nya untuk menjaga kesehatan payudaranya sehingga menonjollah puncak dadanya dari balik piyamanya.

"Selamat malam istriku..." Ucap Ricko pelan lalu mengecup kening Intan. Setelah itu ia memasukkan tubuhnya ke dalam selimut yang di pakai Intan.

Ke esokan hari nya seperti biasa Intan bangun jam 4 pagi untuk memasak sebelum berangkat ke sekolah. Ia membuka matanya lalu menggeliat dan menoleh ke samping betapa kagetnya ia saat melihat Ricko tidur di ranjangnya. Ia pun mencoba mengingat kejadian sebelum tidur dan ia ingat betul kalau Ricko tidak tidur di kamarnya. Tapi kenapa ketika bangun Ricko sudah tidur di sampingnya.

Intan pun bangun lalu menguncir rambutnya dan masuk ke kamar mandi mencuci mukanya untuk menghilangkan rasa kantuk. Setelah itu ia keluar kamarnya menuju dapur meninggalkan Ricko yang tidur nyenyak di kamarnya.

Intan memasak seperti biasanya. Ia rela dan ikhlas memasak untuk Ricko. Ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta berawal dari perut naik ke hati. Artinya ketika seseorang dihidangkan makanan yang dipadu dengan "bumbu" kasih sayang, akan muncul rasa cinta usai menyantap nikmatnya menu tersebut. Mungkin itu yang terjadi pada Ricko saat ini.

Setelah menaruh masakannya, kopi, dan susu di meja makan, Intan kembali ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Ia melihat Ricko masih belum bangun juga. Intan pun membangunkannya.

"Mas... Mas Ricko bangun... " Panggil Intan sambil menggoyang - goyang tubuh Ricko. Ricko pun berusaha membuka matanya.

"Ada apa?" Tanya Ricko sambil memicingkan matanya karena silau cahaya lampu.

"Bangun... Sudah pagi. Aku mau mandi." Jawab Intan sambil merapikan selimut yang di pakai Ricko.

"Aku akan bangun setelah kamu mandi. Aku masih mengantuk." Balas Ricko lalu memeluk guling dan tidur lagi.

"Kenapa Mas Ricko bisa tidur disini?" Tanya Intan. Ricko tidak menjawabnya karena sudah tertidur lagi. Intan pun mengambil handuk dan seragamnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi dan berganti pakaian di dalam kamar mandi, Intan keluar dari dalam kamar mandi. Ia duduk di meja rias menyisir rambutnya, memakai bedak, lip balm, dan lotion serta menyemprotkan parfum pada bajunya. Setelah itu ia membangunkan Ricko lagi.

"Mas... Bangun sudah siang lo..." Ucap Intan membangunkan Ricko dengan menepuk pipi Ricko dengan pelan. Ricko mencium bau wangi pada tangan Intan. Ia pun membuka matanya dan melihat Intan sudah siap berangkat sekolah.

"Kenapa Mas Ricko bisa tidur disini?" Tanya Intan sambil memakai jam tangannya.

"Aku tidak bisa tidur di kamarku. Jadi aku kesini." Jawab Ricko dengan suara serak khas bangun tidur.