Chapter 22 BAB 22

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sore hari Intan pulang kembali ke rumah Ricko. Setelah berganti pakaian Intan menyiram bunga dan tanaman yang lainnya di halaman depan rumah Ricko. Tidak berapa lama mobil Ricko datang dan masuk ke garasi. Ricko keluar dari mobilnya dan melihat Intan sedang menyiram tanaman. Ia pun tersenyum senang. Setelah itu ia pergi ke kamarnya berganti pakaian lalu duduk di kursi teras rumah sambil memperhatikan Intan yang tengah menyiram tanaman.

Setelah mematikan kran air dan menggulung selangnya, Intan duduk di samping Ricko. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lalu menggeliat semaksimal mungkin. Ricko yang melihatnya tersenyum geli.

"Capek?" Tanya Ricko.

"Hmmmm." Jawab Intan sambil memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi lalu menengadah ke atas.

"Sini aku pijitin." Tawar Ricko sambil menarik tangan Intan.

"Nggak usah Mas. Makasih" Tolak Intan melepas tangan Ricko.

"Kenapa?" Tanya Ricko.

"Geli." Jawab Intan.

"Beneran nggak mau nich?" Tanya Ricko lagi. Intan mengangguk.

"Ayo mandi. Sudah sore." Ajak Ricko sambil berdiri. Intan pun mengikuti Ricko masuk ke dalam rumah.

Setelah Intan mandi dan berganti pakaian, lalu ia menyisir rambutnya dan mendengar bel rumah berbunyi. Ia pun keluar kamar untuk membuka pintu ruang tamu. Tampaklah wajah Romi yang tersenyum manis saat melihat Intan yang membuka pintu.

"Hai..." Sapa Romi sambil melambaikan tangannya.

"Mas Romi ya?" Tanya Intan mengingat pernah bertemu Romi di perusahaan Ricko.

"Yup betul. Boleh aku masuk?" Tanya Romi canggung karena Intan mengajaknya bicara di depan pintu.

"Oh iya maaf. Silahkan masuk Mas." Jawab Intan mempersilahkan masuk. Saat Romi akan duduk di sofa, Ricko turun dari tangga dan melihat Romi di rumahnya.

'Ngapain tu anak kesini?' Batin Ricko geram. Ia pun menghampiri Romi yang duduk di ruang tamunya.

"Mau minum apa Mas?" Tanya Intan sebelum pergi ke dapur.

"Apa aja boleh." Jawab Romi sambil tersenyum dan memandang Intan. Ricko yang melihat Romi memandang Intan seperti itu tentu saja tidak suka.

"Air putih saja! Romi suka minum air putih." Sahut Ricko. Intan pun mengangguk lalu pergi.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Ricko pada Romi saat Intan sudah pergi.

"Hei apa yang salah? Biasanya aku juga main kesini kan? Aku mau mengenal Intan biar lebih dekat lagi." Jawab Romi tersenyum nakal.

"Nggak boleh. Aku sudah bilang dia istriku. Jangan dekati dia!" Balas Ricko sewot.

"Hei dia masih sekolah kan? Nggak mungkin boleh menikah. Kalau tahu pihak sekolah dia bisa dikeluarkan. Bukankah kamu masih pacaran sama Rossa? Kalau memang kamu sudah menikah dengan Intan mana surat nikahmu? Aku pengen lihat sekarang!" Tantang Romi sambil menyodorkan telapak tangannya. Itu membuat Ricko sakit kepala karena surat nikahnya belum jadi sampai sekarang.

"Surat nikah belum jadi. Udah ya mending kamu pulang. Dia harus belajar besok ujian." Usir Ricko.

"Tuh kan kamu bohong? Kamu nggak bisa nunjukkin ke aku kalo Intan istrimu." Balas Romi. Ketika Ricko akan membalas kata - kata Romi, Intan datang dengan 2 cangkir kopi. Setelah menaruh kopi di meja ruang tamu, Intan masuk ke kamarnya. Romi memperhatikan itu.

"Tu lihat? Kalo suami istri itu tidurnya sekamar. La ini dia tidur di kamar bawah. Aku kan tahu kamarmu di atas Rick." Ucap Romi. Ricko pun kehabisan kata - kata. Ia tidak bisa membuktikan ke Romi kalau Intan istrinya. Ia hanya bisa memijat celah di antara kedua alisnya.